Aorta adalah pembuluh darah terbesar dalam tubuh manusia, berfungsi sebagai arteri utama yang membawa darah kaya oksigen dari jantung ke seluruh sistem peredaran darah. Setelah melewati diafragma (sekat antara dada dan perut), aorta berubah nama menjadi Aorta Perut atau Aorta Abdominalis. Bagian ini merupakan segmen vital yang bertanggung jawab mendistribusikan darah ke organ-organ penting di rongga perut, panggul, serta kaki bagian bawah.
Secara anatomi, aorta perut membentang dari bagian bawah diafragma (biasanya setinggi vertebra lumbal T12) hingga bercabang menjadi dua arteri iliaka komunis (di sekitar pusar, kira-kira setinggi L4). Ukuran normal aorta perut bervariasi tergantung usia dan jenis kelamin, namun umumnya memiliki diameter sekitar 2 hingga 3 sentimeter pada orang dewasa sehat.
Fungsi utama aorta perut adalah sebagai saluran tekanan tinggi untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen ke seluruh visera abdomen dan ekstremitas bawah. Sepanjang perjalanannya, aorta perut memberikan beberapa percabangan penting yang menyuplai darah untuk:
Tekanan darah yang stabil dalam aorta perut memastikan bahwa semua organ vital menerima aliran darah yang memadai, memungkinkan metabolisme dan fungsi organ berjalan optimal. Karena perannya yang sentral, setiap gangguan pada struktur atau fungsinya dapat menimbulkan konsekuensi kesehatan yang serius.
Karena aorta membawa tekanan darah tinggi secara konstan, dindingnya rentan mengalami perubahan struktural seiring waktu. Beberapa kondisi medis yang paling sering dikaitkan dengan aorta perut meliputi:
Aneurisma adalah penonjolan abnormal atau pembengkakan pada dinding aorta. Pada aorta perut, kondisi ini sering disebut AAA. AAA berkembang secara perlahan dan seringkali tanpa gejala yang jelas (asimptomatik), sehingga sangat berbahaya karena dapat membesar tanpa disadari.
Risiko terbesar dari AAA adalah ruptur (pecah). Jika aneurisma pecah, ini menyebabkan perdarahan internal masif yang memerlukan intervensi darurat segera dan seringkali berakhir fatal. Faktor risiko utama AAA meliputi hipertensi (tekanan darah tinggi), merokok (faktor risiko terkuat), usia lanjut, dan riwayat keluarga.
Ini adalah pengerasan dan penyempitan arteri akibat penumpukan plak kolesterol dan zat lain di dinding pembuluh darah. Pada aorta perut, aterosklerosis dapat mengurangi aliran darah ke organ-organ yang disuplai, menyebabkan iskemia (kekurangan oksigen), atau meningkatkan risiko pembentukan trombus (gumpalan darah).
Diseksi terjadi ketika lapisan terdalam dinding aorta robek, memungkinkan darah mengalir di antara lapisan dinding arteri. Meskipun lebih sering terjadi pada aorta toraks, diseksi aorta perut bisa terjadi, biasanya terkait dengan hipertensi berat atau kondisi jaringan ikat tertentu. Kondisi ini sangat nyeri dan berpotensi mematikan karena dapat menyebabkan oklusi (penyumbatan) cabang-cabang arteri penting atau menyebabkan ruptur.
Karena banyak penyakit aorta perut bersifat asimtomatik hingga tahap lanjut, skrining sangat penting, terutama bagi individu dengan faktor risiko. Diagnosis biasanya melibatkan pencitraan non-invasif seperti USG Doppler (sering digunakan untuk skrining AAA), CT scan, atau MRI.
Penanganan bervariasi dari manajemen konservatif (pengendalian tekanan darah, penghentian merokok) untuk aneurisma kecil, hingga intervensi bedah untuk kasus yang mengancam jiwa. Prosedur perbaikan dapat berupa perbaikan terbuka (operasi bedah tradisional) atau perbaikan endovaskular (EVAR), di mana graft ditanamkan melalui kateter untuk memperkuat dinding aorta dari dalam.
Memahami aorta perut sangat penting karena ia adalah arteri kehidupan yang menghubungkan jantung dengan pusat metabolisme tubuh. Pemantauan rutin dan gaya hidup sehat adalah kunci untuk menjaga integritas vaskular ini sepanjang hayat.