Dalam dunia analisis data dan penambangan data (data mining), menemukan pola tersembunyi dalam kumpulan data besar adalah kunci untuk pengambilan keputusan bisnis yang cerdas. Salah satu algoritma paling fundamental dan terkenal dalam menemukan pola asosiasi adalah Algoritma Apriori. Algoritma ini dirancang khusus untuk mengidentifikasi itemset yang sering muncul (frequent itemsets) dalam sebuah database transaksi.
Analisis asosiasi, sering juga disebut "Analisis Keranjang Belanja" (Market Basket Analysis), bertujuan menemukan aturan yang menunjukkan bagaimana item cenderung muncul bersamaan dalam transaksi. Contoh klasik adalah aturan: "Jika pelanggan membeli roti, maka kemungkinan besar ia juga akan membeli mentega." Apriori bekerja berdasarkan prinsip inti ini.
Algoritma Apriori beroperasi menggunakan dua metrik utama untuk menyaring pola yang signifikan dari sekian banyak kemungkinan:
Dukungan mengukur seberapa sering itemset muncul dalam seluruh transaksi. Jika itemset {Roti, Mentega} muncul dalam 10 dari 100 transaksi, maka Dukungannya adalah 10%. Algoritma ini hanya akan mempertahankan itemset yang memiliki dukungan minimal (ditetapkan oleh pengguna) yang disebut Minimum Support Threshold.
Keyakinan mengukur keandalan aturan asosiasi. Jika aturan adalah {Roti} $\rightarrow$ {Mentega}, Confidence menunjukkan persentase transaksi yang mengandung Roti yang juga mengandung Mentega. Formula dasarnya adalah: Support({Roti, Mentega}) / Support({Roti}). Sama seperti dukungan, harus ada Minimum Confidence Threshold.
Inti dari Apriori adalah "properti penurunan" (downward closure property). Properti ini menyatakan bahwa jika sebuah itemset sering muncul (frequent), maka semua subsetnya juga pasti sering muncul. Sebaliknya, jika sebuah itemset tidak sering muncul, maka semua supersetnya juga pasti tidak akan sering muncul.
Proses ini dilakukan secara iteratif, melalui beberapa tahap (pass):
Proses berhenti ketika tidak ada lagi itemset frequent baru yang dapat dihasilkan.
Meskipun sangat berpengaruh, Apriori memiliki keunggulan dan batasan yang harus dipahami praktisi data:
Meskipun algoritma yang lebih cepat seperti FP-Growth telah muncul, Apriori tetap relevan sebagai dasar pemikiran untuk analisis asosiasi. Aplikasinya sangat luas, meliputi:
Kesimpulannya, memahami Apriori memberikan fondasi yang solid dalam menguasai penambangan pola asosiasi, sebuah teknik vital dalam mengubah data transaksi mentah menjadi wawasan bisnis yang dapat ditindaklanjuti.