Tentara Nasional Indonesia (TNI) merupakan institusi pertahanan negara yang terdiri dari tiga matra utama: Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU). Meskipun ketiganya memiliki tujuan fundamental yang sama, yaitu menjaga kedaulatan dan keutuhan NKRI, perbedaan lingkungan operasional dan sejarah masing-masing matra tercermin jelas dalam desain, warna, dan atribut seragam mereka.
Memahami perbedaan seragam ini bukan hanya soal estetika, tetapi juga merupakan bagian dari identitas korps dan pengenalan fungsi spesifik di lapangan. Warna dasar, corak loreng, hingga jenis penutup kepala sering kali menjadi penanda paling cepat untuk membedakan prajurit dari matra yang berbeda.
Visualisasi singkat identitas warna dasar tiga matra.
Perbedaan Utama Berdasarkan Warna Dasar dan Loreng
Perbedaan paling mencolok terletak pada warna dasar seragam lapangan (combat/baju dinas harian), yang merupakan refleksi dari medan tugas utama masing-masing angkatan.
1. Seragam Tentara Darat (AD)
Seragam AD secara tradisional didominasi oleh warna hijau atau cokelat. Warna ini dipilih karena efektif untuk kamuflase di lingkungan hutan dan medan darat.
- Seragam PDL (Pakaian Dinas Lapangan): Umumnya menggunakan warna hijau zaitun atau cokelat muda (khaki), terutama pada seragam loreng (kamuflase).
- Loreng/Kamuflase: Menggunakan pola loreng standar militer yang didominasi gradasi warna hijau, cokelat tua, dan hitam.
- Atribut Khusus: Pangkat dan atribut biasanya diletakkan di dada atau bahu. Seragam dinas harian seringkali berwarna cokelat tua.
2. Seragam Angkatan Laut (AL)
Angkatan Laut beroperasi di lingkungan maritim, sehingga warna seragam mereka sangat erat kaitannya dengan laut.
- Seragam PDL: Warna dominan adalah biru dongker (navy blue) atau putih untuk seragam upacara/pelaut. Seragam kamuflase laut (jika ada) biasanya memadukan biru tua, biru muda, dan abu-abu.
- Seragam Pelaut: Ciri khas AL adalah seragam pelaut yang ikonik, seringkali berwarna putih atau biru tua dengan kerah berbentuk persegi lebar (sailor collar).
- Atribut Khusus: Topi baret atau pet berwarna biru tua sering digunakan. Lambang jangkar menjadi elemen visual penting pada banyak atribut AL.
3. Seragam Angkatan Udara (AU)
Angkatan Udara bertugas di wilayah udara, yang tercermin pada warna biru langit dan abu-abu yang lebih terang dibandingkan matra lain.
- Seragam PDL: Warna khas AU adalah biru langit terang atau abu-abu muda pada seragam dinas harian. Untuk seragam lapangan, mereka menggunakan pola loreng yang cenderung lebih didominasi warna biru dan abu-abu.
- Penerbang: Penerbang (aircrew) sering mengenakan flight suit berwarna biru tua atau hijau sage.
- Atribut Khusus: Warna baret atau pet seringkali berwarna biru muda atau biru tua. Lambang yang merepresentasikan sayap menjadi ciri khas AU.
Perbedaan Atribut Pelengkap
Selain warna pakaian utama, beberapa atribut pelengkap juga memberikan perbedaan signifikan yang mudah dikenali oleh masyarakat awam.
Topi dan Penutup Kepala
Perbedaan pada penutup kepala sangat kentara:
- AD: Umumnya menggunakan helm tempur berwarna hijau, baret (merah untuk Kostrad/Pasukan Khusus, cokelat muda/hijau tua untuk satuan lain), atau PDL topi Rimba.
- AL: Pelaut sering menggunakan topi bundar khas dengan pita hitam atau topi putih. Baret yang digunakan umumnya berwarna biru tua.
- AU: Menggunakan topi pet berwarna biru langit atau biru tua, serta baret berwarna biru muda untuk satuan tertentu.
Pangkat dan Tanda Jabatan
Meskipun sistem pangkat dasar TNI sama (Perwira, Bintara, Tamtama), penempatan dan desain lambang kesatuan atau pangkat dapat bervariasi. Misalnya, pada seragam dinas tertentu, bintara AL mungkin menempatkan tanda pangkatnya di manset lengan, berbeda dengan AD yang cenderung menempatkannya di bahu atau dada.
Kesimpulan
Secara ringkas, perbedaan seragam TNI AD, AL, dan AU adalah manifestasi visual dari tugas dan lingkungan operasional masing-masing angkatan. AD fokus pada hijau/cokelat darat, AL menggunakan biru dongker maritim, sementara AU mengadopsi warna biru langit/abu-abu udara. Identitas ini diperkuat melalui warna, pola loreng, dan atribut pelengkap seperti topi dan lambang, memastikan setiap prajurit dapat dikenali secara instan sesuai matra tempat mereka mengabdi.