Representasi visual Selenium (Se) bekerja sebagai pelindung (guard) dalam sistem biologis.
Selenium (Se) sering kali tidak diklasifikasikan sebagai vitamin murni, melainkan sebagai mineral esensial yang memiliki peran vital serupa dengan vitamin dalam mendukung berbagai fungsi tubuh. Namun, penting untuk memahami bahwa nutrisi ini bekerja erat dengan vitamin, terutama yang bersifat antioksidan, dan sering ditemukan dalam suplemen yang juga mengandung vitamin. Kekurangan selenium dapat berdampak signifikan pada kesehatan, menjadikannya komponen yang wajib diperhatikan dalam asupan harian.
Selenium adalah mikronutrien yang terlibat langsung dalam sintesis protein, metabolisme, dan yang paling utama, sebagai komponen kunci dari enzim antioksidan kuat. Tubuh manusia membutuhkan selenium untuk memproduksi selenoprotein, yang fungsinya sangat beragam, mulai dari menjaga integritas DNA hingga mengatur fungsi kelenjar tiroid.
Fungsi paling terkenal dari selenium adalah sebagai bagian dari enzim Glutathione Peroxidase (GPx). Enzim ini merupakan lini pertahanan pertama tubuh terhadap stres oksidatif. Stres oksidatif terjadi ketika ada ketidakseimbangan antara radikal bebas berbahaya dan kemampuan tubuh untuk menetralisirnya. Radikal bebas ini jika dibiarkan dapat merusak sel dan DNA, berkontribusi pada penuaan dini dan penyakit kronis. Dengan adanya selenoprotein, tubuh dapat menetralkan radikal bebas ini secara efektif.
Meskipun sering dicari dalam bentuk suplemen vitamin, selenium paling baik diperoleh dari makanan sehari-hari. Kandungan selenium dalam makanan sangat bervariasi tergantung pada kandungan selenium dalam tanah tempat tanaman tumbuh atau tempat hewan tersebut diberi pakan. Berikut adalah beberapa sumber makanan yang kaya selenium:
Dalam konteks suplemen gabungan, selenium sering dipasangkan dengan vitamin tertentu untuk meningkatkan efek sinergisnya. Interaksi yang paling menonjol adalah dengan:
Meskipun suplemen yang mengandung selenium dan vitamin tertentu dapat bermanfaat, selalu disarankan untuk mendapatkan nutrisi melalui makanan utuh terlebih dahulu. Konsumsi selenium yang berlebihan (toksisitas) dapat terjadi, terutama dari konsumsi Kacang Brasil yang berlebihan, sehingga keseimbangan sangatlah krusial.
Selain peran utamanya sebagai antioksidan, selenium juga mendukung beberapa sistem penting lainnya:
Memastikan kecukupan asupan selenium, baik melalui makanan kaya nutrisi maupun suplemen yang mengandung vitamin pendukung, adalah langkah proaktif dalam menjaga fondasi kesehatan jangka panjang. Selalu konsultasikan dengan profesional kesehatan sebelum memulai rejimen suplemen dosis tinggi, terutama karena batas atas asupan selenium relatif rendah dibandingkan mineral lainnya.