Panduan Lengkap Memaksimalkan Produksi Telur Ayam Merah

Ilustrasi Ayam Merah Siap Bertelur Telur

Gambar ilustrasi ayam merah yang produktif.

Memelihara ayam merah bertelur telah menjadi salah satu pilihan utama bagi peternak skala rumahan maupun komersial di Indonesia. Ayam jenis ini dikenal karena ketahanannya yang relatif baik terhadap perubahan lingkungan dan, yang paling penting, efisiensinya dalam menghasilkan telur berkualitas tinggi. Keberhasilan dalam mendapatkan produksi telur yang optimal tidak datang secara instan; ia memerlukan perhatian cermat terhadap beberapa faktor kunci, mulai dari genetik, nutrisi, hingga manajemen kandang.

Memilih Bibit Ayam Merah Unggul

Faktor penentu pertama adalah kualitas genetik. Tidak semua ayam merah diciptakan sama. Untuk tujuan peteluran, peternak disarankan memilih galur atau strain ayam yang memang dikembangkan untuk produksi telur tinggi, seperti jenis Lohmann Brown, ISA Brown, atau varian ayam kampung unggul (jika target pasar Anda adalah telur kampung). Ayam yang sehat sejak DOC (Day Old Chick) akan menunjukkan pertumbuhan seragam, lincah, dan tidak menunjukkan gejala penyakit. Investasi pada bibit yang baik akan meminimalisir kerugian di masa depan ketika ayam mencapai masa puncak bertelur.

Biasanya, ayam merah siap bertelur (masa pullet) harus melewati fase pertumbuhan yang terkontrol dengan baik. Berat badan ideal pada usia tertentu sangat krusial. Pemberian pakan yang tepat selama masa pembentukan kerangka dan organ reproduksi akan memastikan ayam mampu menopang produksi telur tanpa mengorbankan kesehatannya sendiri.

Nutrisi: Kunci Utama Produksi Telur

Nutrisi adalah mesin utama bagi setiap ayam merah bertelur. Kebutuhan nutrisi ayam petelur berbeda signifikan dibandingkan ayam pedaging. Fokus utama harus diberikan pada:

Pemberian pakan harus dilakukan secara teratur, idealnya dua kali sehari pada jam yang sama. Hindari perubahan mendadak dalam komposisi pakan karena ini dapat menyebabkan stres dan penurunan produksi telur.

Manajemen Kandang yang Mendukung Ayam Merah Bertelur

Lingkungan kandang memainkan peran besar dalam seberapa nyaman ayam Anda untuk produktif. Ayam yang stres jarang mau bertelur dengan maksimal. Untuk memaksimalkan performa ayam merah bertelur, perhatikan aspek-aspek berikut:

  1. Ventilasi dan Suhu: Kandang harus memiliki sirkulasi udara yang baik untuk membuang gas amonia dan menjaga suhu tetap stabil (idealnya antara 20°C hingga 25°C). Panas berlebih adalah pembunuh produksi telur nomor satu.
  2. Kepadatan Kandang: Jangan memelihara ayam terlalu padat. Kepadatan yang berlebihan meningkatkan risiko penyakit, stres, dan menyebabkan ayam saling mematuk (kanibalisme).
  3. Pencahayaan: Cahaya buatan sangat penting. Ayam petelur membutuhkan sekitar 14 hingga 16 jam cahaya per hari untuk merangsang hormon reproduksi. Penambahan lampu secara bertahap sangat dianjurkan saat ayam mendekati masa bertelur.
  4. Kebersihan: Kebersihan tempat pakan dan minum harus dijaga ketat untuk mencegah kontaminasi bakteri yang dapat menyebabkan penyakit pada unggas.

Mengenali Masa Puncak dan Penurunan Produksi

Umumnya, ayam merah bertelur mencapai puncak produksi antara usia 24 hingga 32 minggu. Pada masa ini, tingkat kegagalan produksi (bukan ayam mati, tapi ayam tidak bertelur) seharusnya sangat minim. Setelah melewati puncak ini, produksi akan menurun secara bertahap. Ketika produksi mulai menurun, penting untuk mengevaluasi kembali komposisi pakan, terutama kandungan kalsiumnya, karena kebutuhan ayam akan mineral cangkang akan terus meningkat seiring bertambahnya usia.

Mengelola program vaksinasi dan pencegahan penyakit cacing secara rutin juga merupakan bagian tak terpisahkan dari menjaga produktivitas. Ayam yang sakit, bahkan sakit ringan, akan mengalihkan energinya untuk pemulihan, bukan untuk menghasilkan telur. Dengan manajemen yang telaten dan konsisten, potensi penuh dari ayam merah kesayangan Anda dapat terwujud.

🏠 Homepage