Beternak ayam pejantan adalah salah satu peluang usaha peternakan unggas yang menjanjikan. Berbeda dengan ayam petelur atau ayam pedaging (broiler) yang fokus pada produksi dalam waktu singkat, ayam pejantan menawarkan potensi keuntungan melalui permintaan pasar yang stabil, terutama untuk keperluan acara tradisional, kurban, atau sebagai ayam pembesaran yang dagingnya dianggap lebih padat dan gurih.
Keberhasilan dalam usaha ini sangat bergantung pada manajemen pemeliharaan yang terstruktur, mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan pasca-panen. Artikel ini akan mengupas tuntas langkah-langkah efektif untuk memulai dan mengoptimalkan budidaya ayam pejantan.
1. Pemilihan Bibit Unggul (DOC)
Kualitas bibit atau *Day Old Chick* (DOC) adalah fondasi utama keberhasilan. Ayam pejantan yang ideal biasanya berasal dari persilangan jenis ayam kampung dengan ayam ras tertentu, yang membuat pertumbuhannya lebih cepat daripada ayam kampung murni, namun memiliki kualitas daging yang lebih baik dari broiler.
- Ciri Bibit Sehat: Pilihlah DOC yang aktif bergerak, bulu bersih, pusar kering, dan tidak ada cacat fisik.
- Sumber Terpercaya: Beli dari penetasan (hatchery) yang memiliki reputasi baik dan memastikan induknya bebas penyakit.
- Strain Spesifik: Beberapa peternak memilih strain hasil persilangan yang memang dikhususkan untuk menghasilkan ayam jantan dengan pertumbuhan cepat (misalnya, ayam Joper atau ras persilangan lain).
2. Manajemen Kandang yang Ideal
Kandang harus dirancang untuk memberikan kenyamanan maksimal bagi ayam, meminimalkan stres, dan mencegah penyebaran penyakit. Kandang untuk ayam pejantan biasanya memerlukan area yang lebih luas seiring bertambahnya usia dibandingkan ayam broiler.
Sistem Sekam (Litter System)
Sistem sekam adalah yang paling umum digunakan. Kunci suksesnya adalah menjaga alas kandang (sekam/serbuk kayu) tetap kering dan tidak lembap. Sekam yang basah adalah sarang kuman dan dapat menyebabkan penyakit pernapasan atau koksidiosis.
Ventilasi dan Penerangan
Ventilasi yang baik sangat krusial untuk membuang amonia dari kotoran dan menjaga suhu tetap stabil. Pencahayaan harus memadai, terutama pada fase awal (brooding) untuk menjaga kehangatan, namun tidak berlebihan agar ayam tidak stres.
3. Fase Pemeliharaan dan Pemberian Pakan
Pemeliharaan ayam pejantan umumnya lebih lama daripada broiler, biasanya mencapai 3 hingga 5 bulan tergantung target pasar. Fase ini dibagi menjadi beberapa tahap nutrisi:
- Fase Starter (0-4 Minggu): Fokus pada protein tinggi (21-23%) untuk pembentukan organ dan tulang yang kuat. Suhu kandang harus dijaga ideal (sekitar 30-32°C pada minggu pertama).
- Fase Grower (5-12 Minggu): Protein dapat diturunkan (sekitar 18-20%). Tahap ini adalah saat ayam mulai menunjukkan pertumbuhan massa otot yang signifikan.
- Fase Finisher (Setelah 12 Minggu): Fokus pada efisiensi pakan dan penambahan bobot. Kandungan energi pakan ditingkatkan.
Akses air minum bersih harus tersedia 24 jam. Pemberian pakan harus teratur, dan jangan sampai terjadi kekosongan tempat pakan yang terlalu lama karena dapat mengganggu laju pertumbuhan.
4. Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Penyakit adalah ancaman terbesar dalam beternak ayam pejantan. Karena periode pemeliharaan yang lebih panjang, paparan terhadap penyakit juga lebih lama. Program vaksinasi yang ketat adalah wajib.
Vaksinasi utama meliputi ND (Newcastle Disease), Gumboro (untuk anak ayam), dan ILT (Infectious Laryngotracheitis) jika diperlukan sesuai rekomendasi dokter hewan setempat. Selain vaksinasi, menjaga kebersihan (biosekuriti) seperti membatasi akses orang luar, membersihkan peralatan rutin, dan menjaga sekam tetap kering, jauh lebih efektif daripada mengobati.
5. Analisis Pasar dan Potensi Keuntungan
Ayam pejantan seringkali memiliki harga jual yang lebih tinggi per kilogramnya dibandingkan ayam broiler karena tekstur dagingnya yang dianggap lebih baik oleh konsumen tertentu. Pasar sasaran meliputi restoran spesialis, pasar tradisional, dan pesanan untuk acara hajatan.
Meskipun siklus panen lebih panjang (membutuhkan modal kerja lebih lama), margin keuntungannya bisa lebih stabil. Kunci sukses pemasaran adalah konsistensi kualitas bobot dan kesehatan ayam saat dijual. Dengan manajemen yang baik, beternak ayam pejantan menawarkan alternatif usaha peternakan yang solid dan berkelanjutan.