Barisan Ansor Serbaguna, atau yang lebih dikenal dengan akronim Banser, merupakan unit inti dari Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor). Organisasi ini memegang peran krusial dalam menjaga keutuhan bangsa, menegakkan nilai-nilai keislaman Ahlussunnah Wal Jama'ah, serta membantu menjaga keamanan masyarakat sipil di lingkungan masing-masing. Pembentukan satuan Banser didasari oleh kebutuhan nyata untuk memiliki barisan yang disiplin, terlatih, dan siap bergerak dalam merespons berbagai tantangan sosial dan keamanan.
Setiap anggota Banser terikat oleh sumpah dan janji yang mengutamakan loyalitas terhadap NKRI, Pancasila, dan kepemimpinan organisasi. Struktur organisasi Banser sangat terperinci, mulai dari tingkat pusat hingga ranting (tingkat desa/kelurahan). Pemahaman mengenai satuan Banser tidak lepas dari hierarki yang ketat, yang memastikan bahwa setiap perintah dan instruksi dapat dilaksanakan secara efektif dan seragam di seluruh wilayah operasional.
Struktur operasional Banser di lapangan dibentuk berdasarkan kebutuhan geografis dan demografis. Pada tingkat dasar, terdapat beberapa satuan inti yang menjadi ujung tombak pelaksanaan tugas. Satuan ini umumnya terdiri dari Banser Inti (yang menjalankan tugas-tugas rutin pengamanan dan pengawalan), serta satuan khusus yang dibentuk untuk tugas spesifik seperti penanganan bencana (Basarnas Ansor) atau pengamanan acara besar keagamaan dan kenegaraan.
Pembagian satuan ini memastikan adanya spesialisasi. Misalnya, unit yang bertanggung jawab dalam pengaturan lalu lintas saat ada kegiatan besar akan berbeda dengan tim yang fokus pada pengamanan rumah ibadah. Kepemimpinan di tingkat satuan ini biasanya dipegang oleh seorang Komandan Satuan (Dansat) yang bertanggung jawab langsung kepada pimpinan tingkatan di atasnya. Disiplin adalah kata kunci utama; tanpa kedisiplinan struktural, efektivitas kerja Banser dalam skala besar akan menurun drastis.
Tugas Banser melampaui sekadar pengamanan fisik. Secara umum, peran mereka dapat dibagi menjadi tiga pilar utama: Keamanan, Sosial, dan Keagamaan. Dalam aspek keamanan, satuan Banser sering kali bekerja sama dengan aparat negara (TNI/Polri) dalam menjaga ketertiban umum, terutama saat ada kegiatan masyarakat berskala besar yang melibatkan kerumunan massa. Mereka bertindak sebagai mitra dalam menjaga kondusifitas lingkungan.
Aspek sosial terlihat jelas saat terjadi bencana alam. Satuan Banser Respons Darurat Bencana (BRDB) dikerahkan untuk membantu evakuasi, distribusi logistik, dan mendirikan posko darurat. Ini menunjukkan bahwa satuan Banser adalah pelayan masyarakat yang siap berkorban demi kemanusiaan. Sementara itu, dalam ranah keagamaan, mereka memastikan bahwa kegiatan keagamaan dapat berjalan aman, tertib, dan sesuai dengan kaidah yang dianut oleh Nahdlatul Ulama (NU) selaku induk organisasi.
Menjadi anggota satuan Banser bukanlah proses yang instan. Calon anggota harus melewati serangkaian pendidikan dan pelatihan yang sangat ketat, yang dikenal sebagai Pendidikan Dasar (Diktar). Dalam Diktar, materi yang diberikan mencakup pelatihan baris-berbaris (drill), tata tertib organisasi, bela negara, pengetahuan tentang ideologi Pancasila, hingga keterampilan dasar pertolongan pertama.
Pelatihan ini dirancang untuk membentuk karakter anggota agar memiliki rasa tanggung jawab kolektif dan individu yang tinggi. Setelah lulus Diktar, anggota tersebut baru resmi menjadi bagian dari struktur satuan Banser. Proses pembinaan ini bersifat berkelanjutan; latihan rutin dan penyegaran pengetahuan menjadi agenda wajib untuk menjaga kesiapan operasional seluruh satuan, memastikan mereka selalu relevan dengan dinamika tantangan yang ada di masyarakat.