Memelihara ayam petelur adalah salah satu investasi peternakan yang paling umum dilakukan, baik skala rumahan maupun komersial. Keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada kemampuan ayam dalam menghasilkan telur dalam jumlah yang maksimal. Tidak semua jenis ayam memiliki potensi produktivitas yang sama. Oleh karena itu, memahami **jenis ayam yang bertelur banyak** adalah langkah awal yang krusial.
Secara umum, ayam petelur dibagi berdasarkan tujuan pemuliaannya. Untuk kebutuhan produksi telur harian yang tinggi, peternak harus fokus pada galur (strain) ayam ras yang telah melalui seleksi genetik intensif. Ras-ras ini dirancang untuk efisiensi pakan dan tingkat peletakan telur yang sangat tinggi, seringkali mencapai 280 hingga 300 butir per tahun per ekor.
1. Ayam Ras Petelur Unggul (Strain Komersial)
Jenis ayam ini adalah primadona di dunia peternakan modern karena performa produksinya yang terjamin. Mereka biasanya memiliki bobot badan yang relatif ringan, sehingga energi yang dihasilkan lebih banyak dialokasikan untuk pembentukan telur daripada pertumbuhan massa tubuh.
Layer Putih (White Leghorn dan Derivatifnya)
Ayam jenis ini secara historis merupakan penghasil telur terbanyak di dunia. Mereka dikenal mampu bertelur hingga 300 butir lebih dalam satu tahun produksi. Ciri khasnya adalah bulu putih bersih dan jengger merah yang besar.
- Keunggulan: Tingkat konversi pakan yang sangat baik (efisien), produksi telur konsisten.
- Kekurangan: Lebih sensitif terhadap stres lingkungan dan penyakit dibandingkan ayam kampung.
Layer Cokelat (ISA Brown, Lohmann Brown, Hy-Line Brown)
Meskipun menghasilkan telur berwarna cokelat yang seringkali diminati pasar premium, ayam galur cokelat ini juga memiliki produktivitas yang setara dengan layer putih. Mereka sedikit lebih adaptif terhadap suhu tropis dibandingkan Leghorn murni.
- Produktivitas: Sangat tinggi, seringkali puncak produksi mencapai 90-95% pada usia puncak.
- Telur: Berwarna cokelat muda hingga tua.
2. Ayam Ras Petelur Lokal dan Eksperimental
Selain ras murni impor, ada beberapa jenis ayam yang juga menunjukkan potensi bertelur banyak, meskipun mungkin tidak se-konsisten ayam galur komersial, namun unggul dalam adaptasi lingkungan lokal.
Ayam Isbar (Israel Black Australorp)
Meskipun awalnya dikembangkan sebagai ayam pedaging, beberapa galur Isbar menunjukkan potensi bertelur yang mengejutkan, seringkali menghasilkan telur berkualitas baik dengan sifat mengeram yang lebih rendah dibandingkan ayam kampung asli. Ini menjadikannya pilihan menarik untuk peternak yang mencari keseimbangan antara produksi dan adaptasi.
Ayam Kampung Unggul (Ayam KUB, Sinabung)
Program pemuliaan lokal telah menghasilkan ayam kampung yang telah diseleksi untuk meningkatkan frekuensi bertelur. Meskipun rata-rata produksi mereka masih di bawah layer komersial (sekitar 180-220 butir per tahun), keunggulan mereka terletak pada daya tahan tubuh yang superior dan kemampuan berkembang biak yang baik.
Faktor Kunci Selain Jenis Ayam
Memilih **jenis ayam yang bertelur banyak** saja tidak cukup. Produktivitas akan merosot drastis jika faktor pendukung lainnya diabaikan. Manajemen pemeliharaan memainkan peran besar dalam mewujudkan potensi genetik ayam tersebut.
- Nutrisi Pakan: Ayam petelur membutuhkan ransum dengan kadar protein (sekitar 16-18%) dan kalsium yang tinggi. Kekurangan kalsium menyebabkan cangkang telur tipis atau bahkan tidak bertelur sama sekali.
- Kandang dan Lingkungan: Kepadatan kandang yang tepat, sirkulasi udara yang baik, serta suhu yang stabil (ideal di kisaran 20-26°C) sangat vital. Ayam yang stres akan menekan produksi telurnya.
- Pencahayaan (Fotoperiode): Ayam petelur membutuhkan durasi cahaya yang cukup (biasanya 14-16 jam sehari) untuk merangsang hormon reproduksi mereka agar terus berproduksi.
- Manajemen Kesehatan: Program vaksinasi dan biosekuriti yang ketat harus diterapkan untuk mencegah penyakit yang dapat menghentikan periode bertelur secara mendadak.
Sebagai kesimpulan, jika tujuan utama Anda adalah kuantitas produksi telur tertinggi, fokuslah pada galur layer komersial seperti White Leghorn atau ISA Brown. Namun, jika Anda mencari ayam yang lebih tangguh dengan hasil yang lumayan baik untuk skala sampingan, pertimbangkan ayam kampung yang telah diseleksi atau ras lokal yang adaptif. Selalu ingat, genetika hanya memberikan potensi; manajemen yang baik yang akan mewujudkannya.