Brevet Selam Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI AL) merupakan salah satu kualifikasi bergengsi yang menunjukkan kemampuan seorang prajurit untuk beroperasi secara efektif di bawah permukaan air. Menjadi penyelam tempur atau penyelam inti TNI AL memerlukan dedikasi, ketahanan fisik dan mental yang luar biasa, serta penguasaan teknik penyelaman yang sangat ketat. Ini bukan sekadar sertifikasi, melainkan penempaan karakter untuk menghadapi lingkungan yang paling ekstrem.
Ilustrasi operasi penyelaman TNI AL di kedalaman.
Proses mendapatkan Brevet Selam TNI AL sangat selektif. Ada beberapa tingkatan kualifikasi yang harus dicapai, tergantung pada spesialisasi tugas. Mulai dari penyelam dasar hingga penyelam tingkat lanjut (misalnya, penyelam tempur atau penjinak bahan peledak bawah air/EOD). Kurikulumnya dirancang untuk menguji batas kemampuan manusia dalam kondisi tekanan air yang ekstrem.
Pelatihan ini mencakup aspek-aspek krusial, antara lain:
Salah satu tantangan terbesar dalam pelatihan Brevet Selam adalah ujian fisik dan mental yang dilakukan di laut terbuka maupun kolam pelatihan khusus. Calon penyelam harus mampu menahan dingin, tekanan psikologis karena visibilitas nol, serta kelelahan ekstrem setelah melakukan penyelaman berturut-turut.
Latihan seperti "apnea" (menahan napas di bawah air) dalam durasi yang menantang seringkali menjadi bagian wajib. Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap personel yang menyandang brevet tersebut tidak akan panik dan dapat mengambil keputusan cepat dan tepat ketika situasi di kedalaman menjadi kritis. Integritas dan rasa percaya pada rekan satu tim (buddy system) adalah fondasi utama yang ditanamkan selama proses ini.
Keberadaan penyelam terlatih di jajaran TNI AL memiliki nilai strategis yang vital. Mereka adalah garda terdepan dalam menjaga keamanan instalasi vital di laut, seperti dermaga, kapal selam, dan jalur pelayaran strategis. Selain itu, penyelam TNI AL juga berperan penting dalam misi SAR (Search and Rescue) bawah air, terutama dalam menemukan bangkai kapal atau pesawat yang tenggelam di perairan Indonesia yang luas.
Peralatan yang digunakan oleh para penyelam ini seringkali merupakan teknologi canggih, mulai dari sistem penyelaman campuran gas (seperti Trimix) untuk operasi kedalaman ekstrem, hingga peralatan selam tempur tertutup (Closed Circuit Rebreather) yang memungkinkan operasi tanpa menimbulkan gelembung udara yang dapat dideteksi oleh musuh. Kemampuan menguasai teknologi ini selaras dengan filosofi TNI AL untuk selalu siap menghadapi ancaman maritim modern.
Mendapatkan Brevet Selam TNI AL bukan hanya tentang memperoleh lencana, tetapi tentang merengkuh identitas sebagai prajurit yang siap berkorban demi kedaulatan maritim bangsa. Kehormatan ini melekat seumur hidup dan menjadi penanda bahwa pemegangnya telah melalui seleksi alam bawah air yang keras, membuktikan dirinya layak menjadi bagian dari elite maritim Indonesia. Mereka adalah "Kopral Laut" sejati, yang keberaniannya teruji bukan hanya di darat, tetapi di palung terdalam.