Demam adalah respons alami tubuh terhadap infeksi atau peradangan. Meskipun demam seringkali dianggap sebagai gejala yang mengganggu, ia sebenarnya merupakan mekanisme pertahanan tubuh untuk melawan patogen. Namun, ketika demam terlalu tinggi atau disertai rasa tidak nyaman yang signifikan, penggunaan **obat golongan antipiretik** menjadi penting untuk membantu menurunkan suhu tubuh dan mengembalikan kenyamanan.
Ilustrasi: Mekanisme kerja obat antipiretik dalam meredakan suhu tubuh.
Apa Itu Obat Golongan Antipiretik?
Antipiretik adalah zat atau obat yang digunakan secara spesifik untuk menurunkan suhu tubuh yang tinggi (demam/pireksia) tanpa menyebabkan penurunan suhu di bawah batas normal (hipotermia). Obat-obatan ini bekerja pada pusat pengaturan suhu di hipotalamus, area otak yang berfungsi seperti termostat tubuh.
Ketika terjadi infeksi atau inflamasi, tubuh melepaskan zat yang disebut pirogen. Pirogen ini menyebabkan hipotalamus menaikkan 'set-point' suhu tubuh, yang mengakibatkan demam. Obat antipiretik bekerja dengan menghambat produksi prostaglandin di hipotalamus, sehingga set-point suhu dikembalikan ke level normal.
Jenis-Jenis Utama Obat Antipiretik
Meskipun banyak obat yang memiliki efek antipiretik, beberapa di antaranya paling umum digunakan dan dikenal luas. Pemilihan jenis obat biasanya bergantung pada usia pasien, kondisi kesehatan lain, dan penyebab demam.
1. Parasetamol (Acetaminophen)
Parasetamol adalah salah satu obat antipiretik yang paling umum dan sering direkomendasikan sebagai lini pertama, terutama untuk anak-anak dan orang dewasa. Selain menurunkan demam, parasetamol juga memiliki efek analgesik (peredam nyeri) yang ringan.
- Mekanisme Kerja: Bekerja terutama di sistem saraf pusat (SSP).
- Keunggulan: Aman jika digunakan sesuai dosis, dan jarang menyebabkan iritasi lambung.
- Perhatian: Dosis berlebih sangat berbahaya bagi hati (hepatotoksik).
2. Obat Antiinflamasi Nonsteroid (OAINS)
OAINS adalah kelompok obat yang memiliki tiga fungsi utama: antipiretik, analgesik, dan anti-inflamasi (anti-radang). Beberapa anggota utama dari golongan ini yang sering digunakan untuk demam adalah:
A. Ibuprofen
Ibuprofen sangat efektif menurunkan demam dan juga sangat baik dalam mengatasi peradangan dan nyeri. Obat ini umum digunakan untuk demam yang disertai nyeri sendi atau sakit kepala.
B. Asam Mefenamat
Lebih sering digunakan sebagai pereda nyeri (misalnya nyeri haid), namun juga memiliki efek antipiretik.
C. Aspirin (Asam Asetilsalisilat)
Meskipun sangat efektif sebagai antipiretik dan anti-inflamasi, penggunaan aspirin pada anak-anak di bawah usia 18 tahun yang mengalami demam terkait infeksi virus tertentu (seperti cacar air atau influenza) harus dihindari karena risiko sindrom Reye.
Kapan Demam Perlu Diobati?
Tidak semua demam harus segera diobati dengan obat antipiretik. Demam ringan (di bawah 38.5°C) seringkali dibiarkan karena merupakan bagian dari proses penyembuhan. Penggunaan obat antipiretik lebih dianjurkan jika:
- Suhu tubuh mencapai atau melebihi 38.5°C hingga 39°C.
- Pasien (terutama anak-anak) merasa sangat tidak nyaman, lemas, rewel, atau sulit makan/minum.
- Pasien memiliki kondisi medis penyerta yang bisa memburuk akibat demam (misalnya penyakit jantung atau gangguan neurologis).
Tips Penggunaan yang Aman
Penggunaan obat golongan antipiretik harus selalu memperhatikan dosis dan frekuensi yang tepat untuk memaksimalkan efektivitas sekaligus meminimalkan efek samping:
- Jangan Menggabungkan Obat Sejenis: Hindari mengonsumsi dua obat yang mengandung zat aktif yang sama (misalnya parasetamol dan obat flu yang juga mengandung parasetamol) secara bersamaan.
- Perhatikan Interval Dosis: Patuhi interval waktu minum obat yang dianjurkan (misalnya, parasetamol setiap 4-6 jam, ibuprofen setiap 6-8 jam).
- Cek Kontraindikasi: Jika Anda memiliki riwayat penyakit lambung, ginjal, atau hati, konsultasikan penggunaan OAINS atau parasetamol dengan dokter.
- Hidrasi Penting: Pastikan tubuh terhidrasi dengan baik. Cairan membantu tubuh mengatur suhu dan mencegah dehidrasi akibat peningkatan metabolisme saat demam.
Jika demam berlangsung lebih dari tiga hari meskipun sudah mengonsumsi obat antipiretik, atau jika demam sangat tinggi disertai gejala berat lain seperti kejang, kaku kuduk, atau sesak napas, segera cari pertolongan medis profesional. Antipiretik hanya mengatasi gejala demam, bukan penyebab mendasar dari penyakit tersebut.