Anyang-anyangan atau disuria, yang ditandai dengan sensasi nyeri, panas, atau perih saat buang air kecil, adalah keluhan umum yang sering kali mengganggu aktivitas harian. Namun, ketika keluhan ini disertai dengan rasa sakit di area perut, terutama perut bagian bawah atau sekitar saluran kemih, hal ini bisa menjadi sinyal bahwa ada masalah kesehatan yang lebih signifikan yang perlu mendapat perhatian serius. Kombinasi gejala ini jarang terjadi tanpa sebab, dan pemahaman mengenai potensi pemicunya sangat krusial untuk penanganan yang tepat.
Penyebab Umum Anyang-Anyangan dan Nyeri Perut
Kombinasi antara sering ingin buang air kecil (beser) dengan rasa sakit saat berkemih dan nyeri perut umumnya mengarah pada gangguan pada sistem saluran kemih. Penyebab yang paling sering didiagnosis adalah Infeksi Saluran Kemih (ISK).
1. Infeksi Saluran Kemih (ISK)
ISK terjadi ketika bakteri—paling sering Escherichia coli (E. coli)—masuk dan berkembang biak di saluran kemih. Ketika infeksi telah mencapai kandung kemih (disebut sistitis), gejalanya meliputi anyang-anyangan yang hebat, peningkatan frekuensi buang air kecil, dan nyeri panggul atau perut bagian bawah. Sakit perut dalam konteks ini sering dirasakan sebagai tekanan atau kram ringan di area suprapubik (tepat di atas tulang kemaluan). Jika tidak diobati, ISK dapat naik ke ginjal (pielonefritis), yang gejalanya jauh lebih parah, sering disertai demam tinggi dan nyeri pinggang hebat.
2. Batu Ginjal atau Batu Kandung Kemih
Pembentukan kristal mineral yang mengeras di ginjal atau kandung kemih dapat menyebabkan obstruksi atau iritasi. Batu yang bergerak dari ginjal menuju ureter atau kandung kemih sering menimbulkan rasa sakit yang luar biasa (kolik renal), yang bisa menjalar ke perut bagian bawah. Nyeri ini sering datang dan pergi secara intens. Selain itu, batu di kandung kemih dapat menyebabkan iritasi kronis yang memicu gejala mirip ISK, termasuk anyang-anyangan dan rasa tidak nyaman di perut.
3. Radang Kandung Kemih Interstisial (IC)
IC, atau sindrom kandung kemih nyeri, adalah kondisi kronis yang menyebabkan tekanan dan nyeri pada kandung kemih yang berkepanjangan. Gejala utamanya adalah nyeri panggul yang memburuk seiring kandung kemih terisi dan mereda sementara setelah berkemih. Rasa sakit perut yang menyertai kondisi ini bisa terasa tumpul dan konstan, berbeda dengan nyeri tajam akibat infeksi.
Kapan Harus Segera ke Dokter?
Meskipun banyak kasus anyang-anyangan ringan bisa diatasi dengan minum air putih yang cukup dan menjaga kebersihan, kombinasi dengan sakit perut memerlukan evaluasi medis lebih lanjut, terutama jika disertai gejala penyerta berikut:
- Demam tinggi dan menggigil (indikasi infeksi menyebar).
- Mual dan muntah yang parah.
- Darah dalam urine (hematuria).
- Nyeri pinggang atau punggung bagian samping yang tidak tertahankan.
- Tidak mampu buang air kecil sama sekali (retensi urine akut).
Diagnosis yang tepat akan melibatkan tes urine (urinalisis) untuk melihat adanya bakteri, sel darah putih, atau darah. Jika dicurigai batu, pencitraan seperti USG atau CT scan mungkin diperlukan.
Langkah Penanganan Awal di Rumah
Sambil menunggu konsultasi dokter atau untuk meredakan gejala ringan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi ketidaknyamanan akibat anyang-anyangan dan sakit perut ringan:
- Tingkatkan Asupan Cairan: Minum banyak air putih membantu membilas bakteri dari saluran kemih dan mengurangi konsentrasi zat yang dapat membentuk batu.
- Hindari Iritan: Kurangi konsumsi kopi, alkohol, minuman bersoda, dan makanan pedas yang dapat mengiritasi kandung kemih.
- Kompres Hangat: Letakkan botol air hangat atau bantalan pemanas di perut bagian bawah dapat membantu meredakan kram atau nyeri akibat kandung kemih yang meradang.
- Jaga Kebersihan: Selalu bersihkan area genital dari arah depan ke belakang setelah buang air besar.
Kesehatan saluran kemih sangat terkait dengan kesejahteraan tubuh secara keseluruhan. Mengabaikan gejala anyang-anyangan yang disertai sakit perut dapat berujung pada komplikasi serius yang memerlukan penanganan invasif. Oleh karena itu, respons cepat terhadap sinyal tubuh adalah kunci pencegahan komplikasi.