Ilustrasi Sederhana: Fokus pada area yang sering merasakan nyeri.
Penyakit apendiks, atau yang lebih dikenal sebagai radang usus buntu (apendisitis), adalah kondisi medis darurat yang memerlukan perhatian segera. Apendiks adalah kantung kecil yang menempel pada usus besar, dan ketika meradang, gejalanya bisa berkembang sangat cepat dan mengancam jiwa jika tidak ditangani dengan operasi (apendiktomi).
Mengenali tanda penyakit apendiks sejak dini adalah kunci untuk mencegah komplikasi serius seperti perforasi (pecah). Gejala apendisitis seringkali dimulai secara samar namun kemudian berkembang menjadi nyeri yang intens dan menetap.
Gejala Utama dan Perkembangan Nyeri
Perjalanan gejala apendisitis biasanya cukup khas, meskipun tidak selalu terjadi pada semua individu. Hal yang paling menonjol adalah pergeseran lokasi nyeri.
1. Nyeri Perut yang Berpindah (Migrasi Nyeri)
Ini adalah tanda klasik. Awalnya, rasa nyeri seringkali terasa samar di sekitar pusar (periumbilikal) atau perut bagian atas. Sensasi ini mungkin terasa seperti kram ringan dan bisa datang dan pergi.
Namun, dalam beberapa jam (biasanya 4 hingga 24 jam), nyeri akan bermigrasi dan menetap di perut kanan bawah. Area ini dikenal sebagai Titik McBurney. Nyeri di area ini cenderung menjadi tajam, konstan, dan semakin parah.
2. Nyeri yang Memburuk Saat Bergerak
Ketika peradangan semakin parah, gerakan sederhana dapat memicu rasa sakit yang hebat. Ini termasuk batuk, bersin, berjalan, atau bahkan hanya menekan lembut area tersebut dan kemudian melepas tekanan (disebut rebound tenderness).
Tanda Penyakit Apendiks Lainnya yang Perlu Diperhatikan
Selain nyeri perut, ada beberapa gejala sistemik lain yang sering menyertai apendisitis:
- Kehilangan Nafsu Makan (Anoreksia): Hampir semua pasien apendisitis mengalami penurunan atau hilangnya keinginan untuk makan.
- Mual dan Muntah: Rasa mual seringkali muncul setelah nyeri perut dimulai. Muntah biasanya ringan dan tidak sering.
- Demam Ringan: Suhu tubuh mungkin meningkat sedikit (biasanya di bawah 38.5°C). Demam tinggi biasanya mengindikasikan infeksi yang lebih parah atau kemungkinan ruptur.
- Perubahan pada Buang Air Besar: Beberapa orang mungkin mengalami sembelit atau diare ringan. Jika apendiks meradang berada dekat dengan kandung kemih atau rektum, ini dapat menyebabkan peningkatan frekuensi buang air kecil atau urgensi buang air besar.
Perbedaan pada Anak-Anak dan Lansia
Penting untuk diingat bahwa presentasi tanda penyakit apendiks dapat berbeda tergantung usia pasien. Pada anak-anak kecil, gejala mungkin tidak terdefinisi dengan baik; mereka mungkin hanya rewel, menarik kaki ke dada, atau menolak makan.
Pada lansia, respons peradangan seringkali lebih tumpul. Nyeri mungkin tidak seintens pada orang muda, dan demam mungkin tidak muncul, yang dapat menunda diagnosis vital.
Kapan Harus Segera Mencari Bantuan Medis?
Apendisitis adalah kondisi yang tidak akan sembuh dengan sendirinya. Jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang dijelaskan di atas, terutama nyeri perut yang menetap dan memburuk di kanan bawah, jangan menunda. Segera kunjungi Unit Gawat Darurat (UGD).
Penundaan pengobatan dapat menyebabkan apendiks pecah. Ketika ini terjadi, isi usus menyebar ke rongga perut, menyebabkan peritonitis—infeksi serius yang jauh lebih sulit diobati dan berpotensi fatal.
Diagnosis pasti memerlukan pemeriksaan fisik oleh dokter, tes darah (untuk melihat peningkatan sel darah putih), dan seringkali pencitraan seperti USG atau CT scan. Mengambil obat pereda nyeri sebelum diagnosis dapat menutupi gejala penting dan menyulitkan dokter dalam menentukan lokasi dan keparahan radang. Oleh karena itu, hindari mengonsumsi obat apa pun sebelum bertemu dokter.