Ilustrasi sederhana: Perbandingan usus buntu normal dengan yang mengalami peradangan (apendisitis).
Penyakit apendiks, atau lebih sering dikenal sebagai apendisitis (radang usus buntu), adalah kondisi medis darurat yang memerlukan penanganan cepat. Usus buntu (apendiks) adalah kantung kecil berbentuk jari yang menempel pada usus besar, terletak di kuadran kanan bawah perut. Meskipun fungsinya pada manusia masih diperdebatkan, ketika organ ini meradang, dampaknya bisa sangat serius dan mengancam nyawa jika tidak diobati.
Apendisitis terjadi ketika saluran kecil yang menghubungkan usus buntu ke usus besar menjadi tersumbat. Sumbatan ini memungkinkan bakteri untuk berkembang biak di dalam apendiks, menyebabkan peradangan, pembengkakan, dan infeksi. Jika peradangan ini terus berlanjut tanpa penanganan, dinding apendiks dapat pecah (ruptur), menyebarkan nanah dan infeksi ke seluruh rongga perut (peritonitis), suatu kondisi yang sangat berbahaya.
Penyebab paling umum dari apendisitis adalah obstruksi atau penyumbatan pada lumen (rongga) apendiks. Sumbatan ini dapat dipicu oleh beberapa faktor, seringkali terjadi secara tiba-tiba:
Ini adalah penyebab yang paling sering dilaporkan, terutama pada anak-anak dan remaja. Fekalit adalah tinja yang mengeras dan menyumbat pangkal apendiks. Ketika kotoran tidak dapat keluar, tekanan di dalam organ tersebut meningkat, memicu peradangan.
Di dalam dinding usus buntu terdapat jaringan limfoid yang berfungsi sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh. Jaringan ini bisa membengkak sebagai respons terhadap infeksi virus atau bakteri lain dalam tubuh (misalnya, flu biasa atau infeksi saluran pernapasan). Pembengkakan jaringan limfoid inilah yang kemudian dapat menghalangi saluran apendiks.
Meskipun jarang, benda asing yang tidak sengaja tertelan atau keberadaan parasit (seperti cacing) yang bersarang di apendiks juga dapat menyebabkan sumbatan dan memicu peradangan.
Pada kasus yang lebih jarang, pertumbuhan tumor jinak maupun ganas di dekat atau di dalam apendiks dapat menjadi penyebab obstruksi, meskipun ini lebih sering terjadi pada lansia.
Mengenali gejala awal apendisitis sangat krusial karena diagnosis dini menentukan keberhasilan pengobatan. Gejala klasik sering berkembang dalam waktu 24 hingga 72 jam:
Jika Anda atau seseorang di sekitar Anda mengalami gejala nyeri perut kanan bawah yang semakin parah, jangan menunda. Apendisitis adalah keadaan darurat bedah. Pengobatan standar untuk apendisitis adalah pengangkatan usus buntu melalui operasi (apendektomi), yang biasanya dilakukan secara laparoskopi (minimal invasif).
Memahami bahwa penyebab utamanya adalah penyumbatan membantu kita menyadari pentingnya menjaga kesehatan pencernaan secara umum. Meskipun apendisitis bisa menyerang siapa saja tanpa peringatan, faktor gaya hidup dan riwayat medis tertentu dapat meningkatkan risiko, menekankan pentingnya pemeriksaan rutin jika ada keluhan pencernaan kronis.