Pengantar Nomenklatur Asam Benzoat
Asam Benzoat, secara struktural didefinisikan sebagai asam karboksilat aromatik sederhana, memegang peranan krusial dalam berbagai sektor, mulai dari industri makanan sebagai pengawet hingga manufaktur resin dan pewarna. Karena cakupan aplikasinya yang luas dan sejarah penemuannya yang panjang, zat kimia ini tidak dikenal hanya dengan satu nama. Kompleksitas regulasi global, kebutuhan identifikasi yang spesifik dalam penelitian kimia, dan terminologi yang disederhanakan untuk perdagangan telah melahirkan serangkaian sinonim atau "nama lain" yang harus dipahami secara mendalam.
Memahami nama lain dari Asam Benzoat bukan sekadar menghafal sinonim; ini adalah langkah esensial untuk mengidentifikasi zat tersebut secara tepat dalam konteks yang berbeda—baik saat membaca label bahan makanan, meninjau literatur ilmiah, atau menangani standar keselamatan industri. Nomenklatur formal, yang ditetapkan oleh organisasi seperti IUPAC (International Union of Pure and Applied Chemistry), memastikan keseragaman global, namun nama-nama komersial dan historis seringkali lebih dikenal dalam praktik sehari-hari. Artikel ini akan membedah setiap identitas yang melekat pada Asam Benzoat, mengupas tuntas asal-usul, penggunaan, dan implikasi dari setiap penamaan tersebut, memberikan pemahaman komprehensif yang melampaui sekadar daftar singkat.
Perbedaan antara nama-nama ini sering kali terletak pada konteks penggunaannya. Di laboratorium, nama sistematis IUPAC (seperti asam benzena-karboksilat) sangat diprioritaskan untuk menghindari ambiguitas. Sementara itu, di pasar dan dapur, nama kode seperti E210 menjadi bahasa universal yang menunjukkan fungsi pengawetan tanpa perlu memahami struktur kimianya. Seluruh spektrum terminologi ini membentuk jaringan identitas yang kaya bagi senyawa yang sederhana namun fundamental ini. Analisis mendalam terhadap setiap nama lain ini sangat penting untuk pengguna profesional dan akademisi.
I. Identitas Formal: Nama Sistematis dan IUPAC
Dalam dunia kimia, akurasi adalah yang utama. Nomenklatur IUPAC menyediakan seperangkat aturan ketat untuk menamai senyawa berdasarkan strukturnya. Meskipun nama trivial Asam Benzoat sangat diterima dan sering digunakan, nama sistematis memberikan kejelasan mutlak mengenai komponen pembentuknya, terutama ketika senyawa tersebut disubstitusi atau merupakan bagian dari molekul yang lebih besar. Ini adalah kategori nama lain yang paling penting dalam konteks akademik dan penelitian murni.
Asam Benzenakarboksilat
Nama formal IUPAC yang paling diterima untuk Asam Benzoat adalah Asam Benzenakarboksilat. Penamaan ini secara eksplisit merujuk pada dua komponen inti: cincin benzena dan gugus asam karboksilat. Penggunaan nama Benzenakarboksilat menyoroti bahwa gugus karboksil (-COOH) terikat langsung pada cincin benzena. Nama ini sangat dihargai karena sifatnya yang tidak ambigu dan secara langsung menggambarkan arsitektur molekulernya.
Gambar 1: Representasi skematis struktur Asam Benzoat (Asam Benzenakarboksilat).
Penyebutan Asam Benzenakarboksilat sering muncul dalam publikasi ilmiah yang sangat spesifik, di mana penting untuk membedakan antara turunan karboksilat dan senyawa lain yang mungkin memiliki nama trivial serupa. Hal ini memastikan bahwa setiap ilmuwan, terlepas dari bahasa ibunya, dapat mereplikasi percobaan atau memahami data dengan presisi kimia yang sama. Meskipun terdengar lebih kaku, nama sistematis ini adalah fondasi dari seluruh penamaan Asam Benzoat.
