Memelihara ayam petelur adalah investasi yang menjanjikan, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun skala komersial. Kunci keberhasilan utama dalam usaha ini terletak pada pemahaman mendalam mengenai proses biologis ayam betina bertelur. Siklus produksi telur tidak hanya bergantung pada genetik ayam, namun sangat dipengaruhi oleh manajemen lingkungan, nutrisi, dan kesehatan ternak.
Proses pembentukan telur pada ayam betina adalah sebuah mekanisme kompleks yang memakan waktu sekitar 24 hingga 26 jam. Setelah pembuahan (jika tujuan Anda adalah menetaskan telur) atau tanpa pembuahan, ovum akan bergerak melalui saluran reproduksi, di mana ia dilapisi kuning telur, putih telur (albumin), membran cangkang, dan akhirnya membentuk cangkang kalsium yang keras. Kualitas akhir dari telur sangat ditentukan oleh faktor-faktor yang diberikan kepada induk ayam.
Faktor Nutrisi: Fondasi Kualitas Telur
Pakan adalah komponen biaya terbesar dan faktor penentu utama produksi telur. Ayam betina bertelur memerlukan asupan nutrisi yang seimbang dan spesifik, terutama pada fase puncak produksi. Kekurangan protein, energi, atau mineral akan segera memengaruhi frekuensi dan kualitas telur yang dihasilkan.
Mineral kalsium (Ca) adalah yang paling krusial. Sekitar 90% dari kalsium dalam tubuh ayam disimpan di tulang dan dibutuhkan hampir seluruhnya untuk pembentukan cangkang telur. Kekurangan kalsium akan menyebabkan telur tipis, retak, atau bahkan ayam berhenti bertelur sama sekali karena tubuhnya kekurangan cadangan. Pemberian grit atau sumber kalsium terpisah di luar pakan utama seringkali direkomendasikan untuk memastikan kebutuhan kalsium terpenuhi tanpa mengganggu keseimbangan nutrisi makro lainnya.
Manajemen Kandang dan Lingkungan
Lingkungan yang nyaman akan meminimalkan stres, yang merupakan musuh utama produksi telur. Stres termal (panas atau dingin berlebihan) atau gangguan kebisingan dapat mengalihkan energi ayam dari fungsi reproduksi menjadi fungsi bertahan hidup. Manajemen kandang yang baik berfokus pada:
- Ventilasi: Sirkulasi udara yang baik mencegah penumpukan amonia dan menjaga suhu ideal (sekitar 21-27°C).
- Pencahayaan (Fotoperiode): Panjang hari sangat mempengaruhi hormon reproduksi. Ayam betina bertelur membutuhkan setidaknya 14 hingga 16 jam cahaya per hari untuk mempertahankan laju produksi puncak. Pengaturan lampu harus konsisten.
- Kepadatan: Kandang yang terlalu padat menyebabkan kompetisi pakan, peningkatan stres, dan risiko penyakit menular.
Kesehatan dan Vaksinasi Ayam Petelur
Kesehatan ternak adalah prasyarat mutlak. Program vaksinasi yang terencana baik mencegah penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), atau Marek's Disease yang dapat menghentikan atau merusak kemampuan ayam betina bertelur secara permanen. Selain vaksinasi, sanitasi kandang harus dilakukan secara rutin untuk memutus rantai penularan parasit maupun bakteri patogen.
Pada ayam yang sudah memasuki masa puncak, periode bertelur bisa berlangsung hingga 72 minggu, tergantung strain dan manajemen. Setelah periode ini, frekuensi bertelur akan menurun drastis. Memahami kapan harus melakukan program ganti bulu (moulting) buatan atau kapan harus memisahkan ayam yang sudah tidak produktif adalah bagian integral dari manajemen peternakan yang efisien.
Secara keseluruhan, optimasi produksi telur dari ayam betina bertelur memerlukan pendekatan holistik. Ini adalah perpaduan antara ilmu nutrisi yang tepat, lingkungan yang kondusif, pencegahan penyakit yang ketat, serta pemantauan harian terhadap perilaku dan kondisi fisik kawanan Anda. Investasi waktu dalam observasi adalah investasi yang akan terbayar dengan panen telur yang melimpah dan berkualitas.