Ayam buras, atau ayam kampung, merupakan komoditas peternakan rakyat yang sangat penting di Indonesia. Berbeda dengan ayam ras (broiler atau petelur) yang dikembangkan untuk produksi massal dalam waktu singkat, ayam buras dikenal karena ketahanannya terhadap penyakit, kemampuan adaptasi lingkungan yang tinggi, serta kualitas daging dan telurnya yang dianggap lebih gurih. Meskipun pertumbuhannya lebih lambat, permintaan pasar terhadap ayam buras, terutama untuk kebutuhan konsumsi rumah tangga tradisional dan olahan kuliner khas, tetap tinggi.
Istilah "ayam buras" (singkatan dari ayam buruan atau ayam pedesaan) mencakup berbagai varietas ayam lokal yang telah beradaptasi secara alami selama bertahun-tahun. Seiring perkembangan ilmu peternakan, banyak jenis ayam buras yang kini dikembangkan secara lebih intensif untuk meningkatkan performa tanpa menghilangkan karakteristik unggulnya.
Indonesia kaya akan plasma nutfah ayam lokal. Klasifikasi jenis ayam buras seringkali didasarkan pada tujuan pemanfaatan utamanya (pedaging atau petelur) atau ciri khas regionalnya. Berikut adalah beberapa jenis ayam buras yang populer dan banyak dibudidayakan:
Meskipun ayam ras mendominasi pasar komersial karena efisiensi produksinya, ayam buras memegang peranan penting di segmen pasar premium dan organik. Konsumen saat ini semakin sadar akan pentingnya pangan yang dihasilkan secara alami, dan ayam buras sering dikaitkan dengan sistem pemeliharaan berbasis organik atau semi-intensif di mana ayam diberi kebebasan mencari pakan tambahan (free-range).
Rasa daging ayam buras yang lebih padat dan bumbu yang lebih meresap menjadikannya bahan utama dalam banyak hidangan tradisional Indonesia, seperti opor ayam kampung, soto, atau ayam bakar. Selain itu, telur ayam buras memiliki kuning telur yang lebih besar dan warna yang lebih cerah, sehingga sering dicari untuk keperluan gizi tinggi.
Budidaya ayam buras tradisional sering menghadapi kendala utama yaitu laju pertumbuhan yang lambat dan tingkat kematian (mortalitas) yang relatif tinggi pada fase starter jika tidak dikelola dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, pengembangan strain ayam buras unggul menjadi kunci. Inovasi dalam pakan lokal terbarukan dan manajemen kandang yang higienis—tetapi tetap mempertahankan ciri khas lingkungan terbuka—menjadi fokus para peneliti dan peternak agar potensi ayam buras Indonesia dapat termaksimalkan tanpa kehilangan keaslian rasnya.
Secara keseluruhan, keragaman jenis ayam buras menawarkan peluang ekonomi yang besar, baik di pasar konvensional maupun pasar spesifik yang menuntut kualitas dan keaslian produk lokal.