Phenylformic Acid
Nama lain yang kurang umum, namun masih memiliki relevansi historis dan sistematis dalam beberapa sistem penamaan lama, adalah Phenylformic Acid. Nomenklatur ini memandang Asam Benzoat sebagai asam format (asam karboksilat dengan satu atom karbon) di mana gugus hidrogennya telah diganti oleh gugus fenil (cincin benzena). Meskipun secara teknis benar, nama ini sekarang jarang digunakan karena berpotensi membingungkan dan tidak sejelas penamaan IUPAC standar. Namun, referensi historis dalam literatur kimia lama terkadang menggunakan nama ini, menjadikannya bagian dari daftar sinonim yang perlu diketahui. Penggunaan istilah ini telah berangsur-angsur hilang seiring dengan standardisasi sistem IUPAC modern yang lebih menekankan pada gugus fungsi utama.
Perluasan pembahasan mengenai nama sistematis ini juga mencakup bagaimana senyawa ini diidentifikasi dalam database kimia. Nomor identifikasi seperti **CAS Number (55-58-3)**, meskipun bukan "nama" dalam pengertian bahasa, berfungsi sebagai identitas mutlak dan universal. Bagi ahli toksikologi dan regulasi, CAS Number adalah nama lain yang paling penting, karena ia unik dan melekat pada entitas kimia tertentu tanpa ambiguitas bahasa atau regional.
II. Terminologi Historis dan Asal Senyawa
Nama-nama historis Asam Benzoat berhubungan erat dengan sumber aslinya: getah pohon tertentu dan praktik awal ekstraksi. Sebelum metode sintesis modern ditemukan, senyawa ini diperoleh melalui proses alamiah, dan namanya mencerminkan asal usul botani atau mineralnya. Bagian ini menjelaskan bagaimana sejarah kimia membentuk identitas trivial yang kita kenal hari ini.
Flower of Benzoin
Salah satu nama historis yang paling puitis dan sering ditemukan dalam manuskrip kimia kuno adalah Flowers of Benzoin (Bunga Benzoin) atau Acidum Benzoinum. Nama ini merujuk pada kristal murni Asam Benzoat yang diperoleh melalui sublimasi. Ketika getah benzoin (resin yang berasal dari pohon genus *Styrax*) dipanaskan, Asam Benzoat akan menyublim menjadi padatan putih halus yang menyerupai "bunga" atau serbuk. Nama ini umum digunakan pada abad ke-16 hingga ke-18 dan merupakan cara paling awal untuk mengidentifikasi zat murni yang diekstrak dari sumber alami.
Konteks historis penggunaan nama ini sangat kaya. Pada masa itu, identifikasi kimia didasarkan pada karakteristik fisik dan sumber asal. "Bunga Benzoin" secara spesifik merujuk pada kemurnian produk yang disublimasikan, membedakannya dari getah mentah (gum benzoin) itu sendiri. Meskipun saat ini nama tersebut tidak digunakan dalam industri modern, ia merupakan akar etimologis dari nama Benzoat.
Acidum Benzoicum
Acidum Benzoicum adalah nama Latin yang merupakan transliterasi formal dari Asam Benzoat. Nama Latin ini masih digunakan dalam farmakope dan teks medis kuno. Dalam sistem farmasi, nama Latin sering digunakan untuk memastikan konsistensi dalam penulisan resep dan standar obat, meskipun bahasa sehari-hari telah beralih ke bahasa vernakular. Farmakope Eropa dan beberapa edisi Farmakope Amerika Serikat sebelumnya sering mencantumkan Acidum Benzoicum sebagai identitas resmi senyawa tersebut.
Pembahasan mengenai asal nama ini tidak dapat dipisahkan dari getah benzoin. Getah benzoin, yang telah lama digunakan dalam pengobatan tradisional, wewangian, dan ritual keagamaan, adalah sumber Asam Benzoat yang pertama kali diisolasi oleh kimiawan seperti Blaise de Vigenère pada tahun 1590. Eksplorasi mendalam terhadap getah ini, terutama oleh Justus von Liebig dan Friedrich Wöhler pada tahun 1832, yang menentukan struktur dan komposisinya, mengukuhkan nama tersebut dalam sejarah kimia organik.
Gambar 2: Sumber alami Asam Benzoat, getah resin dari pohon Styrax.
III. Kode Regulasi: Nama Lain di Industri Makanan dan Farmasi
Dalam konteks industri komersial, terutama dalam pangan dan kosmetik, Asam Benzoat jarang disebut dengan nama kimia penuh. Sebaliknya, ia diidentifikasi melalui sistem kode numerik yang disahkan oleh badan regulasi internasional. Nama lain ini adalah yang paling umum dijumpai oleh konsumen dan produsen makanan global.
