Anuria: Ketika Ginjal Berhenti Berfungsi

Anuria adalah kondisi medis serius yang ditandai dengan kegagalan ginjal untuk memproduksi urine dalam jumlah yang sangat sedikit, umumnya kurang dari 100 ml dalam periode 24 jam. Ini merupakan indikasi kuat bahwa ada gangguan signifikan pada fungsi ekskresi organ vital tersebut. Dalam konteks medis, anuria sering kali dianggap sebagai kondisi darurat karena penumpukan limbah toksik, seperti urea dan kreatinin, di dalam darah, yang dapat menyebabkan uremia dan mengancam jiwa jika tidak segera ditangani.

Simbol Ginjal Bermasalah

Ilustrasi: Fungsi ginjal yang terganggu.

Penyebab Utama Anuria

Anuria dapat timbul dari masalah yang terjadi sebelum ginjal (prerenal), di dalam ginjal itu sendiri (renal/intrinsik), atau setelah ginjal (postrenal). Memahami lokasi masalah sangat penting untuk menentukan perawatan yang tepat.

1. Penyebab Prerenal

Ini terjadi ketika aliran darah ke ginjal berkurang drastis. Ginjal memerlukan tekanan darah yang cukup untuk menyaring darah. Penyebab umumnya meliputi:

2. Penyebab Renal (Intrinsik)

Kerusakan langsung pada struktur ginjal. Penyebab paling umum adalah cedera akibat iskemia (kurangnya oksigen) atau nefrotoksin (zat beracun bagi ginjal).

3. Penyebab Postrenal

Terjadi ketika urine berhasil diproduksi, tetapi tidak dapat dikeluarkan dari tubuh karena obstruksi (penyumbatan) pada saluran kemih setelah ginjal.

Gejala dan Diagnosis

Gejala paling jelas dari anuria adalah penurunan atau ketiadaan produksi urine yang terlihat selama beberapa jam atau hari. Namun, seiring akumulasi racun, gejala sistemik lainnya akan muncul:

Diagnosis ditegakkan melalui riwayat medis, pemeriksaan fisik, dan tes laboratorium. Pemeriksaan meliputi tes darah untuk mengukur kadar BUN (Blood Urea Nitrogen) dan kreatinin (yang akan sangat tinggi), serta urinalisis. Jika penyebabnya dicurigai postrenal, pencitraan seperti USG atau CT scan mungkin diperlukan untuk melihat adanya penyumbatan.

Penanganan Medis untuk Anuria

Karena anuria merupakan manifestasi dari gagal ginjal akut (Acute Kidney Injury/AKI), penanganannya bersifat mendesak dan berfokus pada dua hal: mengatasi penyebab dasar dan menggantikan fungsi ginjal sementara waktu.

Langkah-langkah pengobatan meliputi:

  1. Stabilisasi Pasien: Mengoreksi tekanan darah, mengatasi dehidrasi (jika penyebabnya prerenal), atau mengelola infeksi.
  2. Mengatasi Obstruksi: Jika penyumbatan adalah penyebabnya (postrenal), dokter akan segera memasang kateter untuk mengalirkan urine yang tertahan atau melakukan prosedur lain untuk menghilangkan penyumbatan.
  3. Terapi Pengganti Ginjal: Jika ginjal mengalami kerusakan intrinsik dan tidak merespons terapi awal, pasien mungkin memerlukan dialisis. Hemodialisis atau dialisis peritoneal berfungsi sebagai "ginjal buatan" untuk membersihkan darah dari kelebihan cairan dan zat sisa metabolik berbahaya hingga ginjal pasien pulih atau sampai transplantasi diperlukan.

Prognosis anuria sangat bergantung pada penyebab yang mendasarinya. Jika penyebabnya adalah dehidrasi atau obstruksi sederhana yang diatasi cepat, pemulihan fungsi ginjal bisa terjadi total. Namun, jika kerusakan pada sel ginjal terlalu luas akibat cedera berat atau racun, kondisi ini dapat berkembang menjadi penyakit ginjal kronis atau gagal ginjal terminal.

🏠 Homepage