Panduan Lengkap Cara Beternak Ayam Petelur

Beternak ayam petelur merupakan salah satu peluang usaha agribisnis yang menjanjikan. Dengan permintaan telur yang stabil di pasar, usaha ini dapat memberikan keuntungan yang konsisten jika dikelola dengan benar. Keberhasilan peternakan ayam petelur sangat bergantung pada manajemen yang baik, mulai dari pemilihan bibit, kandang, pakan, hingga pengendalian penyakit.

Diagram Sederhana Siklus Peternakan Ayam Petelur 1. Persiapan Kandang 2. Seleksi Bibit (DOC) 3. Masa Starter 4. Puncak Produksi 5. Pakan & Vaksin Evaluasi

1. Pemilihan Bibit Ayam (DOC)

Langkah pertama yang krusial adalah mendapatkan Day Old Chick (DOC) atau anak ayam umur sehari yang berkualitas. Pilih DOC dari galur (strain) ayam petelur yang sudah teruji seperti Leghorn, Lohmann Brown, atau Hy-Line. Pastikan DOC berasal dari penetasan yang sehat, memiliki berat seragam, dan tidak cacat fisik. Kualitas DOC akan menentukan potensi produksi telur mereka di masa depan.

2. Persiapan dan Desain Kandang

Kandang harus dirancang untuk memfasilitasi kenyamanan ayam dan memudahkan manajemen peternakan. Ada dua jenis kandang umum:

Pastikan sirkulasi udara baik, suhu kandang ideal (sekitar 24°C - 28°C), dan tersedia tempat pakan serta minum yang cukup.

Fasilitas Penting dalam Kandang:

  1. Penerangan: Intensitas cahaya mempengaruhi produksi. Ayam membutuhkan sekitar 14-16 jam cahaya per hari saat memasuki masa bertelur.
  2. Pembersihan: Sistem alas kandang (litter) atau sistem penampung kotoran pada baterai harus mudah dibersihkan.
  3. Pemisahan Area: Area pemanas (brooder) untuk DOC harus terpisah dari ayam dewasa.

3. Manajemen Pakan dan Air Minum

Pakan menyumbang hingga 70% dari total biaya operasional. Oleh karena itu, pemberian pakan harus tepat dan efisien.

Tahapan Pakan Ayam Petelur:

  1. Starter (0-6 minggu): Pakan tinggi protein untuk pertumbuhan awal.
  2. Grower (7-14 minggu): Protein diturunkan bertahap untuk pembentukan kerangka.
  3. Pre-Layer (15-18 minggu): Pakan persiapan bertelur, kandungan kalsium mulai ditingkatkan.
  4. Layer (di atas 18 minggu): Pakan dengan kandungan Kalsium tertinggi (sekitar 3.5% - 4%) untuk pembentukan cangkang telur yang kuat.

Air minum harus selalu tersedia, bersih, dan segar. Dehidrasi sedikit saja dapat menurunkan produksi telur secara drastis.

4. Kesehatan dan Vaksinasi

Pencegahan penyakit jauh lebih murah daripada pengobatan. Program vaksinasi harus disusun berdasarkan rekomendasi dinas peternakan setempat atau dokter hewan.

Vaksinasi rutin meliputi ND (Newcastle Disease), Gumboro, dan Koksidiosis. Lakukan biosekuriti ketat:

5. Masa Produksi dan Panen Telur

Ayam mulai bertelur optimal biasanya pada usia sekitar 18-20 minggu. Masa puncak produksi biasanya berlangsung 4-8 minggu setelah ayam mulai bertelur, di mana produksi bisa mencapai 90% atau lebih dari jumlah ayam.

Pengumpulan telur harus dilakukan minimal dua hingga tiga kali sehari, terutama jika menggunakan kandang baterai, untuk menjaga kebersihan telur dan mencegah pecah.

Setelah produksi menurun drastis (biasanya di atas 75-80 minggu), ayam petelur biasanya dijual sebagai ayam afkir untuk diolah menjadi daging atau produk lain, dan kandang dipersiapkan untuk siklus baru.

Kesimpulan

Beternak ayam petelur membutuhkan ketelatenan tinggi dalam pemantauan harian. Perhatikan perubahan perilaku ayam, kualitas pakan, dan kondisi lingkungan kandang. Dengan manajemen yang disiplin, usaha peternakan ayam petelur akan memberikan hasil yang memuaskan.

🏠 Homepage