Panduan Lengkap Budidaya Ayam Petelur Buras

Ayam buras, atau ayam kampung unggul, kini menjadi primadona baru di kalangan peternak skala kecil hingga menengah. Salah satu potensi terbesarnya adalah sebagai ayam petelur buras. Berbeda dengan ayam ras petelur yang sangat sensitif terhadap lingkungan, ayam buras menawarkan ketahanan yang jauh lebih baik terhadap penyakit dan mampu beradaptasi di berbagai iklim tropis Indonesia. Keunggulannya ini menjadikan investasi dalam beternak ayam petelur buras lebih minim risiko, terutama bagi peternak pemula.

Visualisasi ayam petelur buras yang sehat Ayam Petelur Buras di Lingkungan Ideal

Ketahanan dan produktivitas ayam petelur buras.

Mengapa Memilih Ayam Petelur Buras?

Keputusan untuk membudidayakan ayam petelur buras didasarkan pada beberapa faktor ekonomi dan agronomis yang menguntungkan. Meskipun kecepatan produksi telurnya tidak secepat ayam ras super (seperti Lohmann Brown atau ISA Brown), ayam buras menawarkan produk akhir yang memiliki nilai jual premium di pasaran.

1. Kualitas Telur Premium

Telur ayam buras seringkali dicari karena dianggap lebih organik, rendah kolesterol (meski perlu riset lebih lanjut), dan memiliki rasa yang lebih gurih. Hal ini memungkinkan peternak untuk menetapkan harga jual yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam ras biasa.

2. Biaya Pemeliharaan Lebih Rendah

Ayam buras dikenal sangat efisien dalam memanfaatkan pakan. Mereka cenderung mencari makan sendiri (grazing) berupa serangga, cacing, atau hijauan, sehingga mengurangi ketergantungan 100% pada pakan komersial yang harganya fluktuatif. Ketahanan tubuhnya juga mengurangi biaya obat-obatan dan vaksinasi intensif.

3. Adaptasi Lingkungan Superior

Di Indonesia yang memiliki variasi iklim dan kelembaban tinggi, ayam buras menunjukkan performa yang stabil. Mereka tidak mudah mengalami stres panas seperti ayam ras, sehingga mortalitas cenderung lebih rendah.

Manajemen Kunci untuk Hasil Maksimal

Untuk memaksimalkan produksi dari ayam petelur buras, manajemen yang disiplin sangat diperlukan. Fokus utama harus diberikan pada nutrisi, kandang, dan biosekuriti dasar.

A. Pemilihan Bibit

Pastikan bibit ayam (DOC atau pullet) berasal dari galur ayam kampung unggul yang memang dikembangkan untuk sifat bertelur. Usia siap nelur biasanya dicapai pada umur 5-6 bulan, namun jika memulai dari DOC, perhatikan riwayat vaksinasi yang diberikan oleh pembibit.

B. Formulasi Pakan

Meskipun ayam buras bisa mencari makan sendiri, pakan komplementer harus disediakan, terutama saat puncak produksi. Pakan harus mengandung protein sekitar 16-18% dan kalsium yang memadai untuk pembentukan cangkang telur. Suplemen mineral sangat penting.

C. Sistem Kandang yang Tepat

Kandang harus menyediakan ventilasi yang baik dan terlindung dari hujan serta predator. Sistem baterai (battery cage) jarang digunakan untuk ayam buras karena cenderung stres dan mengurangi kebebasan bergerak alami mereka. Kebanyakan peternak skala kecil menggunakan sistem panggung sederhana atau kombinasi antara kandang dan area umbaran (litter system).

Tantangan dan Solusi

Tantangan utama dalam beternak ayam petelur buras adalah inkonsistensi produksi. Seekor ayam ras modern bisa menghasilkan 300 butir lebih per tahun, sementara ayam buras rata-rata menghasilkan 180-220 butir per tahun. Untuk meningkatkan angka ini, peternak harus:

  1. Memastikan pencahayaan yang cukup di kandang untuk merangsang hormonal bertelur.
  2. Mengeliminasi stres lingkungan (suara bising, suhu ekstrem, atau intervensi predator).
  3. Melakukan rotasi area umbaran (jika ada) untuk mencegah penumpukan parasit di tanah.

Dengan manajemen yang fokus pada keseimbangan antara sifat alami ayam kampung dan kebutuhan nutrisi untuk produksi telur, budidaya ayam petelur buras dapat menjadi sumber pendapatan yang stabil dan berkelanjutan. Potensi pasar untuk produk telur berkualitas tinggi selalu terbuka lebar.

🏠 Homepage