Buah aprikot adalah buah batu (drupe) yang sangat dihargai karena warna jingga cerahnya, tekstur lembutnya, dan rasa manis sedikit asam yang unik. Secara botani, aprikot termasuk dalam genus *Prunus*, sama seperti persik, plum, dan ceri. Nama ilmiahnya adalah *Prunus armeniaca*. Meskipun namanya mengandung kata "armeniaca" yang merujuk pada Armenia, asal-usul sebenarnya diduga kuat berasal dari Tiongkok.
Buah ini telah dibudidayakan selama ribuan tahun dan menyebar melalui Jalur Sutra ke Persia, hingga akhirnya tiba di Mediterania dan Eropa. Di Indonesia, meskipun bukan tanaman asli, aprikot sering ditemukan dalam bentuk kering atau olahan, karena iklim tropis kurang mendukung penanaman buah ini secara komersial di dataran rendah.
Aprikot segar memiliki penampilan yang menarik. Ukurannya umumnya lebih kecil dari persik, dengan diameter sekitar 3 hingga 5 sentimeter. Kulitnya halus seperti beludru tipis, meskipun beberapa varietas bisa sedikit berbulu. Warna kulitnya bervariasi dari kuning pucat hingga jingga tua, seringkali dengan semburat merah di bagian yang terkena sinar matahari.
Di dalamnya, daging buahnya berwarna jingga lembut, sangat berair saat matang sempurna. Rasanya adalah perpaduan harmonis antara manis dan sedikit tajam (tart), yang membuatnya lezat dimakan langsung, dijadikan selai, atau bahan kue. Biji yang terletak di tengah (disebut batu) beracun jika dikonsumsi mentah dalam jumlah banyak karena mengandung amigdalin, senyawa yang dapat melepaskan sianida saat dicerna. Namun, biji aprikot sering diolah menjadi minyak atau digunakan dalam industri tertentu.
Daya tarik utama buah aprikot tidak hanya terletak pada rasanya, tetapi juga pada profil nutrisinya yang kaya. Buah aprikot adalah paket nutrisi kecil yang padat manfaat. Berikut beberapa keunggulan nutrisi yang ditawarkan:
Saat berbelanja, kita sering dihadapkan pada pilihan antara aprikot segar dan aprikot kering (dried apricots). Kedua bentuk ini menawarkan manfaat, tetapi dengan komposisi nutrisi yang berbeda:
Aprikot Segar: Memiliki kadar air tinggi dan kalori yang relatif rendah per sajian. Rasanya lebih segar dan teksturnya lembut. Ini adalah cara terbaik untuk menikmati hidrasi bersamaan dengan nutrisi.
Aprikot Kering: Proses pengeringan menghilangkan sebagian besar air, sehingga nutrisi, gula alami, dan serat menjadi lebih terkonsentrasi. Karena gulanya terkonsentrasi, kalori per buah jauh lebih tinggi. Aprikot kering seringkali diawetkan dengan sulfur dioksida untuk mempertahankan warna cerah jingga, meskipun versi organik tanpa sulfur juga tersedia (warnanya cenderung lebih cokelat gelap).
Penting untuk diingat bahwa karena konsentrasi gula yang tinggi, konsumsi aprikot kering harus dalam porsi yang moderat, terutama bagi penderita diabetes.
Ada ratusan kultivar aprikot di seluruh dunia, yang dibedakan berdasarkan ukuran, tingkat kemanisan, dan ketebalan kulitnya. Beberapa varietas populer termasuk Tilton, Blenheim, dan Goldcot.
Penggunaan kuliner buah aprikot sangat luas. Di Timur Tengah dan Asia Tengah, aprikot sering digunakan dalam masakan gurih, seperti isian untuk daging panggang (tagine atau pilaf) untuk memberikan sentuhan rasa manis yang seimbang. Sementara itu, di Barat, buah aprikot adalah favorit untuk:
Singkatnya, buah aprikot adalah harta karun kecil berwarna jingga dari alam, yang menawarkan perpaduan sempurna antara rasa manis lezat dan manfaat kesehatan yang substansial, menjadikannya buah yang patut dimasukkan dalam pola makan seimbang Anda.