Ari-ari janin, atau yang secara medis dikenal sebagai plasenta, merupakan salah satu organ sementara yang paling ajaib dan krusial dalam seluruh rentang kehidupan manusia. Organ ini hanya terbentuk selama masa kehamilan dan berfungsi sebagai jembatan vital antara ibu dan janin yang sedang berkembang di dalam rahim. Tanpa ari-ari, kehidupan janin di dalam kandungan tidak akan mungkin berlanjut.
Peran ari-ari sangat kompleks dan mencakup berbagai fungsi pertukaran yang vital. Organ ini secara efektif bertindak sebagai paru-paru, ginjal, sistem pencernaan, dan endokrin bagi bayi sebelum ia lahir.
Ari-ari mulai terbentuk tak lama setelah pembuahan, sekitar minggu kedua kehamilan, dari jaringan trofoblas yang kemudian berkembang menjadi korion. Seiring pertumbuhan janin, ari-ari tumbuh menjadi organ berbentuk cakram tebal dengan berat rata-rata sekitar 500 hingga 600 gram saat persalinan penuh waktu.
Secara struktural, ari-ari memiliki dua sisi utama. Sisi janin tertutup oleh membran ketuban dan tempat melekatnya tali pusat (umbilikus). Sisi ibu berbatasan langsung dengan dinding rahim dan terdiri dari kotiledon (lobus) yang kaya akan pembuluh darah ibu. Tali pusat, yang merupakan koneksi fisik, berisi tiga pembuluh darah—dua arteri kecil yang membawa darah dari janin ke plasenta, dan satu vena besar yang membawa darah kaya nutrisi dari plasenta ke janin.
Tali pusat adalah infrastruktur yang menghubungkan janin dengan ari-ari. Meskipun sering dianggap bagian terpisah, tali pusat secara fungsional merupakan perpanjangan dari plasenta itu sendiri. Panjangnya bervariasi, namun harus cukup panjang untuk memungkinkan pergerakan janin dalam cairan ketuban. Kerusakan atau lilitan pada tali pusat dapat mengganggu aliran darah dan oksigen, sehingga memerlukan perhatian medis segera.
Setelah bayi lahir, proses kehamilan belum sepenuhnya berakhir. Proses ini memasuki tahap ketiga persalinan, yaitu pengeluaran ari-ari. Biasanya, dalam waktu 5 hingga 30 menit setelah bayi lahir, kontraksi rahim yang lebih ringan akan menyebabkan ari-ari terlepas dari dinding rahim dan dikeluarkan. Proses pengeluaran ini disebut sebagai kala tiga persalinan.
Pengeluaran ari-ari yang lengkap sangat penting. Jika ada sisa jaringan ari-ari yang tertinggal di dalam rahim, hal ini dapat menyebabkan perdarahan pascapersalinan hebat (atonia uteri) dan risiko infeksi. Oleh karena itu, tenaga medis akan selalu memeriksa kondisi ari-ari yang telah dikeluarkan untuk memastikan integritasnya.
Di banyak budaya di seluruh dunia, ari-ari (atau "bayi kedua") diperlakukan dengan penghormatan khusus, jauh melampaui fungsi biologisnya. Di Indonesia, misalnya, terdapat berbagai tradisi terkait pemakaman ari-ari. Beberapa tradisi meyakini bahwa ari-ari harus dikubur di halaman rumah agar ikatan spiritual antara anak dan rumah tetap kuat, atau dikubur di bawah pohon tertentu. Meskipun pandangan modern lebih fokus pada pembuangan limbah medis yang higienis, nilai simbolis ari-ari sebagai penopang kehidupan awal tetap melekat kuat dalam narasi budaya banyak masyarakat.
Secara keseluruhan, ari-ari janin adalah organ sementara yang luar biasa, yang melakukan semua pekerjaan berat untuk menopang kehidupan di luar rahim selama sembilan bulan penuh. Keajaiban biologis ini menandai transisi antara ketergantungan total dan kemandirian hidup seorang manusia.