Memahami Golongan Darah: Antigen dan Antibodi

Golongan darah merupakan sistem klasifikasi sel darah merah manusia yang ditentukan oleh keberadaan atau ketiadaan zat antigen tertentu pada permukaan sel darah merah. Pemahaman tentang golongan darah sangat penting, terutama dalam konteks transfusi darah, karena kesalahan dalam pencocokan dapat menyebabkan reaksi transfusi yang fatal. Sistem golongan darah yang paling umum dikenal adalah sistem ABO dan sistem Rhesus (Rh). Inti dari sistem ini terletak pada interaksi antara antigen yang menempel di sel darah merah dan antibodi yang beredar bebas dalam plasma darah.

Ilustrasi Sederhana Antigen dan Antibodi Sel Darah Merah Antigen A Antibodi Anti-B Contoh: Golongan Darah A memiliki Antigen A dan Antibodi Anti-B.

Peran Antigen dan Antibodi

Antigen: Penanda Identitas

Antigen pada permukaan sel darah merah adalah molekul (biasanya protein atau karbohidrat) yang dikenali oleh sistem imun sebagai bagian dari diri sendiri atau sebagai benda asing. Dalam sistem ABO, ada dua jenis antigen utama: Antigen A dan Antigen B. Jika sel darah merah memiliki Antigen A, golongan darahnya adalah A. Jika memiliki Antigen B, golongan darahnya adalah B. Jika keduanya ada, golongan darahnya AB, dan jika tidak ada sama sekali, golongan darahnya adalah O.

Antibodi: Pelindung Plasma

Antibodi, atau imunoglobulin, adalah protein yang diproduksi oleh sistem kekebalan tubuh sebagai respons terhadap antigen yang dianggap asing. Dalam konteks golongan darah, antibodi dalam plasma secara alami akan menyerang antigen yang tidak dimiliki oleh sel darah merah individu tersebut. Misalnya, seseorang dengan golongan darah A (memiliki Antigen A) secara alami akan memproduksi Antibodi Anti-B dalam plasmanya. Jika darah golongan A menerima darah golongan B, antibodi Anti-B akan menyerang antigen B pada darah donor, menyebabkan penggumpalan (aglutinasi) dan hemolisis (pecahnya sel darah merah), yang sangat berbahaya.

Sistem ABO dan Kompatibilitas

Sistem ABO menentukan empat golongan darah utama. Kombinasi antigen pada sel darah merah dan antibodi dalam plasma sangat menentukan siapa yang dapat menerima atau mendonorkan darah.

Golongan Darah Antigen pada Sel Darah Merah Antibodi dalam Plasma Dapat Menerima Dari Dapat Mendonorkan Ke
A Antigen A Antibodi Anti-B A, O A, AB
B Antigen B Antibodi Anti-A B, O B, AB
AB Antigen A dan B Tidak Ada A, B, AB, O AB
O Tidak Ada Antibodi Anti-A dan Anti-B O A, B, AB, O

Faktor Rhesus (Rh)

Selain sistem ABO, faktor Rh juga krusial. Jika sel darah merah memiliki antigen D (dikenal sebagai faktor Rh positif, atau Rh+), maka individu tersebut adalah Rh+. Jika tidak memiliki antigen D, ia adalah Rh negatif (Rh-). Berbeda dengan antibodi ABO yang secara alami ada, antibodi anti-D (anti-Rh) baru terbentuk setelah paparan darah Rh+ pada individu Rh- (misalnya, melalui transfusi atau kehamilan). Konflik Rh antara ibu Rh- dan janin Rh+ dapat menyebabkan masalah serius. Oleh karena itu, dalam transfusi darah, kompatibilitas Rh harus selalu diperhatikan. Individu O- sering disebut sebagai donor universal karena tidak memiliki antigen ABO maupun Rh di permukaannya, sehingga jarang memicu reaksi imun pada penerima, meskipun pada praktiknya, transfusi harus selalu dicocokkan dengan golongan darah penuh.

Kesimpulannya, golongan darah adalah hasil dari keberadaan spesifik antigen pada sel darah merah, yang kemudian memicu produksi antibodi spesifik di dalam plasma. Kecocokan antara antigen donor dan antibodi penerima adalah prinsip dasar keselamatan dalam dunia medis transfusi darah.

🏠 Homepage