Simbolisasi persatuan dan keteguhan.
Pengantar Semboyan Abadi
Dalam lanskap institusi militer dan pertahanan negara, semboyan bukan sekadar kata-kata puitis; ia adalah kompas moral, penjelas identitas, dan manifestasi dari sumpah bakti. Salah satu semboyan yang memiliki bobot historis dan filosofis mendalam di kalangan TNI Angkatan Darat adalah Semboyan Kartika Eka Paksi. Semboyan ini telah mengakar kuat, menjadi pedoman bagi setiap prajurit dalam menjalankan tugas dan pengabdiannya kepada bangsa dan negara.
Memahami makna di balik Semboyan Kartika Eka Paksi memerlukan pembedahan terhadap setiap komponen kata yang membentuknya. Semboyan ini mencerminkan cita-cita luhur, integritas tanpa kompromi, serta dedikasi penuh yang harus dimiliki oleh komponen darat bangsa.
Analisis Filosofis Kata per Kata
Untuk mengurai kedalaman maknanya, kita perlu memisahkan tiga unsur utama dalam semboyan ini:
1. Kartika
Kartika berasal dari bahasa Sanskerta yang berarti bintang. Dalam konteks ini, bintang melambangkan cahaya, petunjuk, dan sesuatu yang tinggi serta mulia. Bintang seringkali diasosiasikan dengan ketetapan, tidak pernah padam, dan menjadi penunjuk arah bagi pelaut atau musafir. Bagi prajurit, Kartika merepresentasikan cita-cita luhur untuk menjadi penerang dan penunjuk jalan dalam menjaga kedaulatan negara. Ia adalah simbol moralitas dan standar tertinggi yang harus dicapai.
2. Eka
Kata Eka berarti satu atau tunggal. Unsur ini menekankan pada kesatuan, keutuhan, dan fokus. Dalam konteks pertahanan, Eka menegaskan bahwa meski terdiri dari banyak elemen, kekuatan darat harus bertindak sebagai satu kesatuan yang solid. Tidak ada perpecahan internal; segala upaya diarahkan pada satu tujuan tunggal, yaitu menjaga keutuhan wilayah dan ideologi bangsa.
3. Paksi
Kata Paksi adalah terjemahan dari burung. Burung, secara umum, melambangkan kebebasan, keberanian, dan kemampuan untuk menjangkau ketinggian. Namun, dalam konteks militer yang lebih spesifik, Paksi merujuk pada sayap yang kuat dan kokoh, atau dalam beberapa interpretasi, mengarah pada konteks penerbangan atau daya jelajah. Lebih mendalam lagi, Paksi diartikan sebagai prajurit itu sendiri—individu yang tangkas, selalu siap bergerak, dan memiliki semangat juang yang tinggi.
Sintesis Makna Semboyan Kartika Eka Paksi
Ketika ketiganya digabungkan—Kartika Eka Paksi—maknanya menjadi sangat padat: "Bintang Tunggal/Satu Sayap (Prajurit)". Ini sering ditafsirkan sebagai 'Prajurit yang menjadi Bintang Penunjuk Jalan' atau 'Prajurit yang Mengabdi sebagai Satu Kesatuan yang Teguh'.
Semboyan ini menuntut prajurit TNI AD untuk menjadi sosok yang:
- Memiliki integritas moral secerah bintang (Kartika).
- Bertindak serempak dan utuh, tanpa terpecah belah (Eka).
- Selalu siaga, berani, dan siap bergerak cepat dalam tugas (Paksi).
Pengamalan Semboyan Kartika Eka Paksi memastikan bahwa Angkatan Darat tidak hanya berperan sebagai kekuatan pemukul, tetapi juga sebagai kekuatan pemersatu dan pengayom masyarakat. Mereka adalah mercusuar bagi stabilitas nasional.
Relevansi di Era Modern
Di tengah tantangan keamanan modern yang semakin kompleks, mulai dari ancaman hibrida hingga dinamika geopolitik, relevansi Semboyan Kartika Eka Paksi justru semakin tajam. Tuntutan profesionalisme, adaptasi teknologi, dan kedekatan dengan rakyat menjadi barometer keberhasilan implementasi semboyan ini.
Kesatuan (Eka) kini bukan hanya antar prajurit di lapangan, tetapi juga kesatuan visi antara institusi dan kebijakan negara. Keteguhan (Kartika) diuji dalam menjaga netralitas dan profesionalisme di tengah hiruk pikuk politik. Dan kesiapan bergerak (Paksi) harus mencakup kemampuan adaptasi cepat terhadap peperangan abad ke-21. Semboyan ini berfungsi sebagai pengingat konstan bahwa fondasi kekuatan militer terletak pada disiplin diri dan dedikasi yang tanpa pamrih.
Oleh karena itu, setiap kali Semboyan Kartika Eka Paksi diucapkan atau tertulis, ia membawa memori kolektif tentang perjuangan para pendahulu dan harapan masa depan bangsa, menjadikannya lebih dari sekadar jargon, melainkan janji suci yang harus ditepati.