Pengelolaan sampah yang efektif dimulai dari pemilahan di sumbernya. Dua kategori utama dalam pemilahan sampah adalah sampah organik dan sampah anorganik. Memahami perbedaan antara keduanya sangat krusial karena metode pengolahan dan dampaknya terhadap lingkungan sangat berbeda. Kesalahan dalam pemilahan dapat menghambat proses daur ulang dan pengomposan, serta meningkatkan volume sampah yang berakhir di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA).
Sampah organik, yang berasal dari makhluk hidup, cenderung mudah terurai secara alami melalui proses dekomposisi. Sementara itu, sampah anorganik adalah material yang memerlukan waktu sangat lama (bahkan ratusan tahun) untuk terurai, namun sebagian besar jenisnya dapat didaur ulang menjadi produk baru.
Sampah Organik adalah semua jenis sampah yang berasal dari sisa organisme hidup (makhluk hidup) seperti tumbuhan dan hewan, yang dapat terurai secara alami (biodegradable) dalam waktu singkat melalui proses biologis.
Pengelolaan yang tepat untuk sampah organik adalah dengan mengomposkannya. Kompos yang dihasilkan merupakan pupuk alami yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah, sehingga mengurangi kebutuhan pupuk kimia dan menutup siklus alamiah.
Sampah Anorganik adalah sampah yang tidak mengandung unsur karbon organik, umumnya berasal dari proses industri atau pertambangan. Jenis sampah ini sulit atau membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai secara alami (non-biodegradable).
Kunci penanganan sampah anorganik adalah daur ulang. Dengan memisahkan sampah anorganik berdasarkan jenis materialnya (plastik, logam, kaca), sampah tersebut dapat diolah kembali menjadi bahan baku industri, yang secara langsung mengurangi penambangan sumber daya alam baru dan mengurangi beban TPA.
Kesuksesan program pengurangan sampah sangat bergantung pada disiplin individu. Jika sampah organik dan anorganik dicampur, material organik yang membusuk akan mencemari material daur ulang. Misalnya, sisa makanan yang menempel pada kardus bekas akan membuat kardus tersebut tidak laku untuk didaur ulang karena sudah terkontaminasi.
Oleh karena itu, menyiapkan minimal dua wadah terpisah di rumah โ satu untuk bahan yang bisa terurai (kompos) dan satu lagi untuk bahan yang bisa didaur ulang (anorganik) โ adalah langkah awal yang paling berdampak. Bahkan, idealnya sampah anorganik dipilah lagi menjadi kategori plastik, kertas, dan logam untuk memaksimalkan nilai ekonominya saat diserahkan ke bank sampah atau pengepul. Dengan memisahkan contoh sampah organik dan anorganik secara konsisten, kita turut berkontribusi menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan berkelanjutan.