Membongkar Mitos: Bisakah Ayam Pedaging Bertelur?

Telur Ayam Pedaging

Ilustrasi konseptual: Perbedaan fokus antara pertumbuhan cepat dan produksi telur.

Pengantar: Memahami Dua Jalur Ayam Ras

Dalam dunia peternakan unggas modern, istilah "ayam pedaging bertelur" sering kali memicu kebingungan. Secara genetik dan tujuan pemuliaan, ayam dibagi menjadi dua kategori utama: ayam pedaging (broiler) dan ayam petelur (layer). Kedua jenis ini dikembangkan melalui seleksi ketat untuk memaksimalkan sifat yang berbeda. Ayam pedaging dirancang untuk mencapai bobot pasar secepat mungkin, sementara ayam petelur difokuskan pada efisiensi konversi pakan menjadi telur.

Namun, seiring perkembangan ilmu genetika dan kebutuhan pasar yang dinamis, muncul pertanyaan: Apakah ada persilangan atau kondisi di mana ayam pedaging bertelur secara signifikan? Jawabannya terletak pada pemahaman mendalam mengenai fisiologi dan tujuan pemuliaan.

Karakteristik Ayam Pedaging (Broiler)

Ayam pedaging modern, seperti ras Cornish Cross, memiliki laju pertumbuhan yang luar biasa. Mereka dikembangkan untuk memiliki rasio konversi pakan (FCR) yang rendah dan massa otot dada yang besar. Fokus utama para pemulia adalah pada:

Karena energi dan nutrisi dalam pakan dialihkan secara masif untuk pembentukan otot dan tulang, sistem reproduksi mereka (termasuk produksi telur) cenderung terhambat atau kurang efisien. Tubuh mereka secara alami tidak diprogram untuk menghasilkan banyak telur.

Fisiologi Reproduksi Ayam Petelur

Sebaliknya, ayam petelur (seperti Leghorn atau ISA Brown) fokus pada umur panjang produksi telur. Mereka memiliki sistem endokrin yang sangat responsif terhadap hormon yang merangsang ovulasi. Mereka membutuhkan waktu lebih lama untuk mencapai kematangan seksual (sekitar 18-20 minggu), tetapi begitu mulai bertelur, mereka dapat menghasilkan satu telur per hari.

Apakah Ayam Pedaging Dapat Bertelur?

Secara teknis, semua ayam betina memiliki potensi biologis untuk bertelur, karena mereka adalah unggas. Ayam pedaging betina akan mulai bertelur jika mencapai usia yang tepat (biasanya melewati 20 minggu) dan memiliki kondisi tubuh yang memadai. Namun, kinerjanya sangat jauh dibandingkan ayam petelur. Jika ayam pedaging betina mulai bertelur, produktivitasnya akan:

  1. Rendah: Mereka mungkin hanya menghasilkan beberapa butir telur dalam periode waktu yang lama.
  2. Tidak Efisien: Energi yang seharusnya digunakan untuk pertumbuhan otot (yang merupakan tujuan utama mereka) akan terbagi, menghasilkan bobot yang kurang optimal di pasar.
  3. Telur Berukuran Besar: Beberapa laporan menunjukkan bahwa karena tubuh mereka cenderung besar, telur yang dihasilkan bisa saja memiliki ukuran yang lebih besar, namun kuantitasnya tetap minim.

Oleh karena itu, memelihara ayam pedaging murni dengan harapan mendapatkan produksi telur yang konsisten adalah tindakan yang tidak ekonomis dan bertentangan dengan tujuan genetik mereka. Mereka adalah 'atlet lari cepat', bukan 'maratonis produksi telur'.

Persilangan: Menghasilkan Ayam Generasi Kedua

Di sinilah muncul konsep persilangan yang sering disalahartikan. Dalam industri, untuk menghasilkan ayam pedaging, peternak menggunakan dua galur murni: pejantan pedaging dan betina petelur (atau galur induk). Persilangan ini menghasilkan DOC (Day Old Chick) pedaging yang tumbuh cepat.

Jika kita mengambil ayam pedaging betina hasil persilangan tersebut dan membiarkannya hidup lebih lama, ia mungkin akan menghasilkan beberapa telur. Namun, telur yang dihasilkan tidak ditujukan untuk penetasan komersial untuk ayam pedaging, karena galur komersial pedaging yang superior biasanya merupakan hasil dari pemuliaan yang sangat terkontrol.

Fokus utama industri tetap pada hasil akhir: daging atau telur. Upaya untuk membuat ayam pedaging bertelur secara efisien adalah upaya melawan seleksi alamiah dan genetika yang telah ditanamkan selama puluhan tahun.

Kesimpulan Praktis

Bagi peternak skala kecil atau hobi yang mencari ayam serbaguna, lebih baik memilih ayam tipe dwiguna (dual-purpose) seperti beberapa jenis ayam kampung galur murni atau persilangan generasi pertama yang tidak terlalu terfokus pada kecepatan pertumbuhan. Ayam dwiguna menawarkan produksi telur yang lumayan sambil tetap memberikan daging yang cukup saat ayam mencapai akhir masa produktif telurnya.

Secara ringkas, ayam pedaging modern secara genetik tidak didesain untuk menjadi produsen telur yang baik. Mereka unggul dalam satu hal—daging—dan kurang optimal dalam hal lain—produksi telur. Memahami perbedaan ini krusial untuk manajemen peternakan yang sukses.

🏠 Homepage