Ayam KUB Pedaging, pilihan cerdas untuk peningkatan hasil daging.
Peternakan ayam ras pedaging komersial seringkali didominasi oleh galur murni yang membutuhkan manajemen intensif. Namun, seiring meningkatnya kesadaran akan efisiensi dan keberlanjutan, muncul alternatif yang menarik perhatian banyak peternak skala UMKM, yaitu **ayam KUB pedaging**. Ayam KUB (Kampung Unggul Balitbangtan) awalnya dikembangkan sebagai ayam dwiguna (telur dan daging), namun melalui seleksi dan manajemen yang tepat, galur tertentu dari KUB menunjukkan potensi luar biasa sebagai ayam pedaging dengan karakteristik yang unik dibandingkan ayam broiler konvensional.
Keunggulan utama ayam KUB terletak pada adaptabilitasnya yang tinggi terhadap lingkungan tropis Indonesia serta daya tahannya yang lebih baik terhadap penyakit. Meskipun kecepatan pertumbuhannya mungkin sedikit di bawah broiler modern, KUB menawarkan kualitas daging yang seringkali dianggap lebih gurih dan teksturnya lebih padat, menjadikannya primadona di pasar tradisional dan bagi konsumen yang mencari alternatif daging yang lebih alami.
Memilih ayam KUB sebagai fokus produksi pedaging memerlukan pemahaman mendalam mengenai kelebihan yang ditawarkannya dibandingkan dengan ayam ras cepat panen lainnya. Keunggulan ini sangat relevan bagi peternak yang ingin mengurangi ketergantungan pada pakan impor atau vaksinasi skala besar.
Kesuksesan beternak ayam KUB pedaging sangat bergantung pada penerapan manajemen budidaya yang sesuai dengan sifat genetiknya yang semi-intensif. Manajemen yang baik akan memaksimalkan potensi bobot panen tanpa mengorbankan kesehatan ternak.
Fase awal ini sangat krusial. Anak ayam DOC (Day Old Chick) KUB memerlukan suhu yang stabil, idealnya antara 32°C hingga 35°C pada minggu pertama, kemudian diturunkan secara bertahap. Penggunaan pemanas (brooder) harus memastikan sirkulasi udara tetap terjaga untuk menghindari penumpukan amonia.
Untuk memaksimalkan pertumbuhan KUB pedaging, pemberian pakan harus terbagi dalam fase yang jelas:
Meskipun tahan penyakit, pencegahan tetap menjadi kunci. Kandang sebaiknya menggunakan sistem postal kering (litter yang sering dibolak-balik atau diganti) untuk menjaga kebersihan alas kandang. Vaksinasi dasar (misalnya ND) tetap perlu dipertimbangkan sesuai rekomendasi dinas peternakan setempat, meskipun kebutuhan vaksinasi seringkali lebih minimal dibandingkan ayam ras murni. Jarak antar ternak juga harus diatur agar tidak terlalu padat, mengingat potensi aktivitas gerak KUB yang lebih tinggi.
Prospek pasar untuk **ayam KUB pedaging** cenderung positif, terutama di wilayah pedesaan atau pasar modern yang mengutamakan kualitas daging daripada kecepatan panen. Konsumen kini semakin cerdas dan mencari produk yang diklaim lebih sehat atau organik. Keunggulan rasa dan tekstur daging KUB memungkinkan penetapan harga jual yang seringkali sedikit lebih tinggi dibandingkan ayam broiler biasa di pasar tradisional.
Diversifikasi produk juga terbuka lebar; selain daging segar, KUB cocok untuk diolah menjadi produk bernilai tambah seperti ayam ungkep, abon, atau produk olahan lainnya, karena serat dagingnya yang lebih kuat. Dengan perencanaan siklus panen yang matang dan fokus pada kualitas pakan, ayam KUB pedaging menawarkan peluang investasi yang stabil dan risiko yang terkelola dengan baik bagi peternak yang memilih jalur budidaya semi-intensif.