Jenis Sekam: Mengenal Beragam Bentuk dan Manfaatnya

Sekam, yang sering kali dianggap sebagai limbah pertanian, sebenarnya adalah komponen organik yang sangat berharga. Secara umum, sekam merujuk pada lapisan pelindung luar biji-bijian atau kulit luar bulir padi yang terlepas saat proses penggilingan. Namun, dalam konteks yang lebih luas di dunia pertanian dan perkebunan, istilah "sekam" juga merujuk pada kulit luar dari berbagai jenis tanaman serealia lainnya. Memahami jenis sekam sangat penting karena setiap jenis memiliki karakteristik fisik dan komposisi kimia yang berbeda, yang mempengaruhi kegunaannya, mulai dari media tanam hingga bahan bakar.

Sekam Padi (Rice Husk)

Jenis sekam yang paling umum dan melimpah adalah sekam padi. Sekam padi adalah residu yang dihasilkan dalam jumlah besar setelah padi diolah menjadi beras. Karena ketersediaannya yang masif, sekam padi menjadi primadona dalam pemanfaatan limbah pertanian. Sekam padi memiliki ciri khas berupa kandungan silika (SiO2) yang tinggi, bahkan bisa mencapai 15% hingga 20% dari berat keringnya. Kandungan silika inilah yang membuatnya relatif tahan lama dan memiliki daya serap air yang baik.

Secara fisik, sekam padi berbentuk lonjong dan ringan. Karena sifatnya yang ringan, sekam padi sangat efektif untuk memperbaiki aerasi dan drainase dalam media tanam. Ketika digunakan sebagai mulsa atau campuran tanah, sekam padi mencegah pemadatan tanah, memungkinkan oksigen mencapai akar tanaman dengan lebih mudah. Selain itu, sekam padi juga sering dibakar untuk menghasilkan abu sekam padi (sekam bakar) yang kaya kalium, sering digunakan sebagai pupuk organik.

Sekam Jagung (Corn Husk)

Meskipun seringkali lebih dikenal sebagai daun pembungkus buah jagung (disebut juga kelobot), sekam jagung dalam konteks kulit pelindung biji juga merupakan jenis sekam yang ada. Namun, di Indonesia, istilah sekam lebih dominan merujuk pada sekam padi. Sekam jagung umumnya memiliki kandungan selulosa yang lebih tinggi dan tingkat silika yang jauh lebih rendah dibandingkan sekam padi.

Kegunaan sekam jagung cenderung lebih bervariasi. Kadang ia dimanfaatkan sebagai bahan baku pakan ternak setelah melalui proses pengolahan khusus (seperti fermentasi atau perlakuan kimia untuk meningkatkan nilai nutrisinya), atau digunakan sebagai bahan bakar biomassa karena mudah terbakar.

Sekam Biji-bijian Lainnya

Selain padi dan jagung, hampir semua tanaman serealia, kacang-kacangan, dan biji-bijian menghasilkan sekam sebagai lapisan pelindung. Beberapa contoh lain meliputi:

Perbedaan Utama dan Aplikasinya

Perbedaan utama antar jenis sekam terletak pada struktur kimianya, terutama kandungan lignin, selulosa, dan kadar abu (silika). Sekam padi, dengan silika tinggi, sangat baik untuk media tanam yang memerlukan aerasi superior dan ketahanan terhadap pembusukan cepat. Sementara itu, sekam yang kaya selulosa lebih mudah terdekomposisi dan lebih bernutrisi jika diolah menjadi pakan.

Dalam konteks pertanian modern, sekam padi adalah yang paling banyak diproses lebih lanjut. Pengolahannya meliputi:

  1. Sekam Mentah: Digunakan langsung sebagai lapisan dasar (lanting) di kandang ternak atau dicampur ke tanah.
  2. Sekam Bakar (Abu Sekam): Dihasilkan dari pembakaran terkontrol, abu ini kaya kalium (K), kalsium (Ca), dan magnesium (Mg), menjadikannya penyubur tanah yang sangat baik.
  3. Biochar Sekam: Melalui proses pirolisis suhu tinggi, sekam diubah menjadi karbon aktif (biochar) yang stabil dan memiliki kapasitas penyerapan polutan yang tinggi, bermanfaat untuk restorasi lahan.

Kesimpulannya, meskipun secara visual tampak serupa, setiap jenis sekam membawa potensi unik yang didorong oleh komposisi materialnya. Pemanfaatan sekam yang tepat, terutama sekam padi sebagai media tanam serbaguna dan sumber nutrisi pasca-pembakaran, menegaskan bahwa limbah pertanian ini adalah aset berharga bagi pertanian berkelanjutan.

Ilustrasi visual berbagai jenis sekam dan penggunaannya Padi Jagung Abu Media Tanam
🏠 Homepage