Dalam konteks kesehatan masyarakat di Indonesia, seringkali muncul akronim atau pedoman yang menjadi acuan utama bagi tenaga kesehatan maupun masyarakat awam. Salah satu yang penting untuk dipahami adalah kerangka kerja yang dikenal sebagai "10 Tanc" berdasarkan panduan dari Kementerian Kesehatan (Depkes) terdahulu. Meskipun istilah ini mungkin bervariasi seiring perkembangan kebijakan, prinsip dasar yang mendasarinya tetap relevan dalam upaya promotif dan preventif.
Konsep 10 Tanc merangkum sepuluh area intervensi kritis yang harus diperhatikan untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Ini adalah pendekatan holistik yang mencakup aspek individu, keluarga, hingga lingkungan.
*Ilustrasi Pilar Utama Kesehatan
Meskipun detail pasti mengenai nomenklatur "10 Tanc" mungkin berkembang, fokus utamanya selalu berkisar pada sepuluh bidang pelayanan dasar yang harus disediakan oleh sistem kesehatan. Sepuluh area ini biasanya mencakup fondasi dari upaya kesehatan primer (Primary Health Care).
Ini adalah fondasi utama, meliputi perawatan pra-kehamilan, saat melahirkan, dan pasca-persalinan, serta pemantauan tumbuh kembang anak. Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator vital keberhasilan program kesehatan nasional.
Fokus pada penanggulangan gizi kurang, stunting, serta promosi pola makan seimbang untuk semua kelompok usia, mulai dari balita hingga lansia.
Meliputi imunisasi wajib, pengendalian penyakit seperti TBC, HIV/AIDS, serta program Surveilans Epidemiologi untuk pencegahan wabah.
Memastikan ketersediaan air bersih, pengelolaan sampah yang baik, dan sanitasi layak untuk mencegah penyakit berbasis lingkungan.
Area yang semakin penting, mencakup deteksi dini dan manajemen penyakit seperti hipertensi, diabetes melitus, dan penyakit jantung.
Program kesehatan yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), termasuk pemeriksaan kesehatan rutin dan edukasi.
Memastikan ketersediaan, mutu, dan aksesibilitas obat-obatan esensial di tingkat layanan primer.
Fokus pada edukasi gaya hidup sehat, kampanye kesehatan, dan pelibatan aktif masyarakat dalam pemeliharaan kesehatan mereka sendiri.
Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana alam atau kejadian luar biasa (KLB) serta penyediaan layanan gawat darurat dasar.
Aspek yang mungkin tergabung atau terpisah, namun penting untuk menjamin lingkungan kerja yang aman dan memberikan perhatian khusus pada peningkatan kualitas hidup lansia.
Kerangka 10 Tanc (atau variannya) berfungsi sebagai daftar periksa komprehensif yang memastikan bahwa program kesehatan di tingkat puskesmas dan layanan kesehatan primer tidak meninggalkan aspek penting. Kegagalan dalam salah satu pilar ini dapat berdampak negatif pada pilar lainnya. Misalnya, sanitasi yang buruk (Pilar 4) secara langsung meningkatkan kasus penyakit menular (Pilar 3) dan mempengaruhi status gizi anak (Pilar 2).
Fokus pada aspek preventif dan promotif adalah kunci utama yang ditekankan oleh kerangka ini. Daripada hanya fokus pada pengobatan kuratif saat penyakit sudah terjadi, pendekatan ini mendorong investasi pada pencegahan.
Walaupun istilah ini mungkin merupakan turunan dari regulasi lama, semangat di baliknya—yaitu menyediakan layanan kesehatan dasar yang menyeluruh—tetap menjadi acuan utama dalam Desain Besar Pembangunan Kesehatan Nasional saat ini. Program seperti Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) secara inheren mencakup banyak elemen yang ada dalam 10 Tanc, seperti peningkatan aktivitas fisik, perbaikan pola makan, dan peningkatan kesadaran kesehatan.
Kesuksesan implementasi 10 Tanc sangat bergantung pada kolaborasi lintas sektor. Kesehatan bukan hanya tanggung jawab Dinas Kesehatan; sanitasi membutuhkan Dinas Pekerjaan Umum, gizi membutuhkan Dinas Pertanian, dan kesehatan mental memerlukan dukungan dari berbagai lapisan masyarakat. Ketika semua elemen ini terintegrasi berdasarkan panduan dasar ini, terciptalah lingkungan yang mendukung warga negara untuk hidup lebih sehat dan produktif.