Anis kembang (Zebra Dove) adalah burung kecil yang sangat populer di kalangan penghobi kicau mania di Indonesia. Sementara burung jantan seringkali menjadi sorotan utama karena nyanyiannya yang merdu dan lantang, peran serta keunikan burung betina seringkali luput dari perhatian. Riwikan anis kembang betina memiliki karakteristik tersendiri yang membuatnya istimewa, terutama dalam konteks penangkaran dan kelestarian spesies. Memahami sifat dan kebutuhan indukan betina adalah kunci sukses dalam memelihara atau menangkarkan burung jenis ini.
Secara fisik, betina anis kembang tidak memiliki perbedaan mencolok yang signifikan dibandingkan jantan. Namun, jika diamati lebih dekat, betina cenderung memiliki warna bulu yang sedikit lebih kusam, terutama pada bagian kepala dan dada. Bentuk tubuhnya juga seringkali terlihat sedikit lebih ramping. Perbedaan paling vital terletak pada perilaku dan fungsinya dalam siklus perkembangbiakan. Betina adalah penentu keberhasilan penetasan dan pembesaran anakan.
Perilaku riwikan anis kembang betina saat masa kawin dan bertelur sangat berbeda dengan masa non-breeding. Ketika birahi tercapai, betina akan menunjukkan tanda-tanda seperti lebih sering mangkok (memanggil) dengan suara yang lebih halus dan monoton dibandingkan jantan. Ia juga akan sering mendekati pejantan, menunjukkan gerakan anggukan kepala, dan siap menerima kawin.
Setelah kawin dan persiapan bersarang dimulai, betina mengambil peran sentral dalam pembangunan sarang. Meskipun jantan turut membantu mengumpulkan bahan sarang, betina biasanya yang paling aktif dalam menyusun ranting-ranting kecil, daun kering, atau serabut kelapa menjadi struktur sarang yang kokoh. Setelah sarang selesai, betina akan bertanggung jawab penuh atas proses pengeraman.
Anis kembang betina umumnya bertelur antara satu hingga dua butir per periode. Pengeraman biasanya berlangsung sekitar 13 hingga 15 hari. Selama masa ini, peran betina sangat krusial. Ia akan menghabiskan sebagian besar waktunya di dalam sarang, hanya sesekali keluar untuk makan, minum, atau melakukan 'buang hajat'. Sang jantan biasanya bertugas menjaga area sekitar sarang dan menyediakan makanan bagi betina yang sedang mengeram.
Kesehatan dan nutrisi indukan betina selama periode ini harus diperhatikan secara ekstra. Kekurangan kalsium atau protein dapat menyebabkan masalah serius seperti telur lembek (cacat cangkang) atau bahkan kegagalan dalam proses bertelur (egg binding). Oleh karena itu, para penangkar wajib menyediakan pakan yang kaya nutrisi.
Untuk memaksimalkan produktivitas riwikan anis kembang betina, beberapa aspek perawatan harus difokuskan:
Setelah anakan menetas, peran betina tidak berhenti. Ia akan bekerja sama dengan jantan dalam meloloh (memberi makan) anakan. Biasanya, betina lebih fokus pada tahap awal meloloh, sementara jantan mungkin lebih aktif mencari makanan. Pengamatan intensif diperlukan untuk memastikan kedua induk aktif merawat keturunan mereka.
Riwikan anis kembang betina adalah komponen tak tergantikan dalam keberhasilan penangkaran anis kembang. Meskipun tidak memiliki suara sekeras pejantan, dedikasi mereka dalam mengerami dan merawat anakan menunjukkan pentingnya peran sang induk. Dengan pemahaman yang baik mengenai kebutuhan nutrisi, lingkungan, dan perilaku reproduktifnya, para penghobi dapat memastikan bahwa garis keturunan anis kembang ini terus berkembang dengan sehat. Betina yang terawat baik adalah jaminan bagi keberhasilan jangka panjang dalam hobi kicau mania.