Proses dan Signifikansi Pembuatan Antibodi Monoklonal

Antibodi monoklonal (pembuatan antibodi monoklonal) merupakan salah satu terobosan paling signifikan dalam bioteknologi dan kedokteran modern. Berbeda dengan antibodi poliklonal yang dihasilkan dari berbagai sel B dan menargetkan banyak epitop pada satu antigen, antibodi monoklonal (mAb) adalah antibodi yang homogen secara struktural dan spesifik, hanya menargetkan satu epitop tunggal pada antigen tertentu. Kemampuan spesifisitas tinggi inilah yang menjadikan mAb sangat berharga dalam diagnostik, penelitian, dan terutama dalam terapi penyakit kompleks seperti kanker dan penyakit autoimun.

Dasar Teknologi Hibridoma

Metode standar emas untuk pembuatan antibodi monoklonal secara historis adalah teknologi hibridoma, yang dikembangkan oleh Georges Köhler dan César Milstein pada awal 1980-an. Proses ini melibatkan fusi antara sel limfosit B yang telah menghasilkan antibodi spesifik (diisolasi dari hewan yang telah diimunisasi) dengan sel mieloma (sel kanker yang mampu bereplikasi tanpa batas/immortal). Fusi ini menghasilkan sel hibridoma yang memiliki dua sifat unggul: kemampuan memproduksi antibodi spesifik dan kemampuan tumbuh secara berkelanjutan di laboratorium.

Tahapan Kunci Pembuatan Antibodi Monoklonal

  1. Imunisasi: Hewan (biasanya tikus) diinjeksi dengan antigen target berulang kali hingga sistem imunnya menghasilkan respons antibodi yang kuat.
  2. Isolasi Limfosit B: Limfosit B penghasil antibodi diisolasi dari limpa hewan yang terimunisasi.
  3. Fusi Sel: Limfosit B difusikan dengan sel mieloma menggunakan agen fusi seperti Polyethylene Glycol (PEG).
  4. Seleksi: Sel fusi (hibridoma) diseleksi menggunakan medium HAT (Hypoxanthine-Aminopterin-Thymidine) yang hanya memungkinkan sel hibridoma bertahan hidup dan berkembang.
  5. Screening dan Kloning: Setiap klon hibridoma yang tumbuh diuji kemampuannya dalam menghasilkan antibodi spesifik terhadap antigen target. Klon terbaik kemudian diperbanyak (ditanam dalam kultur).
  6. Produksi Skala Besar: Klon hibridoma yang terpilih dikembangbiakkan dalam bioreaktor untuk menghasilkan antibodi dalam jumlah besar.
Diagram Sederhana Proses Pembuatan Antibodi Monoklonal Imunisasi Tikus (Antigen) Isolasi Limfosit B Fusi (Hibridoma) Seleksi & Screening (mAb) Produksi Massal mAb

Evolusi: Dari Hibridoma ke Teknik Rekombinan

Meskipun teknologi hibridoma revolusioner, ia memiliki keterbatasan, terutama karena antibodi yang dihasilkan 100% berasal dari tikus, yang dapat menyebabkan respons imun yang tidak diinginkan (humanisasi diperlukan) pada pasien manusia. Hal ini mendorong pengembangan metode pembuatan antibodi monoklonal yang lebih canggih melalui rekayasa genetika.

Saat ini, mayoritas mAb terapeutik yang disetujui menggunakan teknik DNA rekombinan. Proses ini memungkinkan para ilmuwan untuk "memanusiakan" bagian-bagian antibodi (seperti domain Fc) atau bahkan merancang antibodi sepenuhnya manusia menggunakan teknologi seperti tampilan fag (phage display) atau tikus transgenik yang mampu memproduksi antibodi manusia. Antibodi monoklonal rekombinan ini diklasifikasikan berdasarkan tingkat kemanusiaannya (Kimera, Humanisasi, atau Manusia Penuh).

Aplikasi Luas Antibodi Monoklonal

Spesifisitas yang melekat pada mAb membuka pintu bagi aplikasi yang sangat terfokus:

Secara keseluruhan, kemajuan dalam pembuatan antibodi monoklonal telah mengubah lanskap perawatan kesehatan, menawarkan solusi yang sangat presisi dan bertarget untuk penyakit yang sebelumnya sulit diobati.

🏠 Homepage