E210: Pengawet Makanan
Identitas Asam Benzoat yang paling terkenal di dunia perdagangan makanan Eropa dan Asia adalah E210. Kode 'E' (yang berarti Eropa, meskipun digunakan secara global) menunjukkan bahwa zat tersebut telah disetujui sebagai aditif makanan. Sistem E-number diciptakan untuk menyederhanakan identifikasi bahan kimia yang digunakan dalam makanan, terlepas dari bahasa negara asal. Angka 200 hingga 299 umumnya dialokasikan untuk pengawet.
Penggunaan E210 sebagai nama lain memiliki implikasi regulasi yang sangat spesifik. Kode ini memastikan bahwa penggunaannya mematuhi batas konsentrasi maksimum yang ditetapkan oleh European Food Safety Authority (EFSA) dan badan sejenis lainnya. Ketika produk berlabel E210, konsumen tahu bahwa fungsi utama zat tersebut adalah menghambat pertumbuhan ragi, jamur, dan bakteri, memperpanjang umur simpan produk.
Analisis mendalam terhadap E210 menunjukkan bahwa nama ini menggarisbawahi fungsinya, bukan struktur kimianya. Dalam formulasi produk, nama lain ini sering menjadi satu-satunya identifikasi yang muncul, yang dapat disalahartikan oleh konsumen yang tidak familiar dengan nomenklatur kimia. Oleh karena itu, edukasi mengenai E210 sebagai sinonim fungsional dari Asam Benzoat sangat penting.
Perbedaan dengan Turunan Garam
Penting untuk membedakan Asam Benzoat (E210) dari garam-garamnya, yang juga dianggap sebagai "nama lain" dalam konteks fungsional yang serupa. Turunan garam ini adalah pengawet yang sangat terkait dan sering digunakan secara bergantian, tetapi memiliki kode E-number yang berbeda karena kelarutannya yang lebih tinggi dalam air:
- Sodium Benzoate (E211): Garam natrium. Ini adalah nama lain yang paling umum dan sering digunakan karena kelarutan yang jauh lebih baik dalam cairan. Meskipun berbeda kimia, fungsinya identik.
- Potassium Benzoate (E212): Garam kalium. Digunakan di mana kandungan natrium harus diminimalkan.
- Calcium Benzoate (E213): Garam kalsium. Kurang umum, tetapi digunakan untuk tujuan fortifikasi kalsium tertentu.
Dalam daftar bahan baku industri, meskipun Asam Benzoat adalah E210, seringkali ketika industri mencari "benzoat" sebagai pengawet, mereka merujuk pada seluruh spektrum E210-E213. Dengan demikian, "Benzoat" menjadi nama kolektif atau nama lain yang mencakup semua bentuk pengawet ini. Perbedaan kelarutan ini menyebabkan E211 (Sodium Benzoate) lebih sering mendominasi pasar dibandingkan E210, namun keduanya berasal dari Asam Benzoat.
Ekspansi terminologi ini juga mencakup bidang farmasi. Dalam beberapa preparasi obat topikal, Asam Benzoat dapat terdaftar di bawah nama generik resmi seperti yang tertera dalam formularium, yang bisa sangat bervariasi tergantung pada negara dan edisi farmakope yang digunakan (misalnya, *Benzoic Acid USP* atau *BP*).
Gambar 3: Kode Regulasi E210, sinonim fungsional Asam Benzoat dalam industri pangan.
IV. Sinonim Kimia Spesifik dan Identitas Industri
Di luar nama IUPAC formal dan kode regulasi, terdapat beberapa nama lain yang muncul dalam literatur kimia dan industri tertentu, seringkali berdasarkan sifat fisik atau metode sintesisnya. Nama-nama ini penting dalam konteks pelaporan keselamatan bahan kimia dan paten.
Acide Benzoique (Prancis) / Benzoesäure (Jerman)
Meskipun ini adalah translasi literal, dalam dokumen internasional, nama-nama dalam bahasa kimia utama sering dianggap sebagai sinonim resmi. Acide Benzoique (Prancis) dan Benzoesäure (Jerman) adalah nama-nama yang diakui dan digunakan dalam literatur ilmiah Eropa. Ketika data keamanan (MSDS/SDS) diterbitkan secara multinasional, semua varian bahasa ini harus dicantumkan untuk memastikan kepatuhan di wilayah berbahasa non-Inggris. Oleh karena itu, dalam konteks perdagangan kimia, nama-nama asing ini berfungsi sebagai nama lain yang sah.
