Pentingnya Kualitas Bibit Unggas Pedaging
Investasi dalam usaha peternakan unggas pedaging, seperti ayam broiler atau pedaging lainnya, sangat bergantung pada kualitas awal. Titik awal keberhasilan ini terletak pada pemilihan bibit unggas pedaging yang sehat, memiliki potensi pertumbuhan tinggi, dan resisten terhadap penyakit. Bibit yang berkualitas rendah dapat mengakibatkan laju pertumbuhan yang lambat, tingginya angka kematian (mortalitas), serta biaya pakan yang tidak efisien, yang pada akhirnya memangkas keuntungan peternak.
Ilustrasi Bibit Unggas Pedaging yang Sehat
Kriteria Memilih Bibit Unggas Pedaging
Memilih bibit unggas pedaging yang tepat adalah langkah krusial. Biasanya, peternak membeli Day Old Chick (DOC) atau anak ayam umur sehari. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan meliputi:
- Asal dan Sertifikasi: Pastikan bibit berasal dari penetasan (hatchery) yang terpercaya dan memiliki sertifikat kesehatan (bebas penyakit mayor seperti Marek, ND, dan Gumboro).
- Berat Badan Standar: DOC yang baik memiliki berat badan seragam, rata-rata antara 38 hingga 42 gram per ekor. Berat yang terlalu ringan atau terlalu berat bisa menandakan masalah nutrisi prenatal.
- Kondisi Fisik: Bulu harus kering, mengkilap, dan menempel rapat pada tubuh. Tidak boleh ada cacat fisik seperti kaki bengkok, paruh pecah, atau pusar yang belum kering sempurna.
- Daya Hidup (Viabilitas): Tingkat kelangsungan hidup DOC saat tiba di kandang harus tinggi, idealnya di atas 98%.
- Sikap Aktif: Anak ayam harus lincah, responsif terhadap suara, dan tidak lesu.
Manajemen Brooding Awal (Pemanasan)
Setelah mendapatkan bibit unggas pedaging pilihan, fase awal pemeliharaan atau *brooding* adalah masa paling rentan. Suhu kandang harus dikontrol ketat. Pada minggu pertama, suhu ideal biasanya berkisar antara 32°C hingga 34°C, kemudian diturunkan secara bertahap sekitar 0.5°C setiap minggu. Manajemen panas yang buruk sering menjadi penyebab utama kematian dini. Selain suhu, kebersihan litter (alas kandang) dan ketersediaan air minum yang hangat dan bersih sangat vital untuk adaptasi bibit.
Ketersediaan pakan starter yang kaya protein (biasanya 22-24%) harus mudah diakses. Jangan biarkan DOC kehausan lebih dari satu jam setelah kedatangan. Pemberian minum awal sering dicampur dengan elektrolit atau vitamin untuk mengurangi stres perjalanan dan membantu mereka segera terhidrasi.
Pengaruh Genetik pada Kinerja Pedaging
Industri peternakan modern sangat mengandalkan galur (strain) genetik yang telah dikembangkan untuk mencapai konversi pakan (FCR) yang rendah dan kecepatan tumbuh yang tinggi. Ketika membeli bibit unggas pedaging, peternak perlu menyesuaikan pilihan galur dengan tujuan pasar mereka (misalnya, broiler untuk daging cepat panen atau ayam kampung super yang membutuhkan siklus lebih panjang). Memahami spesifikasi teknis dari strain yang dibeli akan membantu dalam menentukan standar performa yang realistis.
Menghindari Penyakit Sejak Dini
Kesehatan adalah investasi jangka panjang. Program vaksinasi harus dilaksanakan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan atau penyedia bibit. Vaksinasi dini, terutama terhadap penyakit penting seperti Newcastle Disease (ND) dan Gumboro, harus diprioritaskan. Selain vaksinasi, biosekuriti kandang harus diterapkan secara ketat. Ini termasuk pembatasan akses orang luar, sanitasi peralatan, dan pemisahan kandang baru dari kandang lama untuk mencegah transmisi patogen. Bibit yang sehat akan tumbuh maksimal hanya jika lingkungannya terjaga kebersihannya.
Memilih bibit unggas pedaging yang prima, diikuti dengan manajemen brooding yang cermat, merupakan fondasi utama untuk mencapai efisiensi produksi yang maksimal dalam usaha peternakan unggas komersial. Kegagalan pada tahap awal ini akan sulit diperbaiki di fase pertumbuhan berikutnya.