Ayam Arab, atau sering juga disebut sebagai ayam Alabio, merupakan salah satu ras ayam lokal Indonesia yang sangat populer, terutama karena produktivitasnya dalam menghasilkan telur. Dibandingkan dengan ayam ras petelur komersial lainnya, Ayam Arab memiliki beberapa keunggulan unik yang membuatnya diminati oleh peternak skala kecil maupun menengah. Salah satu daya tarik utamanya adalah kemampuan ayam arab bertelur secara konsisten dengan kualitas yang baik.
Ayam Arab dikenal memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa terhadap berbagai kondisi lingkungan, termasuk iklim tropis di Indonesia. Keunggulan ini membuat perawatan mereka relatif lebih mudah dan biaya pemeliharaannya lebih rendah dibandingkan ayam ras impor. Secara umum, ayam Arab mulai menunjukkan tanda-tanda siap bertelur pada usia sekitar 4 hingga 5 bulan. Periode puncak produksi telur biasanya terjadi pada tahun pertama pemeliharaan.
Ilustrasi Ayam Arab Siap Bertelur
Agar ayam arab bertelur secara maksimal, peternak perlu memperhatikan beberapa aspek krusial dalam pemeliharaan. Faktor nutrisi adalah yang paling utama. Pakan harus mengandung komposisi protein, energi, dan mineral yang seimbang. Kekurangan kalsium, misalnya, dapat menyebabkan cangkang telur menjadi tipis atau bahkan ayam berhenti bertelur sama sekali. Suplemen mineral, khususnya yang mengandung fosfor dan kalsium, sangat penting saat memasuki masa produksi.
Selain pakan, manajemen kandang juga memegang peranan vital. Kandang yang bersih, kering, dan memiliki ventilasi yang baik akan mengurangi risiko penyakit dan stres pada ayam. Stres lingkungan, baik karena suhu terlalu panas, terlalu dingin, atau terlalu bising, dapat langsung menghambat produksi telur. Pemberian pakan harus terjadwal, dan air minum harus selalu tersedia dalam keadaan segar dan bersih.
Rata-rata, ayam Arab dapat menghasilkan telur antara 180 hingga 240 butir per tahun, tergantung pada kualitas pemeliharaan. Meskipun jumlahnya mungkin tidak setinggi ayam ras petelur unggul seperti Leghorn, telur ayam Arab memiliki nilai jual tersendiri di pasar tradisional karena dianggap memiliki gizi lebih baik, terutama dari segi kuning telurnya yang lebih pekat. Berat rata-rata telur ayam Arab berkisar antara 40 hingga 50 gram per butir.
Untuk mengoptimalkan agar ayam arab bertelur lebih banyak, pemisahan antara ayam jantan dan betina (jika tujuannya hanya untuk telur) sangat disarankan. Ayam jantan tidak berkontribusi pada produksi telur dan justru dapat menimbulkan stres pada ayam betina saat musim kawin tiba. Selain itu, intensitas pencahayaan di kandang juga perlu diatur. Pencahayaan yang cukup sangat diperlukan untuk merangsang hormon reproduksi pada ayam betina.
Terkadang, meskipun semua manajemen sudah baik, produksi telur bisa menurun. Hal ini seringkali disebabkan oleh pergantian musim (mengkawin) atau adanya penyakit. Jika terjadi penurunan drastis, segera periksa kondisi fisik ayam. Ayam yang sedang sakit atau cacingan jelas akan memprioritaskan pemulihan kesehatan daripada produksi telur. Pengobatan preventif dan program vaksinasi yang teratur adalah langkah pencegahan terbaik.
Memahami siklus hidup ayam Arab akan membantu peternak dalam memprediksi kapan masa produktif mereka akan menurun. Setelah memasuki usia dua tahun ke atas, produksi telur secara alami akan berkurang. Pada fase ini, beberapa peternak memilih untuk mengganti populasi ayam dengan bibit muda yang baru memasuki masa siap bertelur. Dengan perawatan yang tepat, beternak ayam arab bertelur bisa menjadi usaha yang sangat menguntungkan dan berkelanjutan.