Benzoyl Hydride
Nama Benzoyl Hydride adalah nama lain yang sangat jarang digunakan dan berasal dari sistem nomenklatur yang kuno. Nama ini muncul dari pandangan bahwa Asam Benzoat dapat dilihat sebagai hidrida yang terikat pada gugus benzoil. Meskipun secara kimia tidak tepat untuk sistem modern, ia dapat ditemukan dalam indeks lama. Penting untuk dicatat bahwa dalam kimia kontemporer, "Benzoyl Hydride" lebih sering merujuk pada turunan aldehida atau senyawa lain, tetapi dalam konteks historis, ia pernah menjadi sinonim bagi Asam Benzoat, menambah lapisan kompleksitas pada pencarian sinonim.
Carboxybenzene
Carboxybenzene adalah sinonim deskriptif yang sangat jelas. Ia secara langsung menggabungkan gugus karboksil (COOH) dengan cincin benzena. Nama ini, meskipun tidak dianjurkan oleh IUPAC sebagai nama utama (karena Asam Benzoat lebih disukai), sering digunakan dalam diskusi informal atau sebagai deskripsi struktural. Kejelasan penamaan ini membuatnya mudah dipahami oleh ahli kimia organik yang mencari identifikasi cepat dari struktur inti.
Kombinasi nama-nama ini menunjukkan betapa beragamnya cara para ilmuwan telah mencoba mengklasifikasikan Asam Benzoat selama berabad-abad. Dari pandangan fungsionalitas hingga struktur dasar, setiap nama lain memberikan sudut pandang unik mengenai identitas molekul tersebut. Ketika berhadapan dengan basis data kimia yang besar, memasukkan semua sinonim ini adalah prasyarat untuk mendapatkan hasil pencarian yang komprehensif.
| Kategori Nomenklatur | Nama Lain (Sinonim) | Konteks Penggunaan |
|---|---|---|
| Sistematis (IUPAC) | Asam Benzenakarboksilat | Publikasi ilmiah, Jurnal Penelitian |
| Regulasi Pangan | E210 | Label makanan, Industri Aditif Eropa |
| Historis/Trivial | Flower of Benzoin | Alkimia, Farmakope kuno |
| Deskriptif Kimia | Carboxybenzene | Diskusi struktur informal, Database |
Pentingnya setiap nama lain ini berlipat ganda ketika kita mempertimbangkan konteks manufaktur. Dalam sintesis industri Asam Benzoat, misalnya melalui oksidasi Toluena, nama "Benzena Karboksilat" mungkin lebih sering digunakan dalam laporan proses kimia, sedangkan departemen pemasaran akan menggunakan nama "E210" atau "Asam Benzoat" secara eksklusif. Perbedaan terminologi ini mencerminkan kebutuhan komunikasi antar departemen yang berbeda dalam sebuah perusahaan kimia besar.
V. Nama Lain dalam Konteks Biologis dan Metabolik
Ketika Asam Benzoat dikonsumsi atau diserap oleh makhluk hidup, ia mengalami serangkaian reaksi biokimia. Produk akhir dari metabolisme ini sering kali berfungsi sebagai "nama lain" dalam konteks biologi dan toksikologi, karena nama ini mengidentifikasi bentuk Asam Benzoat setelah diproses oleh tubuh.
Hippuric Acid (Asam Hipurat)
Sinonim biologis Asam Benzoat yang paling penting adalah **Hippuric Acid** atau **Asam Hipurat** (N-Benzoyl Glycine). Asam Benzoat, setelah masuk ke tubuh, terutama pada mamalia termasuk manusia, didetoksifikasi di hati dan ginjal. Proses ini melibatkan konjugasi Asam Benzoat dengan asam amino glisin. Hasil konjugasi ini adalah Asam Hipurat, yang kemudian diekskresikan melalui urin.
Dalam konteks studi biokimia, khususnya ketika mengukur paparan atau menguji fungsi detoksifikasi hati, ilmuwan seringkali mengukur kadar Asam Hipurat dalam urin sebagai proxy atau nama lain untuk mengetahui seberapa banyak Asam Benzoat (atau prekursornya, Toluena) yang telah diserap tubuh. Oleh karena itu, bagi ahli toksikologi, Asam Hipurat adalah nama lain yang mengindikasikan kehadiran Asam Benzoat dalam sistem biologis.
