Ilustrasi sederhana peternakan ayam petelur.
Potensi Bisnis Ayam Petelur
Bisnis peternakan ayam petelur merupakan salah satu sektor agribisnis yang memiliki prospek menjanjikan di Indonesia. Permintaan akan telur sebagai sumber protein hewani harian cenderung stabil bahkan terus meningkat seiring pertumbuhan populasi dan kesadaran masyarakat akan pentingnya gizi seimbang. Ayam petelur, jika dikelola dengan baik, menawarkan siklus produksi yang relatif cepat dan tingkat pengembalian modal yang memuaskan.
Meskipun demikian, usaha ini memerlukan pemahaman mendalam mengenai manajemen kesehatan ternak, nutrisi pakan, serta penanganan pasca-panen. Kesalahan kecil dalam manajemen dapat berdampak signifikan pada produktivitas, terutama pada jumlah telur yang dihasilkan per hari. Keberhasilan seringkali bergantung pada seberapa optimal Anda mampu menjaga lingkungan hidup ayam agar sesuai dengan kebutuhan fisiologis mereka sebagai penghasil telur berkualitas tinggi.
Pemilihan Bibit Unggul (DOC)
Langkah awal yang paling krusial adalah pemilihan bibit, atau dikenal sebagai Day Old Chick (DOC). Pastikan Anda membeli DOC dari penetasan (hatchery) yang memiliki reputasi baik dan bersertifikat. Kualitas DOC akan menentukan potensi genetik ayam tersebut dalam menghasilkan telur. Ayam petelur modern biasanya berasal dari persilangan galur murni yang telah diseleksi ketat untuk efisiensi konversi pakan dan daya tahan penyakit.
Saat menerima DOC, perhatikan kondisi fisiknya. DOC yang sehat harus aktif, bulunya kering, pusarnya menutup sempurna, dan beratnya seragam. DOC yang lemah rentan terhadap stres dan penyakit di masa awal kehidupannya, yang akan menghambat pertumbuhannya menuju masa puncak produksi.
Manajemen Kandang yang Ideal
Kandang memegang peranan sentral dalam menjaga kenyamanan dan kesehatan ayam. Untuk ayam petelur, sistem kandang baterai seringkali menjadi pilihan karena memudahkan pengawasan, sanitasi, serta pengumpulan telur. Namun, sistem kandang postal (lantai) juga bisa diterapkan, terutama pada skala menengah, asalkan kepadatan populasi (stocking density) diperhatikan secara ketat.
Aspek penting dalam manajemen kandang meliputi:
- Ventilasi: Udara harus selalu bersirkulasi baik untuk menghilangkan gas amonia dan menjaga suhu tetap stabil.
- Pencahayaan: Durasi dan intensitas cahaya sangat mempengaruhi hormon reproduksi ayam. Ayam petelur membutuhkan durasi cahaya yang teratur untuk memicu produksi telur optimal.
- Kebersihan: Sanitasi rutin adalah benteng pertahanan utama melawan penyakit. Kotoran harus segera dibersihkan.
Nutrisi dan Pakan: Kunci Produksi
Pakan menyumbang porsi biaya terbesar dalam usaha ayam petelur (bisa mencapai 60-70%). Oleh karena itu, efisiensi pakan harus menjadi prioritas. Kebutuhan nutrisi ayam berubah seiring fase perkembangannya. Ayam dara (masa pertumbuhan) memerlukan protein dan energi untuk membangun kerangka tubuh, sementara ayam siap telur (masa produksi) memerlukan kalsium tinggi untuk pembentukan cangkang telur yang kuat.
Jangan pernah mengganti formula pakan secara tiba-tiba tanpa penyesuaian bertahap, karena hal ini dapat menyebabkan stres pakan dan penurunan produksi telur mendadak. Sediakan air minum bersih dan segar sepanjang waktu; air adalah komponen utama pembentuk telur.
Kesehatan Ternak dan Biosekuriti
Penyakit seperti Newcastle Disease (ND), Infectious Bronchitis (IB), dan Koksidiosis dapat melumpuhkan seluruh populasi dalam waktu singkat. Pencegahan adalah investasi terbaik. Lakukan program vaksinasi sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan.
Terapkan biosekuriti yang ketat: batasi akses orang asing ke area kandang, sediakan tempat cuci tangan atau disinfektan di pintu masuk, dan pisahkan ayam sakit segera untuk mencegah penularan. Pengawasan harian terhadap tingkah laku ayam sangat vitalāperubahan perilaku atau penurunan nafsu makan harus segera ditindaklanjuti.
Siklus Produksi dan Pemeliharaan
Ayam petelur biasanya mulai bertelur pada usia sekitar 16 hingga 20 minggu, dan mencapai puncak produksi pada usia 24 hingga 30 minggu. Periode puncak ini harus dipertahankan selama mungkin melalui manajemen pakan dan lingkungan yang baik. Setelah melewati puncak produksi (biasanya setelah 70-80 minggu bertelur), produktivitas akan menurun drastis. Pada titik ini, peternak biasanya melakukan program afkir (menjual ayam dewasa) dan mempersiapkan kandang untuk DOC generasi berikutnya. Memahami siklus ini membantu dalam perencanaan keuangan dan kapasitas pasar.