Budidaya ayam broiler merupakan salah satu sektor peternakan yang paling cepat berkembang dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pemenuhan kebutuhan protein hewani masyarakat. Namun, keberhasilan usaha ini sangat bergantung pada pemahaman mendalam mengenai berbagai kebutuhan ayam broiler pada setiap fase kehidupannya. Kegagalan dalam memenuhi kebutuhan dasar ini dapat mengakibatkan penurunan laju pertumbuhan, peningkatan mortalitas, dan kerugian finansial.
Pakan memegang peranan vital, menyumbang sekitar 60-70% dari total biaya operasional peternakan. Ayam broiler memiliki kebutuhan nutrisi spesifik yang berubah seiring bertambahnya usia. Keseimbangan antara protein, energi, vitamin, dan mineral harus dijaga ketat.
Secara umum, kebutuhan nutrisi dibagi berdasarkan fase pertumbuhan:
Air bersih dan segar adalah komponen pakan yang tak kalah penting. Kebutuhan air ayam broiler bisa mencapai 2 hingga 4 kali lipat dari konsumsi pakan keringnya. Dehidrasi sekecil apapun akan langsung menghambat performa.
Lingkungan kandang yang optimal sangat krusial untuk menjaga kesehatan dan memaksimalkan potensi genetik ayam. Suhu, kelembaban, ventilasi, dan kepadatan kandang adalah faktor lingkungan utama yang harus dikontrol.
Ayam broiler sangat sensitif terhadap suhu, terutama pada umur muda. Anak ayam (DOC) membutuhkan suhu kandang brooding sekitar 32-34°C. Suhu ini harus diturunkan secara bertahap sekitar 0.5°C per minggu hingga mencapai suhu lingkungan dewasa (sekitar 24-26°C).
Sistem ventilasi yang baik diperlukan untuk menghilangkan gas berbahaya seperti amonia (NH3) dan karbon dioksida (CO2) yang dihasilkan dari kotoran. Kadar amonia yang tinggi menyebabkan iritasi pernapasan dan penurunan nafsu makan. Kontrol kelembaban juga penting; kelembaban ideal berkisar antara 60-70%.
Kebutuhan ayam broiler akan kesehatan dijamin dengan penerapan biosekuriti ketat. Ini mencakup pembatasan akses orang asing, desinfeksi rutin, dan pemisahan antar kelompok umur (all-in/all-out system) untuk memutus rantai penularan penyakit.
Litter atau alas kandang berfungsi menyerap kelembaban dari feses dan urin, menjaga kebersihan kaki ayam, serta membantu isolasi termal dari lantai. Jenis litter yang umum digunakan adalah sekam padi atau serbuk gergaji.
Kualitas litter memengaruhi kesehatan pernapasan dan kaki. Litter yang basah dan menggumpal meningkatkan kadar amonia dan berisiko menyebabkan penyakit seperti Footpad Dermatitis (luka pada telapak kaki) dan koksidiosis. Ketebalan litter awal idealnya 7 hingga 10 cm.
Program pencegahan penyakit adalah investasi, bukan biaya. Kebutuhan vaksinasi harus disesuaikan dengan profil penyakit endemik di wilayah peternakan.
Pemantauan harian terhadap perilaku, konsumsi pakan/air, dan mortalitas sangat penting. Perubahan mendadak pada pola konsumsi sering kali menjadi indikasi awal adanya masalah kesehatan atau ketidaksesuaian lingkungan.
Memahami secara holistik kebutuhan ayam broiler—mulai dari formulasi pakan yang presisi, kontrol suhu lingkungan yang ketat, hingga penerapan biosekuriti yang disiplin—adalah kunci utama untuk mencapai efisiensi produksi. Peternak yang sukses adalah mereka yang mampu membaca sinyal dari kawanan dan sigap menyesuaikan manajemen sesuai tuntutan fisiologis ayam broiler modern.