Kajian tentang Asam Hipurat telah dilakukan sejak abad ke-19, dan penemuan jalur konjugasi ini merupakan tonggak penting dalam biokimia. Keterkaitan antara Asam Benzoat dan Asam Hipurat ini sangat kuat sehingga dalam laporan kesehatan kerja, istilah *metabolit Asam Benzoat* seringkali merujuk secara spesifik kepada Asam Hipurat.
Konteks Klinis dan Toksikologi
Dalam dunia kedokteran, Asam Benzoat jarang disebut sebagai pengawet, tetapi lebih sebagai zat yang memiliki potensi terapeutik tertentu (terutama dalam formulasi anti-jamur topikal) atau sebagai metabolit toksikologis. Oleh karena itu, nama "Benzoat" dalam konteks klinis seringkali merujuk pada garamnya yang digunakan dalam pengobatan kondisi hiperammonemia (sebagai Sodium Benzoate, yang bekerja membuang nitrogen berlebih). Walaupun Sodium Benzoate adalah garam, dalam diskusi klinis, ia adalah "nama lain" fungsional dari Asam Benzoat ketika digunakan sebagai agen farmasi.
Eksplorasi ini menunjukkan bahwa identitas Asam Benzoat meluas hingga ke dalam proses fisiologis tubuh, menjadikannya senyawa dengan beberapa nama yang berbeda tergantung pada tahap keberadaannya—sebagai bahan baku (Asam Benzenakarboksilat), sebagai aditif (E210), atau sebagai produk akhir metabolisme (Asam Hipurat). Pemahaman multidimensi ini sangat penting untuk penelitian lintas disiplin.
VI. Ekspansi Nomenklatur: Derivat, Prekursor, dan Varian Industri
Untuk melengkapi pemahaman tentang "nama lain", perlu diperluas cakupan ke senyawa yang sangat terkait, baik sebagai prekursor (bahan awal) atau derivat (senyawa turunan). Dalam praktek industri, nama-nama ini seringkali menjadi sinonim tak langsung yang merujuk pada senyawa yang sama atau kelas senyawa yang sama.
Prekursor: Toluena
Secara industri, Asam Benzoat diproduksi massal melalui oksidasi Toluena. Meskipun Toluena adalah zat yang berbeda, dalam rantai pasokan kimia, Toluena sering dianggap sebagai "nama lain" dari bahan baku utama yang mengarah ke produksi Asam Benzoat. Diskusi mengenai Toluena adalah diskusi fundamental mengenai asal-usul Asam Benzoat modern, memisahkan identitas industri dari asal-usul historisnya dari gum benzoin.
Proses oksidasi Toluena melibatkan katalis dan kondisi suhu tinggi. Oleh karena itu, dalam laporan teknis pabrik, istilah "Benzoat" secara implisit terhubung dengan proses Toluena, berbeda dengan proses historis. Pengetahuan ini memungkinkan identifikasi asal-usul produk komersial; jika produk berasal dari petrokimia (Toluena), ia diklasifikasikan berbeda dari produk alami yang diekstrak, meskipun secara kimiawi identik.
Derivat: Esters Benzoat
Asam Benzoat membentuk berbagai ester, yang masing-masing digunakan dalam wewangian dan farmasi. Ester ini, seperti Metil Benzoat, Etil Benzoat, dan Benzyl Benzoate, adalah turunan kimia yang sangat spesifik. Dalam konteks yang luas, ketika seseorang berbicara tentang "kimia benzoat" atau "senyawa benzoat," mereka sering merujuk pada kelas fungsional yang mencakup asam induk dan semua esternya.
- Methyl Benzoate: Digunakan sebagai wewangian; memiliki bau yang mirip dengan wintergreen.
- Benzyl Benzoate: Digunakan dalam pengobatan kudis dan sebagai fiksatif dalam parfum.
Di pasar kimia global, istilah "Benzoat" sering berfungsi sebagai nama lain kolektif yang mencakup Asam Benzoat (E210) dan seluruh jajaran garam dan esternya. Ini adalah bentuk simplifikasi industri yang sangat umum.
