Anyang-anyangan, atau disuria, adalah kondisi yang ditandai dengan rasa nyeri, perih, atau tidak nyaman saat buang air kecil. Meskipun seringkali bersifat sementara dan disebabkan oleh infeksi saluran kemih (ISK) ringan, menunda penanganan atau membiarkan kondisi ini berlarut-larut dapat menimbulkan serangkaian akibat serius bagi kesehatan. Memahami potensi risiko ini sangat penting untuk mendorong tindakan pencegahan dan pengobatan yang cepat.
Gambar ilustrasi mengenai iritasi pada saluran kemih.
Perkembangan Infeksi yang Lebih Parah
Penyebab paling umum dari anyang-anyangan adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK), yang biasanya terjadi ketika bakteri (seperti E. coli) masuk ke uretra dan mulai berkembang biak di kandung kemih. Jika anyang-anyangan yang Anda rasakan diabaikan, bakteri tersebut tidak akan hilang dengan sendirinya. Sebaliknya, mereka akan terus bereplikasi, memperparah peradangan pada lapisan kandung kemih (sistitis).
Ketika peradangan semakin parah, gejala akan meningkat intensitasnya, termasuk peningkatan frekuensi buang air kecil, urin yang keruh atau berbau menyengat, hingga munculnya darah dalam urin (hematuria). Mengabaikan sistitis akut berpotensi membuka pintu bagi komplikasi yang lebih mengkhawatirkan.
Risiko Infeksi Menyebar ke Ginjal (Pielonefritis)
Inilah komplikasi paling serius dari anyang-anyangan yang dibiarkan terlalu lama. Jika infeksi bakteri dari kandung kemih berhasil naik melalui ureter menuju ginjal, kondisi yang disebut pielonefritis akan terjadi. Pielonefritis adalah infeksi ginjal yang memerlukan perhatian medis segera dan intensif.
Gejala pielonefritis jauh lebih sistemik dan berat daripada sekadar anyang-anyangan. Penderitanya biasanya mengalami:
- Demam tinggi dan menggigil yang datang tiba-tiba.
- Nyeri hebat di punggung bagian bawah atau samping (pinggang).
- Mual dan muntah.
- Kelelahan ekstrem.
Infeksi ginjal yang tidak diobati dapat menyebabkan kerusakan permanen pada jaringan ginjal, yang pada kasus ekstrem dapat mengakibatkan gagal ginjal akut atau bahkan sepsis—infeksi yang menyebar ke aliran darah dan mengancam jiwa.
Dampak pada Kualitas Hidup dan Psikologis
Akibat lain dari anyang-anyangan kronis atau berulang adalah penurunan signifikan dalam kualitas hidup sehari-hari. Rasa sakit saat buang air kecil menciptakan siklus kecemasan. Seseorang mungkin mulai menahan kencing karena takut akan rasa sakit yang akan datang. Menahan kencing dalam jangka waktu lama justru memperburuk kondisi, karena urin yang tertahan menjadi tempat berkembang biak yang ideal bagi bakteri.
Kebutuhan untuk sering buang air kecil, bahkan hanya untuk mengeluarkan sedikit urin yang menyakitkan, akan mengganggu tidur (nokturia) dan konsentrasi saat bekerja atau beraktivitas sosial. Ketidaknyamanan yang konstan ini juga dapat memicu stres kronis dan kecemasan terkait kesehatan.
Potensi Komplikasi Jangka Panjang Lainnya
Selain risiko langsung pada ginjal, anyang-anyangan yang berulang atau kronis juga dapat memicu masalah kesehatan jangka panjang lainnya, terutama pada kelompok rentan seperti wanita hamil atau lansia:
- Kerusakan Kandung Kemih: Peradangan kronis dapat menyebabkan kandung kemih menjadi kurang elastis atau sensitif secara permanen.
- Resistensi Antibiotik: Jika pengobatan awal tidak tuntas karena gejala mereda, bakteri dapat mengembangkan resistensi terhadap antibiotik tertentu, membuat pengobatan infeksi di masa depan menjadi lebih sulit dan memerlukan antibiotik spektrum luas.
- Pembentukan Batu Ginjal: Meskipun bukan penyebab langsung, infeksi kronis dan perubahan komposisi urin dapat menjadi faktor risiko dalam pembentukan batu saluran kemih.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Jangan pernah menganggap remeh anyang-anyangan. Jika gejala tidak membaik dalam waktu 24 hingga 48 jam setelah minum banyak air, atau jika muncul salah satu gejala peringatan di bawah ini, segera konsultasikan dengan tenaga medis profesional:
- Nyeri hebat di punggung atau pinggang.
- Demam dan menggigil.
- Muntah atau mual.
- Darah dalam urin (urin berwarna merah muda, cokelat, atau keruh pekat).
- Sulit buang air kecil sama sekali.
Penanganan dini dengan diagnosis yang tepat—yang mungkin melibatkan tes urin—adalah kunci untuk mencegah akibat anyang-anyangan terlalu lama berkembang menjadi kondisi yang mengancam fungsi organ vital seperti ginjal.