Dalam dunia peternakan unggas, nutrisi adalah kunci utama yang menentukan keberhasilan produksi. Ayam pedaging (broiler) dan ayam petelur (layer) memiliki tujuan produksi yang sangat berbeda, dan secara fundamental, kebutuhan nutrisi serta komposisi pakan yang mereka terima harus disesuaikan. Mengabaikan perbedaan ini dapat menyebabkan pertumbuhan yang lambat pada ayam pedaging atau penurunan drastis pada produksi telur ayam petelur. Artikel ini akan mengupas tuntas perbedaan vital antara kedua jenis pakan tersebut.
Perbedaan utama antara pakan ayam pedaging dan petelur terletak pada tujuan akhir pemeliharaan. Ayam pedaging dibudidayakan untuk mencapai bobot optimal dalam waktu singkat (sekitar 4-6 minggu), sehingga fokus pakan adalah pada pertumbuhan massa otot dan tulang. Sebaliknya, ayam petelur fokus pada produksi telur yang berkualitas tinggi dan berkelanjutan, sehingga kebutuhan nutrisi bergeser ke arah pemeliharaan organ reproduksi dan pembentukan cangkang telur.
Perbedaan paling signifikan terletak pada kandungan makronutrien utama:
Rasio energi metabolisme (EM) juga berbeda. Pakan pedaging cenderung memiliki EM yang lebih tinggi untuk mendukung laju pertumbuhan yang cepat, sementara pakan petelur disesuaikan agar ayam tidak mengalami kegemukan yang dapat mengganggu produksi telur.
Baik pedaging maupun petelur melalui beberapa fase pemberian pakan (starter, grower, finisher), namun formulasi di setiap fase memiliki penekanan yang berbeda:
| Komponen Nutrisi | Ayam Pedaging (Finisher) | Ayam Petelur (Masa Produksi) |
|---|---|---|
| Protein Kasar (%) | 20 - 24% | 16 - 18% |
| Energi Metabolisme (Kkal/kg) | 3000 - 3200 | 2700 - 2900 |
| Kalsium (%) | 0.8 - 1.0% | 3.5 - 4.5% |
| Fosfor (%) | 0.6 - 0.8% | 0.7 - 0.9% |
| Lisina (%) | 1.0 - 1.2% | 0.75 - 0.85% |
Memberikan pakan ayam pedaging kepada ayam petelur akan menyebabkan kelebihan protein dan energi, yang berujung pada ayam yang terlalu gemuk, penurunan performa bertelur, bahkan kematian. Sebaliknya, memberikan pakan ayam petelur (yang rendah protein dan tinggi kalsium) kepada ayam pedaging akan sangat menghambat pertumbuhan, menyebabkan ayam kurus dan waktu panen yang molor.
Secara ringkas, kesuksesan budidaya unggas bergantung pada pemahaman bahwa ayam pedaging adalah 'mesin pertumbuhan' yang membutuhkan dorongan protein maksimal, sementara ayam petelur adalah 'mesin produksi telur' yang membutuhkan dukungan mineral (terutama kalsium) optimal untuk menjaga kualitas cangkang dan sistem reproduksinya.
Oleh karena itu, peternak wajib memisahkan secara ketat kedua jenis pakan ini sesuai dengan fase dan jenis ayam yang dipelihara untuk mencapai efisiensi biaya dan hasil maksimal.