Ilustrasi Tiga Buah Kurma Gambar vektor sederhana yang menampilkan tiga buah kurma Medjool berwarna cokelat di atas permukaan yang datar.

Anjuran Berbuka dengan Kurma: Manfaat dan Keutamaan dalam Islam

Ketika matahari terbenam dan panggilan Maghrib bergema, umat Islam di seluruh dunia bersiap untuk membatalkan puasa mereka. Di antara berbagai pilihan makanan dan minuman, ada satu amalan yang sangat dianjurkan dan memiliki landasan kuat dalam tradisi Nabi Muhammad ﷺ, yaitu memulai berbuka dengan mengonsumsi kurma. Tindakan sederhana ini bukan sekadar kebiasaan, melainkan sebuah sunnah yang sarat akan hikmah kesehatan dan spiritual.

Mengapa Kurma Menjadi Pilihan Utama?

Sunnah Nabi Muhammad ﷺ secara eksplisit menyebutkan bahwa berbuka puasa sebaiknya diawali dengan kurma, atau jika kurma tidak tersedia, dengan air putih. Keutamaan ini berakar pada pengetahuan beliau tentang kebutuhan tubuh manusia setelah menahan lapar dan haus seharian penuh.

Salah satu hadis yang masyhur diriwayatkan oleh Imam Abu Dawud menyatakan: "Apabila salah seorang di antara kamu berbuka puasa, maka berbukalah dengan kurma, karena sesungguhnya ia adalah berkah." Selain itu, dalam riwayat lain disebutkan, "Jika ada di antara kalian berbuka, maka berbukalah dengan tamr (kurma kering), karena ia adalah baik (berkah). Dan jika tidak ada tamr, maka berbukalah dengan anggur, karena ia juga baik."

Keseimbangan Nutrisi Instan

Secara ilmiah, anjuran ini sangat masuk akal. Setelah berpuasa panjang, kadar glukosa darah (gula darah) cenderung menurun drastis. Tubuh memerlukan asupan energi cepat yang mudah dicerna untuk mengembalikan vitalitas tanpa membebani sistem pencernaan yang sedang 'istirahat'.

Kurma adalah sumber gula alami (fruktosa dan glukosa) yang sangat tinggi. Ketika dikonsumsi, energi ini diserap tubuh dengan sangat cepat, memberikan dorongan energi seketika yang dibutuhkan setelah berpuasa. Ini membantu mencegah perasaan pusing atau lemas yang sering dialami saat berbuka dengan makanan berat secara tiba-tiba.

Lebih dari sekadar gula, kurma kaya akan serat, potasium, magnesium, dan vitamin B6. Kandungan seratnya membantu mengatur proses pencernaan, sementara potasium sangat penting untuk menggantikan elektrolit yang hilang selama berpuasa, membantu mencegah kram otot dan menjaga fungsi saraf.

Manfaat Spiritual dan Keberkahan

Aspek spiritual dari mengonsumsi kurma adalah mengikuti teladan Nabi. Mengamalkan sunnah ini menghadirkan keberkahan (barakah) dalam ibadah puasa kita. Keberkahan tersebut dapat terasa dalam peningkatan energi untuk shalat Tarawih, kesadaran spiritual yang lebih baik, dan ketenangan hati saat berbuka.

Beberapa ulama menjelaskan bahwa mengawali dengan kurma juga mengajarkan umat untuk memprioritaskan yang terbaik dan yang paling alami, sesuai tuntunan agama, sebelum melanjutkan ke hidangan utama. Ini adalah bentuk penghormatan terhadap ajaran yang telah teruji manfaatnya selama berabad-abad.

Variasi dalam Mengonsumsi Kurma

Jika kurma segar (seperti kurma ajwa atau medjool) tersedia, itu adalah pilihan terbaik. Namun, jika tidak, kurma kering seperti kurma Tunisia atau kurma sukari tetap memberikan manfaat yang serupa. Umumnya, disarankan untuk mengonsumsi tiga butir kurma. Angka ganjil ini sering dikaitkan dengan prinsip-prinsip sunnah dalam banyak aspek kehidupan Nabi ﷺ.

Jika kurma tetap tidak tersedia, air putih menjadi pengganti yang sempurna, sebagaimana diajarkan Nabi ﷺ. Air putih segera menghidrasi tubuh, memulihkan volume darah, dan mempersiapkan lambung untuk menerima makanan selanjutnya. Air adalah unsur dasar kehidupan, dan membatalkan puasa dengannya adalah tindakan yang sangat terpuji.

Kesimpulannya, anjuran berbuka dengan kurma adalah perpaduan sempurna antara kebijaksanaan ilahiah, kesehatan optimal, dan ketaatan spiritual. Dengan segenggam kurma, kita tidak hanya mengisi perut, tetapi juga mengikuti jejak Rasulullah ﷺ, mencari keberkahan dalam setiap gigitan di penghujung hari puasa.

🏠 Homepage