Dalam dunia perawatan dan persiapan ayam aduan, banyak metode tradisional yang masih dipegang teguh oleh para penghobi dan peternak. Salah satu praktik yang cukup umum, terutama menjelang hari pertandingan, adalah pemberian gula merah atau gula aren kepada ayam jago. Praktik ini didasarkan pada keyakinan bahwa gula merah dapat memberikan dorongan energi yang cepat dan signifikan, yang sangat dibutuhkan ayam sebelum bertarung.
Gula merah, yang terbuat dari sari tebu atau aren yang dimasak hingga mengental, dikenal kaya akan karbohidrat sederhana. Bagi atlet, termasuk ayam petarung, karbohidrat adalah sumber energi utama. Ketika dicerna, gula merah akan cepat diserap oleh tubuh dan langsung diubah menjadi glukosa, yang kemudian disalurkan ke otot-otot sebagai bahan bakar vital.
Fungsi Utama Gula Merah dalam Persiapan Tarung
Pemberian gula merah umumnya dilakukan dalam rentang waktu 30 menit hingga satu jam sebelum ayam dijadwalkan naik ke gelanggang. Tujuannya adalah memastikan ayam memiliki cadangan energi yang siap pakai tanpa membebani sistem pencernaan. Berbeda dengan pakan berat seperti biji-bijian yang membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap, gula merah menawarkan apa yang sering disebut sebagai 'energi instan.'
Selain energi, beberapa praktisi juga percaya bahwa gula merah memiliki efek menghangatkan tubuh ayam. Meskipun ini lebih bersifat anekdotal, suhu tubuh yang optimal sangat penting untuk performa fisik puncak. Ayam yang merasa hangat dan bugar cenderung lebih responsif dan lincah saat bertarung.
Teknik Pemberian yang Tepat
Cara pemberian gula merah pun memiliki aturan mainnya sendiri. Kebanyakan peternak tidak memberikannya dalam jumlah besar sekaligus. Metode yang umum adalah melarutkan sedikit gula merah dalam air hangat, lalu memberikannya melalui paruh ayam menggunakan pipet kecil atau cukup meneteskannya di paruh.
Dosis yang ideal sering kali berkisar antara setengah sendok teh hingga satu sendok teh larutan gula merah per ekor, tergantung ukuran dan kondisi ayam. Pemberian berlebihan justru dapat menimbulkan efek samping negatif, seperti membuat ayam terlalu 'panas' atau bahkan menyebabkan lesu jika terjadi lonjakan gula darah yang diikuti penurunan drastis.
Selain gula merah, kadang dicampurkan juga sedikit madu atau kuning telur mentah. Madu menawarkan sedikit nutrisi tambahan dan sifat antiseptik ringan, sementara kuning telur dikenal sebagai sumber lemak dan protein baik untuk menjaga stamina. Namun, fokus utama tetap pada karbohidrat cepat dari gula merah.
Keseimbangan Nutrisi Sebelum Bertarung
Penting untuk dicatat bahwa pemberian gula merah hanyalah satu komponen kecil dari persiapan keseluruhan. Ayam yang akan bertarung harus sudah melalui proses pematangan (training) dan penjagaan nutrisi yang ketat selama beberapa minggu sebelumnya. Gula merah hanya berfungsi sebagai 'penambah tenaga' akhir, bukan pengganti nutrisi harian yang seimbang.
Jika ayam belum mendapatkan gizi yang memadai sebelum hari H, meskipun diberi gula merah, performanya tidak akan maksimal. Keberhasilan ayam di arena sangat bergantung pada kombinasi genetik unggul, latihan fisik yang terstruktur, dan penanganan pasca-latihan yang tepat. Gula merah hanyalah alat bantu untuk memastikan bahwa sumber energi terakhir telah terisi penuh saat dibutuhkan.
Sebagai kesimpulan, tradisi memberikan gula merah sebelum ayam tarung adalah praktik yang berakar pada kebutuhan fisiologis ayam akan glukosa cepat. Ketika diterapkan dengan dosis dan waktu yang tepat, gula merah dapat menjadi kunci kecil untuk membuka potensi energi maksimal ayam di momen krusial.