Pembesaran ayam pedaging merupakan usaha peternakan yang sangat populer karena siklus panennya yang relatif cepat. Keberhasilan dalam usaha ini sangat bergantung pada penerapan manajemen yang tepat, mulai dari pemilihan bibit hingga penanganan akhir. Memahami cara pembesaran ayam pedaging secara optimal adalah kunci untuk mencapai bobot panen yang seragam dan efisiensi biaya pakan yang tinggi.
1. Persiapan Kandang dan Lingkungan
Kandang yang ideal adalah fondasi utama keberhasilan. Pastikan kandang memiliki ventilasi yang baik untuk sirkulasi udara segar dan pencegahan penumpukan amonia. Untuk ayam pedaging, kepadatan kandang harus diatur sesuai standar ras yang dipelihara; kepadatan berlebih dapat memicu stres dan penurunan pertumbuhan.
Biosekuriti dan Desinfeksi
Sebelum kedatangan DOC (Day Old Chick), kandang harus dibersihkan secara menyeluruh dan didesinfeksi. Penerapan biosekuriti ketat sangat penting untuk mencegah masuknya penyakit. Ini termasuk pembatasan akses orang luar dan penyediaan bak desinfektan di pintu masuk.
Pengaturan Suhu (Brooding)
Fase awal kehidupan (brooding) adalah fase kritis. Anak ayam membutuhkan suhu lingkungan yang hangat, biasanya sekitar 32-34°C pada minggu pertama, dan diturunkan secara bertahap. Pemanas (brooder) harus dipasang dengan ketinggian yang tepat untuk memastikan distribusi panas yang merata.
Ilustrasi proses pembesaran ayam pedaging.
2. Manajemen Pakan dan Air Minum
Pakan menyumbang sekitar 60-70% dari total biaya produksi. Oleh karena itu, efisiensi pemberian pakan sangat menentukan profitabilitas. Cara pembesaran ayam pedaging yang sukses menuntut pemberian pakan yang sesuai fase pertumbuhan.
Fase Starter (Minggu 1-3)
Berikan pakan starter dengan kandungan protein tinggi (sekitar 21-23%) untuk merangsang perkembangan organ dan pertambahan bobot awal. Pastikan tempat pakan selalu terisi dan mudah dijangkau oleh DOC.
Fase Grower dan Finisher (Minggu 4 hingga Panen)
Protein dapat diturunkan secara bertahap sesuai standar pabrikan pakan. Manajemen air minum tidak kalah penting. Air harus selalu bersih, segar, dan tersedia sepanjang waktu. Kualitas air minum yang buruk adalah penyebab utama penurunan performa dan munculnya penyakit.
3. Pencegahan dan Penanganan Penyakit
Program vaksinasi yang terstruktur adalah wajib. Vaksinasi harus dilakukan sesuai jadwal yang direkomendasikan oleh dokter hewan atau penyuluh peternakan, terutama terhadap penyakit mematikan seperti Newcastle Disease (ND) dan Gumboro.
Pemantauan Kesehatan Harian
Lakukan pengecekan rutin minimal dua kali sehari. Perhatikan perilaku ayam:
- Aktivitas makan dan minum.
- Tingkat kematian harian (mortalitas).
- Kondisi feses (kotoran).
- Pola pernapasan.
Deteksi dini penyakit memungkinkan penanganan yang cepat dan membatasi penyebarannya, menjaga laju pertumbuhan tetap stabil.
4. Faktor Kunci Keberhasilan Pertumbuhan
Untuk mendapatkan hasil maksimal dalam cara pembesaran ayam pedaging, ada beberapa parameter kunci yang harus dipantau:
- FCR (Feed Conversion Ratio): Rasio konversi pakan harus dijaga serendah mungkin. FCR yang baik menunjukkan bahwa ayam efisien dalam mengubah pakan menjadi daging.
- Bobot Badan Harian (ADG): Lakukan penimbangan sampel ayam secara berkala untuk memastikan laju pertambahan bobot sesuai standar galur (strain) yang dipelihara.
- Kandang Terkontrol (Litter Management): Sekam (litter) harus tetap kering dan gembur. Litter yang basah menjadi sumber penyakit dan gas amonia.
Dengan memperhatikan detail-detail manajemen ini—mulai dari lingkungan yang nyaman, nutrisi yang tepat, hingga kontrol kesehatan yang ketat—peternak dapat memaksimalkan potensi genetik ayam pedaging dan meraih keuntungan maksimal saat panen.