Ayam petelur yang berhenti memproduksi telur adalah masalah umum yang sering dihadapi oleh peternak, baik skala rumahan maupun komersial. Fenomena ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, mulai dari nutrisi yang kurang memadai, stres lingkungan, hingga masalah kesehatan. Ketika ayam kesayangan atau aset ternak Anda mogok bertelur, hal ini tentu akan mengganggu rencana produksi. Memahami penyebabnya adalah langkah awal untuk melakukan penanganan yang tepat dan efektif.
Mengapa Ayam Tiba-Tiba Tidak Mau Bertelur?
Produksi telur sangat sensitif terhadap kondisi internal dan eksternal ayam. Beberapa faktor utama yang menyebabkan ayam menghentikan atau mengurangi produksi telurnya meliputi:
Kualitas Pakan yang Buruk: Kekurangan protein, kalsium, vitamin (terutama D3 dan B12), atau energi yang cukup dalam ransum harian akan langsung menghambat pembentukan telur.
Stres Lingkungan: Perubahan suhu drastis (terlalu panas atau terlalu dingin), kebisingan yang konstan, atau perubahan jadwal pemberian pakan bisa memicu stres pada ayam.
Periode Molting (Ganti Bulu): Secara alami, ayam akan berhenti bertelur selama proses molting untuk memulihkan energi dan meregenerasi bulu. Fase ini biasanya berlangsung beberapa minggu.
Kesehatan Ayam: Penyakit seperti Marek’s Disease, Newcastle Disease (ND), atau infeksi bakteri tertentu dapat menekan sistem reproduksi.
Usia Ayam: Ayam yang terlalu tua atau terlalu muda (belum mencapai puncak masa produktif) cenderung memiliki produksi telur yang rendah.
Pencahayaan yang Tidak Optimal: Ayam membutuhkan minimal 14 hingga 16 jam cahaya per hari untuk merangsang hormon reproduksi.
Langkah Efektif Mengatasi Ayam yang Mogok Bertelur
Setelah mengidentifikasi kemungkinan penyebabnya, langkah perbaikan harus dilakukan secara sistematis. Berikut adalah strategi komprehensif untuk mengembalikan produktivitas ayam petelur Anda:
1. Evaluasi dan Perbaiki Nutrisi Pakan
Pakan adalah fondasi utama. Pastikan pakan yang diberikan memiliki kandungan nutrisi yang sesuai untuk ayam petelur (biasanya kadar protein 16-18% dan kalsium tinggi).
Suplemen Kalsium: Tambahkan grit kalsium atau cangkang tiram yang dihancurkan ke dalam pakan atau sediakan terpisah. Kalsium sangat krusial untuk pembentukan kulit telur.
Vitamin dan Mineral: Pastikan ayam mendapatkan cukup Vitamin D3 (membantu penyerapan kalsium) dan Vitamin B kompleks. Suplemen multivitamin dapat diberikan selama beberapa hari.
Protein yang Cukup: Jangan sampai ransum protein anjlok, karena protein adalah bahan baku utama pembentuk isi telur.
2. Manajemen Lingkungan yang Menenangkan
Ayam yang stres tidak akan mau bertelur dengan baik. Ciptakan lingkungan kandang yang ideal:
Pengaturan Suhu: Pertahankan suhu kandang dalam rentang nyaman (sekitar 20-28°C). Jika cuaca terlalu panas, sediakan ventilasi yang baik dan tempat teduh.
Kepadatan Kandang: Jangan terlalu padat. Kepadatan berlebih meningkatkan stres dan penyebaran penyakit.
Tenang dan Konsisten: Hindari membuat suara keras atau gerakan mendadak di dekat area ayam, terutama saat mereka sedang makan atau di pagi hari.
3. Optimalkan Pencahayaan (Fotoperiode)
Cahaya memainkan peran hormonal yang kuat. Jika ayam Anda kekurangan cahaya, produksi telur akan menurun drastis.
Pastikan ayam mendapatkan total 14 hingga 16 jam cahaya per hari. Jika ini sulit dicapai secara alami, gunakan lampu tambahan di pagi hari atau sore hari.
Hindari mematikan lampu secara tiba-tiba di malam hari; lakukan secara bertahap untuk menghindari kepanikan.
4. Periksa Kesehatan Ternak Secara Menyeluruh
Jika perbaikan pakan dan lingkungan tidak membuahkan hasil, kemungkinan besar ada masalah kesehatan yang mendasarinya.
Observasi Fisik: Perhatikan apakah ada ayam yang lesu, nafsu makan menurun, atau menunjukkan gejala penyakit pernapasan/pencernaan.
Cacingan: Pemberian obat cacing secara rutin (setiap 2-3 bulan) sangat dianjurkan karena cacing dapat menyerap nutrisi penting.
Konsultasi: Jika Anda mencurigai wabah penyakit, segera pisahkan ayam yang sakit dan konsultasikan dengan dokter hewan unggas.
Catatan Penting Mengenai Molting: Jika ayam Anda baru selesai melewati masa produktif tinggi dan sedang mengalami molting, bersabarlah. Jangan memaksa mereka bertelur dengan penambahan pakan berlebih selama fase ini. Fokuskan pada pakan berkualitas tinggi (kaya protein) untuk mendukung pertumbuhan bulu baru; telur akan kembali normal setelah proses molting selesai.
Mengatasi ayam yang tidak mau bertelur memerlukan kesabaran dan pengamatan yang cermat. Dengan menerapkan perbaikan pada aspek nutrisi, lingkungan, dan kesehatan secara terpadu, Anda dapat membantu ayam segera kembali ke performa produksi terbaiknya.