Representasi visual kekuatan darat.
Angkatan Darat Uni Soviet (disebut juga Tentara Merah atau kemudian Tentara Soviet) adalah salah satu kekuatan militer darat terbesar dan paling berpengaruh di dunia sepanjang abad ke-20. Dibentuk dari puing-puing Kekaisaran Rusia setelah Revolusi Oktober, kekuatan ini berkembang pesat menjadi mesin perang yang mampu menghadapi ancaman terbesar dari Barat. Struktur, doktrin, dan skala operasionalnya menjadikannya subjek studi penting dalam sejarah militer modern.
Sejak awal pembentukannya, filosofi Angkatan Darat Uni Soviet didasarkan pada ideologi Marxisme-Leninisme dan kebutuhan mutlak untuk mempertahankan kekuasaan Bolshevik. Leo Trotsky memainkan peran krusial dalam membangun struktur militer yang terpusat dan disiplin. Selama Perang Saudara Rusia, Tentara Merah berjuang melawan pasukan Putih yang didukung oleh kekuatan asing. Keberhasilan mereka bukan hanya karena superioritas jumlah, tetapi juga karena komitmen ideologis yang kuat dan kemampuan logistik yang cepat beradaptasi dalam kondisi yang kacau balau.
Periode antar perang menyaksikan upaya besar untuk memodernisasi kekuatan. Mengambil pelajaran dari Perang Dunia I, para komandan Soviet mulai mengembangkan doktrin operasi mendalam (*deep operation*). Doktrin ini menekankan pada serangan beruntun oleh kelompok lapis baja dan infanteri yang didukung oleh artileri berat dan penerbangan taktis, bertujuan untuk menembus garis pertahanan musuh secara cepat dan menghancurkan cadangan strategis mereka jauh di belakang garis depan. Meskipun sempat mengalami guncangan hebat akibat Pembersihan Besar-besaran di bawah Stalin, dasar-dasar doktrin ini tetap menjadi cetak biru utama.
Titik balik terbesar bagi Angkatan Darat Uni Soviet terjadi selama invasi Nazi Jerman pada tahun 1941, yang dikenal di Rusia sebagai Perang Patriotik Raya. Fase awal perang brutal, ditandai dengan kerugian wilayah dan personel yang masif. Namun, kemampuan industri Soviet untuk memindahkan pabrik ke timur pegunungan Ural, ditambah dengan ketahanan pasukan di garis depan, memungkinkan mereka untuk membalikkan keadaan. Produksi massal tank T-34 yang revolusioner dan penggunaan artileri yang masif terbukti menentukan dalam pertempuran ikonik seperti Stalingrad dan Kursk.
Setelah tahun 1943, Tentara Merah mulai mendominasi medan perang Eropa Timur. Mereka mendorong mundur Wehrmacht hingga ke Berlin. Operasi mereka menjadi semakin terkoordinasi, menunjukkan penguasaan mereka terhadap manuver lapis baja skala besar. Pada akhir konflik, Angkatan Darat Uni Soviet telah menjadi kekuatan darat terbesar di dunia, menduduki sebagian besar Eropa Timur.
Setelah kemenangan Perang Dunia II, Tentara Merah diorganisasi ulang menjadi Angkatan Darat Soviet dan menjadi pilar utama Pakta Warsawa. Fokus beralih ke pencegahan perang melawan NATO. Meskipun keseimbangan kekuatan nuklir menjadi faktor pencegah utama, kekuatan konvensional Soviet harus tetap tangguh, siap untuk memenangkan perang konvensional jika terjadi konflik di Eropa. Mereka mempertahankan jumlah tank, artileri, dan personel yang sangat besar.
Namun, kebutuhan untuk mempertahankan pasukan besar di banyak front, ditambah dengan penekanan berlebihan pada kuantitas daripada kualitas teknologi spesifik, mulai menimbulkan tantangan struktural. Intervensi di Afghanistan menjadi ujian berat yang memperlihatkan kesulitan adaptasi doktrin mereka terhadap perang asimetris dan kontra-pemberontakan, sangat kontras dengan pengalaman mereka di dataran terbuka Eropa.
Keruntuhan Uni Soviet secara resmi mengakhiri eksistensi Angkatan Darat Uni Soviet. Kekuatan ini terpecah menjadi angkatan bersenjata negara-negara penerus, terutama Angkatan Darat Federasi Rusia. Warisan mereka—termasuk doktrin operasional, desain peralatan militer yang tangguh, dan pengalaman tempur yang luas—terus memengaruhi kekuatan militer global hingga saat ini, menjadikannya salah satu eksperimen militer terbesar dalam sejarah modern.