Ayam Broiler vs Ayam Petelur: Perbedaan Utama dalam Industri

Ayam Broiler (Daging) M Ayam Petelur (Telur) L

Ilustrasi Perbandingan Ayam Broiler dan Ayam Petelur

Dunia peternakan unggas didominasi oleh dua jenis ayam utama yang memiliki tujuan produksi sangat berbeda: ayam broiler (pedaging) dan ayam petelur. Meskipun keduanya termasuk dalam spesies Gallus gallus domesticus, seleksi genetik dan manajemen pemeliharaan keduanya sangat kontras. Memahami perbedaan mendasar ini krusial bagi siapa pun yang bergerak di bidang agribisnis unggas.

Tujuan Produksi dan Periode Panen

Perbedaan paling signifikan terletak pada tujuan utama pemeliharaan. Ayam broiler dikembangbiakkan secara intensif untuk menghasilkan daging secepat mungkin. Mereka memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat, yang membuat mereka mencapai bobot panen ideal (sekitar 1,5 hingga 2 kilogram) dalam waktu yang relatif singkat, biasanya antara 30 hingga 40 hari, tergantung pada strain genetik dan standar pasar.

Sebaliknya, ayam petelur fokus pada produksi telur komersial. Siklus hidup mereka jauh lebih panjang. Ayam petelur mulai bertelur secara produktif di usia sekitar 18 hingga 22 minggu dan terus berproduksi optimal hingga usia sekitar 72 hingga 80 minggu, sebelum akhirnya dipanen untuk daging (walaupun kualitas dagingnya biasanya tidak sepadat broiler).

Perbedaan Fisiologis dan Genetika

Secara fisik, perbedaan visual antara kedua galur ini sangat mencolok. Ayam broiler dikenal memiliki postur tubuh yang lebih besar, dada yang lebar, dan kaki yang kokoh karena kebutuhan untuk menopang massa otot yang padat. Genetika mereka diarahkan pada efisiensi konversi pakan menjadi daging.

Di sisi lain, ayam petelur cenderung lebih ramping dan ringan. Tubuh mereka efisien dalam mengubah pakan menjadi energi untuk pembentukan telur. Betina ras petelur unggul, seperti Leghorn, memiliki bobot badan yang relatif kecil namun kapasitas internalnya (organ reproduksi) sangat berkembang untuk mendukung produksi telur harian. Jika ayam petelur terlalu gemuk, produksi telurnya justru akan menurun.

Kebutuhan Pakan dan Nutrisi

Kebutuhan nutrisi antara ayam broiler dan petelur sangat berbeda dan harus disesuaikan ketat. Pakan broiler diformulasikan dengan kandungan protein yang sangat tinggi (seringkali di atas 20-22%) dan energi yang padat untuk mendukung pertumbuhan otot yang cepat. Suplemen asam amino tertentu juga ditekankan.

Ayam petelur memerlukan nutrisi yang berfokus pada pembentukan cangkang telur. Oleh karena itu, kandungan Kalsium (Ca) dalam pakan mereka jauh lebih tinggi dibandingkan broiler, terutama saat memasuki masa puncak produksi. Kekurangan kalsium dapat menyebabkan telur cangkang tipis atau bahkan tidak menghasilkan cangkang sama sekali, yang merugikan secara ekonomi.

Kandang dan Manajemen Lingkungan

Manajemen kandang juga mencerminkan tujuan produksi. Kandang ayam broiler umumnya dirancang untuk memaksimalkan ruang gerak dalam kepadatan yang terkontrol agar pertumbuhan tidak terhambat. Sistem perkandangan biasanya berupa lantai atau litter, memungkinkan pergerakan bebas hingga masa panen.

Untuk ayam petelur yang dipelihara secara komersial, sistem kandang baterai (sangkar bertingkat) sangat umum digunakan. Sistem ini memungkinkan pemanenan telur yang lebih mudah, menjaga kebersihan telur, dan memantau konsumsi pakan individu atau kelompok kecil. Meskipun sistem baterai mendapat sorotan terkait kesejahteraan hewan, sistem ini masih dominan karena efisiensi operasionalnya dalam manajemen populasi ayam petelur skala besar.

Singkatnya, ayam broiler adalah mesin penghasil daging yang dipanen cepat, sementara ayam petelur adalah sistem produksi telur jangka panjang. Kedua galur ini mewakili puncak rekayasa genetika yang melayani kebutuhan pangan manusia yang berbeda: protein daging dan nutrisi telur.

🏠 Homepage