Asam (1:1) dan Varian Pelarut
Dalam dokumentasi teknis yang sangat spesifik, terutama yang berkaitan dengan perhitungan stoikiometri atau titrasi, Asam Benzoat kadang-kadang disebut dengan nama lain yang sangat teknis, seperti "Asam (1:1)" atau "Mono-Benzoat." Nama-nama ini hampir tidak pernah terlihat di luar laporan laboratorium berkualitas tinggi, tetapi mereka adalah contoh dari betapa jauhnya nomenklatur dapat diperluas untuk menghindari kerancuan dengan senyawa yang dapat membentuk garam dibasa atau triasa.
Penggunaan nama lain juga sangat dipengaruhi oleh standar regional. Di beberapa negara Asia, misalnya, daftar aditif mungkin menggunakan kode aditif domestik yang berbeda, meskipun secara kimia merujuk pada E210. Pengetahuan tentang variasi regional ini adalah bagian penting dari menguasai nomenklatur Asam Benzoat dalam perdagangan internasional.
VII. Sinonim Fungsional dalam Formulasi dan Aplikasi
Dalam industri kosmetik, pestisida, dan resin, Asam Benzoat dan derivatnya memiliki peran multifungsi, dan penamaan yang digunakan seringkali menekankan fungsi tersebut daripada identitas kimianya.
Agen Pengawet Universal
Dalam laporan formulasi kosmetik dan perawatan pribadi, Asam Benzoat sering terdaftar hanya sebagai Preservative atau Anti-mikroba, meskipun daftar INCI (International Nomenclature of Cosmetic Ingredients) mencantumkan nama formalnya (Benzoic Acid). Ketika seorang formulator mendiskusikan kebutuhan pengawetan, mereka sering menyebut "Benzoat" atau "preservative berbahan dasar Benzoat" sebagai nama lain fungsional.
Kapasitasnya untuk mengawetkan di lingkungan asam menjadikannya pilihan utama dalam produk seperti toner, krim buah, dan sampo ber-pH rendah. Dalam konteks ini, namanya (Benzoic Acid) tidak sepenting fungsinya (Pengawet). Jika terjadi substitusi bahan dengan pengawet lain, formulator akan mencari "nama lain" yang memiliki profil antimikroba dan stabilitas pH yang serupa.
Anti-Jamur dan Fungisida
Dalam bidang pertanian atau pengobatan topikal (salep kulit), Asam Benzoat memiliki aktivitas anti-jamur yang kuat. Dalam konteks ini, ia mungkin disebut sebagai Fungisida Topikal atau Agen Antifungal. Nama lain fungsional ini menyoroti aplikasi biologisnya. Contoh klasik adalah *Whitfield’s Ointment*, di mana Asam Benzoat, dikombinasikan dengan asam salisilat, disebut sebagai agen anti-jamur, yang merupakan nama fungsionalnya dalam konteks dermatologis.
Dalam industri polimer dan resin, Asam Benzoat digunakan sebagai penstabil atau modifikator. Di sini, ia mungkin dikenal sebagai Modifikator Resin atau Penstabil Panas, yang lagi-lagi menempatkan fungsi di atas identitas kimia. Penggunaan nama fungsional ini membantu para insinyur material untuk memilih bahan yang tepat tanpa harus memiliki latar belakang kimia organik yang mendalam.
Keseluruhan analisis ini menegaskan bahwa kompleksitas "nama lain" dari Asam Benzoat berasal dari interaksi antara sejarah penemuan, kebutuhan regulasi modern (E210), persyaratan ketat kimia (Asam Benzenakarboksilat), dan peran fungsionalnya dalam berbagai industri (Pengawet/Fungisida). Setiap nama membuka jendela ke aspek yang berbeda dari senyawa kimia yang sederhana namun sangat serbaguna ini.
Sebagai penutup, eksplorasi terminologi ini menunjukkan bahwa nama "Asam Benzoat" hanyalah puncak gunung es dari identitas kompleks yang dimiliki senyawa ini. Mulai dari Flowers of Benzoin hingga E210, setiap penamaan adalah warisan dari evolusi ilmiah, industri, dan regulasi yang telah membentuk cara kita berinteraksi dengan bahan kimia fundamental ini. Pemahaman yang komprehensif terhadap semua nama lain ini mutlak diperlukan bagi siapa saja yang bekerja dalam ilmu pangan, farmasi, atau kimia organik.