Bagi peternak, baik skala rumahan maupun industri, daya tarik utama dari unggas adalah kemampuannya untuk menghasilkan produk, terutama telur. Pertanyaan mendasar yang selalu muncul adalah, bagaimana memaksimalkan jumlah ayam yang bisa bertelur dengan kualitas terbaik? Jawabannya tidak hanya terletak pada genetik, namun juga pada manajemen pemeliharaan yang komprehensif.
Faktor Kunci dalam Produktivitas Telur
Produktifitas seekor ayam petelur ditentukan oleh tiga pilar utama: nutrisi, lingkungan, dan kesehatan. Ketika salah satu pilar ini terganggu, siklus bertelur akan melambat atau bahkan berhenti total.
1. Nutrisi yang Tepat Sasaran
Pakan adalah modal utama. Ayam yang sedang dalam fase produksi membutuhkan asupan nutrisi yang seimbang, terutama protein, kalsium, dan energi. Protein sangat vital untuk pembentukan sel telur dan jaringan tubuh. Kekurangan protein akan berdampak langsung pada frekuensi bertelur. Namun, yang paling sering menjadi perhatian adalah kalsium. Kalsium diperlukan untuk membentuk cangkang telur yang kuat. Tanpa asupan kalsium yang cukup (seringkali diberikan dalam bentuk grit atau cangkang tiram), ayam akan menggunakan cadangan kalsium dari tulangnya, yang sangat berbahaya dalam jangka panjang.
Idealnya, ransum harian harus disesuaikan dengan usia ayam dan fase produksi. Ayam muda (pullet) membutuhkan pakan pertumbuhan, sementara ayam dewasa siap bertelur memerlukan pakan layer dengan kandungan nutrisi yang lebih tinggi. Jangan pernah meremehkan pentingnya air bersih; dehidrasi adalah penyebab cepat turunnya produksi telur.
2. Manajemen Lingkungan yang Kondusif
Banyak orang fokus pada pakan dan lupa bahwa stres lingkungan dapat mematikan produktivitas ayam yang bisa bertelur banyak sekalipun. Ayam sangat sensitif terhadap suhu dan pencahayaan.
Pengaturan Suhu dan Ventilasi
Suhu ideal bagi ayam petelur berkisar antara 21 hingga 27 derajat Celsius. Jika suhu terlalu panas (di atas 30°C), ayam akan mengalami stres panas. Respons alami mereka adalah mengurangi nafsu makan dan mengalihkan energi untuk mendinginkan tubuh, bukan memproduksi telur. Ventilasi yang buruk menyebabkan akumulasi amonia dari kotoran, yang juga menyebabkan iritasi pernapasan dan stres.
Peran Pencahayaan
Pencahayaan adalah hormon pemicu utama bagi ayam untuk bertelur. Ayam membutuhkan periode terang sekitar 14 hingga 16 jam sehari untuk menjaga ritme biologisnya agar tetap aktif bertelur. Jika pencahayaan kurang, otak ayam akan mengira bahwa musim dingin telah tiba, dan secara alami akan mengurangi produksi telur. Program pencahayaan yang konsisten adalah kunci bagi peternak yang ingin memastikan ayam yang bisa bertelur setiap hari.
3. Pencegahan Penyakit dan Kesehatan Ternak
Ayam yang sakit, meskipun hanya flu ringan, akan menghentikan produksi telur sementara waktu karena sistem tubuhnya memprioritaskan pemulihan. Vaksinasi adalah langkah preventif yang wajib dilakukan untuk melindungi ayam dari penyakit mematikan seperti Newcastle Disease (ND) atau Gumboro.
Selain vaksinasi, manajemen kandang yang higienis sangat penting. Kotoran yang menumpuk menjadi sarang bakteri dan parasit. Pengendalian parasit internal (cacing) dan eksternal (kutu) harus dilakukan secara rutin. Ayam yang sehat secara mental dan fisik adalah ayam yang paling berpotensi menjadi ayam yang bisa bertelur tanpa henti.
Pemilihan Ras Unggul
Meskipun manajemen sangat berpengaruh, pemilihan ras juga menentukan potensi maksimum ayam. Ras seperti Leghorn, Lohmann Brown, atau ISA Brown secara genetik telah diseleksi untuk memiliki kemampuan bertelur yang sangat tinggi, seringkali mencapai 300 butir lebih per tahun dalam kondisi ideal. Namun, ras lokal atau ayam kampung juga bisa produktif jika manajemennya sangat baik, meskipun volume produksinya tidak secepat ras galur murni komersial.
Memahami bahwa produksi telur adalah respons terhadap keseluruhan lingkungan dan kebutuhan nutrisi akan membantu peternak mengoptimalkan investasi mereka. Mengamati perilaku ayam—apakah mereka aktif makan, minum, dan tidak menunjukkan tanda-tanda lesu—adalah cara termudah mendeteksi masalah sebelum produksi telur anjlok. Dengan perhatian detail pada pakan, lingkungan tenang, dan kesehatan prima, setiap peternak bisa memaksimalkan jumlah ayam yang bisa bertelur setiap harinya.