Memelihara ayam pedaging membutuhkan manajemen yang sangat terstruktur, dan salah satu pilar utamanya adalah nutrisi. Kunci keberhasilan mencapai bobot optimal dalam waktu singkat terletak pada pemilihan dan formulasi racikan pakan ayam pedaging yang tepat. Pakan bukan sekadar makanan; ia adalah investasi langsung terhadap FCR (Feed Conversion Ratio) dan kesehatan unggas.
Ayam pedaging, terutama strain modern, memiliki laju pertumbuhan yang sangat cepat. Kebutuhan nutrisi mereka berubah seiring tahapan hidup. Secara umum, pakan harus menyediakan energi, protein (asam amino esensial), mineral, vitamin, dan air dalam rasio yang seimbang.
Fase ini kritis. Sistem pencernaan anak ayam masih rentan dan membutuhkan energi mudah serap serta protein kasar yang tinggi (sekitar 22-24%) untuk perkembangan organ vital dan pembentukan bulu awal. Racikan pakan ayam pedaging pada fase ini harus sangat halus (crumble atau mash halus) agar mudah dikonsumsi.
Setelah adaptasi, kebutuhan protein sedikit menurun (sekitar 18-20%) sementara kebutuhan energi ditingkatkan untuk mendorong pertumbuhan massa otot. Pada tahap ini, peternak mulai bisa mengintroduksi bahan baku yang sedikit lebih kasar untuk melatih sistem pencernaan.
Fokus utama adalah efisiensi energi untuk memaksimalkan bobot badan akhir. Kebutuhan protein turun lagi (sekitar 16-18%). Kualitas karbohidrat dan lemak menjadi penentu utama energi yang tersedia untuk deposit daging.
Meskipun banyak peternak memilih pakan pabrikan karena konsistensi, membuat racikan pakan ayam pedaging sendiri memberikan potensi penghematan biaya signifikan, asalkan bahan baku tersedia dan kualitasnya terjamin.
Ini adalah komponen terbesar dalam formulasi (sekitar 60-70%). Sumber utama biasanya adalah jagung, dedak padi, atau sorgum. Jagung menyediakan energi tinggi namun harganya cenderung fluktuatif. Penggunaan bungkil kedelai (selain protein) juga menyumbang energi melalui lemaknya.
Protein sangat vital untuk sintesis otot. Sumber protein terbaik adalah Bungkil Kedelai (BK) karena kandungan asam amino esensialnya (terutama Lisin dan Metionin) yang lengkap. Tepung ikan juga bisa digunakan sebagai suplemen protein berkualitas tinggi, namun harus hati-hati karena potensi bau pada daging jika berlebihan.
Ini mencakup premix vitamin dan mineral, serta bahan tambahan lain seperti obat preventif atau probiotik. Premix harus diberikan sesuai dosis anjuran produsen karena kekurangan atau kelebihan vitamin tertentu dapat mengganggu metabolisme ayam.
Berikut adalah skema kasar yang sering digunakan peternak untuk racikan pakan ayam pedaging fase awal, yang perlu disesuaikan berdasarkan harga dan ketersediaan lokal:
Penting untuk selalu menguji kadar nutrisi bahan baku yang digunakan, terutama jika membuat dalam skala besar. Konsultasi dengan ahli nutrisi ternak sangat disarankan untuk memastikan bahwa racikan pakan ayam pedaging yang Anda buat benar-benar memenuhi standar nutrisi yang dibutuhkan ayam untuk tumbuh maksimal tanpa risiko defisiensi atau toksisitas.
Pengelolaan pakan tidak berhenti pada pencampuran. Cara penyimpanan (bebas lembab dan jamur) serta jadwal pemberian yang konsisten akan memaksimalkan efektivitas setiap gram pakan yang diberikan.