Dalam dunia peternakan modern, terdapat dua jenis utama ayam yang seringkali membingungkan bagi pemula: ayam petelur (layer) dan ayam pedaging (broiler). Pertanyaan mengenai apakah ayam broiler bertelur adalah salah satu kesalahpahaman paling umum yang sering muncul. Secara singkat dan tegas, ayam broiler tidak dirancang atau dibiakkan untuk menghasilkan telur dalam jumlah komersial yang berarti.
Tujuan utama pemeliharaan ayam broiler adalah mencapai berat badan ideal secepat mungkin. Ras ini telah melalui proses seleksi genetik yang sangat intensif selama beberapa dekade. Seleksi ini fokus pada efisiensi konversi pakan (FCR), pertumbuhan otot dada yang masif, serta ketahanan terhadap kepadatan kandang. Energi metabolisme ayam broiler sepenuhnya dialihkan untuk membangun massa otot dan tulang, bukan untuk memproduksi kuning telur.
Untuk memahami mengapa ayam broiler tidak bertelur, kita harus melihat garis keturunan genetik mereka. Ayam petelur (seperti Leghorn atau strain ISA Brown) dibiakkan selama bergenerasi-generasi untuk memaksimalkan output hormon reproduksi dan perkembangan organ reproduksi (ovarium dan oviduk). Seekor ayam petelur komersial yang sehat dapat menghasilkan 280 hingga 320 butir telur per tahun.
Sebaliknya, ayam broiler adalah hasil persilangan antara galur ayam jantan dan betina yang berbeda, yang tujuan pembiakannya sangat berbeda. Genetik mereka "memaksa" pertumbuhan tubuh yang cepat. Jika seekor ayam broiler betina secara alami mencoba memproduksi telur, hal ini seringkali justru menimbulkan masalah kesehatan serius seperti prolaps, penyumbatan saluran telur, atau penimbunan lemak berlebih di rongga perut yang menghambat fungsi organ internal. Karena energi difokuskan pada pertumbuhan daging, sistem reproduksi seringkali menjadi terhambat atau tidak berkembang secara optimal.
Walaupun sangat jarang, secara biologis seekor ayam broiler betina bisa saja menghasilkan satu atau dua butir telur sepanjang hidupnya. Namun, telur ini biasanya tidak sempurna, ukurannya kecil, bentuknya tidak beraturan, atau bahkan seringkali berupa telur tanpa cangkang (yolk saja). Kejadian ini lebih merupakan anomali genetik atau respons tubuh terhadap usia yang sangat tua, bukan fungsi normal.
Jika Anda melihat ayam broiler Anda menunjukkan tanda-tanda bertelur (seperti kloaka yang memerah dan membesar), ini seringkali merupakan indikasi kondisi medis yang mendesak. Karena struktur tubuh mereka yang berat, tekanan pada organ internal sangat tinggi. Memaksakan fungsi bertelur pada ayam broiler sama saja dengan memaksakan atlet lari jarak pendek untuk menjadi pelari maraton; fisiologi mereka tidak mendukung tugas tersebut.
Q: Apakah ayam broiler yang tidak dipanen akan menjadi ayam petelur?
A: Tidak. Statusnya ditentukan oleh genetik. Usia atau kondisi pemeliharaan tidak akan mengubahnya menjadi layer yang produktif.
Q: Bolehkah memelihara ayam broiler untuk telur?
A: Sebaiknya tidak. Hasilnya tidak akan sepadan, dan risiko kesehatan pada ayam tersebut lebih tinggi. Gunakan ayam ras petelur murni untuk produksi telur.
Q: Mengapa broiler saya sangat besar tetapi tidak bertelur?
A: Itu memang tujuan mereka! Ukuran besar adalah hasil dari seleksi genetik untuk daging. Sistem reproduksi mereka secara genetik "dimatikan" demi pertumbuhan otot.
Memahami perbedaan fungsi ini sangat krusial dalam manajemen peternakan. Jika tujuan Anda adalah produksi telur konsumsi, investasi Anda harus diarahkan pada strain ayam petelur yang memang telah teruji keunggulannya dalam hal tersebut. Ayam broiler (seperti Cobb atau Ross) adalah mesin penghasil daging yang sangat efisien. Mereka akan menghabiskan energi mereka untuk tumbuh besar, bukan untuk menyediakan sarapan Anda berupa telur.
Mengalihkan fungsi alami ayam hanya dapat dicapai melalui pemuliaan yang terarah selama puluhan tahun. Oleh karena itu, ketika berbicara tentang ayam broiler bertelur, jawabannya adalah ya, secara teoritis mungkin menghasilkan satu atau dua telur yang cacat, tetapi secara praktis dan komersial, mereka adalah kegagalan total dalam fungsi reproduksi. Fokuslah pada apa yang mereka kuasai: pertumbuhan biomassa yang cepat dan efisien.