Gambar representasi visual jenis angkur baja yang menancap pada elemen struktural.
Angkur baja (steel anchors) adalah komponen penting dalam konstruksi modern yang berfungsi sebagai penghubung mekanis antara elemen struktural yang terbuat dari baja (seperti kolom, balok, atau pelat baja) dengan elemen struktural yang terbuat dari material yang lebih masif, umumnya beton atau pasangan bata. Keandalan sistem penahanan ini sangat vital karena kegagalan angkur dapat menyebabkan keruntuhan parsial atau total pada suatu bangunan. Oleh karena itu, pemilihan jenis angkur baja yang tepat sesuai dengan beban, kondisi material dasar, dan lingkungan pemasangan menjadi prioritas utama dalam rekayasa sipil.
Secara umum, jenis angkur baja dapat diklasifikasikan berdasarkan mekanisme penahanannya, yaitu angkur gesek (friction-based) dan angkur mekanik (mechanical interlock). Pemilihan berdasarkan kategori ini akan sangat mempengaruhi kemampuan angkur menahan gaya tarik (tension) dan gaya geser (shear).
Pemilihan angkur harus mempertimbangkan faktor-faktor seperti kemampuan menahan beban tarik maksimum, ketahanan terhadap getaran, dan kemudahan instalasi. Berikut adalah beberapa jenis angkur baja yang paling sering digunakan dalam proyek konstruksi:
Angkur ini dipasang sebelum beton dituang. Mereka biasanya berbentuk 'L', 'J', atau pelat dengan baut ulir yang menonjol. Keunggulannya adalah kekuatan yang sangat tinggi karena terintegrasi penuh dengan matriks beton saat pengerasan. Ideal untuk beban sangat berat seperti dudukan mesin besar atau pondasi baja.
Ini adalah jenis yang paling umum dipasang setelah beton mengeras (post-installed). Mekanisme kerjanya mengandalkan pengembangan material jangkar di dalam lubang bor. Ini mencakup:
Angkur kimia menggunakan resin epoksi, vinilester, atau poliuretan yang disuntikkan ke dalam lubang bor. Baut ulir atau batang ulir (threaded rod) kemudian dimasukkan ke dalam resin. Kekuatan penahanannya sangat tinggi dan tidak menciptakan tegangan ekspansi pada beton di sekitar lubang, menjadikannya pilihan terbaik untuk area yang berdekatan dengan tepi beton atau material yang rentan retak.
Angkur jenis ini bekerja dengan menciptakan interlock mekanis yang lebih kuat daripada angkur ekspansi biasa. Ujung angkur akan melebar atau "menggali" ke dalam beton di bawahnya setelah dipasang. Angkur undercut sangat efektif untuk menahan beban tarik yang ekstrem dan sering digunakan pada aplikasi seismik atau struktur kritis.
Memilih jenis angkur yang tepat memerlukan analisis mendalam terhadap kondisi lapangan dan desain struktur. Kegagalan seringkali bukan disebabkan oleh kegagalan baut itu sendiri, melainkan kegagalan penahanan pada material dasar (beton).
1. Beban Desain: Apakah beban yang dominan adalah tarik, geser, atau kombinasi keduanya? Angkur kimia umumnya unggul dalam kombinasi tarik dan geser, sementara angkur tanam sangat kuat pada beban statis tarik tinggi.
2. Jarak Tepi (Edge Distance): Jika angkur dipasang terlalu dekat dengan tepi pelat beton, risiko beton pecah akibat ekspansi (cone failure) sangat tinggi. Dalam kasus ini, angkur kimia atau undercut lebih disarankan daripada angkur ekspansi mekanis standar.
3. Kondisi Material Dasar: Apakah beton sudah tua, memiliki kekuatan tekan rendah, atau terdapat keretakan? Beton yang retak memerlukan angkur spesialis yang dirancang untuk menahan kondisi tersebut, seperti angkur kimia dengan sertifikasi khusus untuk zona retak.
4. Lingkungan Operasional: Paparan korosi (misalnya di dekat laut atau lingkungan kimia) memerlukan angkur yang terbuat dari baja tahan karat (stainless steel), seperti SS304 atau SS316, terlepas dari jenis mekanisme penahanannya.
Pemasangan yang tidak tepat, seperti kedalaman lubang yang salah, kebersihan lubang yang buruk (terutama untuk angkur kimia), atau torsi pengencangan yang tidak sesuai spesifikasi pabrikan, merupakan penyebab utama kegagalan angkur. Oleh karena itu, instruksi pemasangan harus diikuti dengan ketat untuk memastikan integritas struktural jangka panjang dari seluruh sambungan.