Pengelolaan sampah adalah isu krusial dalam kehidupan modern. Salah satu langkah fundamental dalam manajemen sampah yang efektif adalah memahami klasifikasi dasar sampah, yaitu sampah organik dan sampah anorganik. Memisahkan kedua jenis sampah ini sejak dari sumbernya akan sangat menentukan keberhasilan daur ulang dan pengolahan lebih lanjut.
Ilustrasi pemisahan sampah organik dan anorganik.
Sampah organik adalah jenis sampah yang berasal dari sisa makhluk hidup, baik tumbuhan maupun hewan. Karakteristik utama sampah organik adalah kemampuannya untuk terurai (degradable) secara alami dalam waktu relatif singkat melalui proses dekomposisi yang dibantu oleh mikroorganisme, seperti bakteri dan jamur. Proses penguraian ini menghasilkan kompos atau humus yang sangat bermanfaat bagi kesuburan tanah.
Pengelolaan sampah organik sangat penting karena jika menumpuk, ia akan menghasilkan gas metana yang berkontribusi terhadap pemanasan global. Di sisi lain, pengomposan sampah organik adalah solusi ideal untuk mengurangi volume TPA sekaligus menciptakan pupuk alami.
Sampah anorganik adalah sampah yang berasal dari benda-benda mati yang tidak terbuat dari unsur hayati. Sesuai namanya, sampah jenis ini sulit atau bahkan membutuhkan waktu sangat lama untuk terurai secara alami oleh alam, seringkali mencapai ratusan tahun. Meskipun sulit terurai, sebagian besar sampah anorganik memiliki nilai ekonomis tinggi karena dapat didaur ulang menjadi produk baru.
Sampah anorganik dibagi lagi menjadi beberapa kategori utama berdasarkan material penyusunnya:
Ini adalah salah satu jenis sampah anorganik yang paling dominan dan mengkhawatirkan. Contohnya meliputi:
Meskipun bisa didaur ulang, kaca tidak terurai secara biologis. Contohnya:
Logam sangat berharga untuk didaur ulang karena proses pembuatannya membutuhkan energi besar.
Walaupun kertas terbuat dari pohon, kertas yang telah mengalami proses kimiawi intensif atau terkontaminasi minyak/laminasi sering dimasukkan ke kategori yang sulit diolah bersama kompos.
Tujuan utama memisahkan sampah organik dan anorganik adalah memaksimalkan potensi daur ulang dan pengolahan alami. Sampah organik dapat diubah menjadi kompos atau biogas, sementara sampah anorganik dapat kembali masuk ke rantai industri daur ulang. Ketika kedua jenis sampah ini tercampur di tempat pembuangan akhir (TPA), potensi manfaat keduanya hilang. Organik terhambat penguraiannya karena tertutup material lain, sementara anorganik menjadi terkontaminasi dan sulit dipilah kembali untuk didaur ulang.
Mulai dari rumah tangga, memisahkan sampah menjadi dua kategori utama ini adalah langkah awal menuju gaya hidup yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan.