Perhatikan kenyamanan dan isolasi termal pada alas.
Proses pengeraman adalah fase krusial dalam siklus hidup ayam. Keberhasilan penetasan sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang stabil, dan salah satu faktor penentu utamanya adalah kualitas alas atau litter di dalam sarang. Alas yang baik tidak hanya memberikan kenyamanan bagi induk ayam, tetapi juga berfungsi vital sebagai isolator suhu dan kelembaban. Memilih material yang salah dapat meningkatkan risiko telur retak, gagal menetas, atau bahkan memicu pertumbuhan bakteri yang merugikan embrio.
Induk ayam membutuhkan suhu yang relatif konstan untuk menjaga viabilitas embrio. Alas yang efektif harus mampu menjaga kehangatan tubuh induk agar tidak hilang terlalu cepat ke tanah atau lantai kandang. Selain isolasi termal, alas harus memiliki kemampuan menyerap kelembaban yang baik. Lingkungan yang terlalu lembab dapat membuat telur menjadi dingin secara drastis jika induk meninggalkan sarang sebentar, dan juga memicu perkembangan jamur atau lumut.
Fungsi ketiga adalah perlindungan fisik. Alas bertindak sebagai bantalan yang meredam guncangan. Ketika ayam bergerak atau mencari posisi, alas yang tebal dan empuk meminimalkan risiko telur beradu satu sama lain atau terbentur permukaan keras, yang merupakan penyebab umum pecahnya telur.
Untuk memastikan induk ayam mendapatkan lingkungan pengeraman yang optimal, beberapa kriteria material alas harus dipenuhi:
Para peternak tradisional maupun modern cenderung menggunakan beberapa jenis material spesifik untuk alas pengeraman. Evaluasi material ini membantu Anda memutuskan pilihan terbaik sesuai ketersediaan sumber daya Anda.
Jerami adalah pilihan klasik dan seringkali yang terbaik. Keunggulannya terletak pada teksturnya yang berongga, memberikan isolasi udara yang sangat baik. Jerami kering memiliki daya serap yang cukup baik dan relatif mudah didapatkan. Namun, pastikan jerami benar-benar kering sebelum digunakan. Jerami yang agak lembab akan cepat membusuk dan menghasilkan panas berlebih atau malah menjadi dingin.
Serutan kayu, terutama dari pohon yang tidak beraroma tajam (seperti pinus yang sudah diolah atau kayu keras lainnya), sangat populer karena daya serapnya yang superior terhadap kelembaban. Serutan kayu tebal menciptakan bantalan yang sangat nyaman dan padat. Penting untuk menghindari serutan kayu dari kayu yang mengandung minyak volatil tinggi (misalnya cedar mentah), karena uapnya dapat mengganggu sistem pernapasan embrio.
Sekam padi adalah pilihan ekonomis di daerah pertanian padi. Sekam memiliki struktur yang keras namun ringan, yang memberikan aerasi yang baik di bawah induk. Meskipun daya serapnya baik, sekam bisa menjadi kurang empuk dibandingkan jerami atau serutan kayu. Perlu diperhatikan untuk menumpuknya dengan ketebalan yang memadai agar isolasi tetap maksimal.
Tidak peduli material apa yang Anda pilih, ketebalan alas sangat menentukan keberhasilan isolasi. Alas pengeraman idealnya harus memiliki ketebalan minimal 5 hingga 10 sentimeter setelah dipadatkan oleh berat induk ayam. Ketebalan ini memastikan bahwa panas dari tubuh induk tidak langsung terserap oleh lantai kandang yang mungkin dingin, terutama pada malam hari. Jika alas terlalu tipis, induk akan terus-menerus merasa tidak nyaman dan sering bangkit untuk mengatur posisi, yang dapat mengganggu perkembangan embrio.
Pastikan induk ayam selalu memiliki opsi untuk 'menggali' atau membuat cekungan kecil pada alas agar telur-telurnya terkumpul pada satu titik yang hangat. Struktur alas yang sedikit gembur memudahkan induk melakukan penataan sarangnya sendiri. Mengganti atau menambahkan material alas secara berkala (terutama jika ada kotoran atau kelembaban berlebih) adalah praktik kebersihan yang sangat dianjurkan untuk menjaga lingkungan pengeraman tetap higienis dan optimal.