Angkatan Bersenjata Uni Soviet, atau yang secara resmi dikenal sebagai Tentara Merah (Red Army) hingga tahun 1946, merupakan salah satu kekuatan militer terbesar dan paling berpengaruh di dunia selama hampir tujuh dekade keberadaannya. Dibentuk dari puing-puing Kekaisaran Rusia setelah Revolusi Oktober, kekuatan ini menjadi pilar utama kebijakan luar negeri dan pertahanan ideologi Komunis di bawah Partai Komunis Uni Soviet. Skala dan kompleksitas organisasi militer ini sangat masif, mencerminkan ambisi geopolitik Moskow.
Struktur dan Komponen Utama
Struktur Angkatan Bersenjata Uni Soviet sangat terpusat dan didominasi oleh kebutuhan akan pertahanan kontinental yang kuat melawan NATO. Secara umum, Angkatan Bersenjata Soviet terbagi menjadi lima cabang utama yang saling terkoordinasi. Angkatan Darat (Sukhoputnye Voyska) adalah komponen terbesar, terkenal dengan doktrin pertahanan mendalamnya dan penggunaan massal tank serta artileri. Selama Perang Dingin, doktrin ini berevolusi untuk memungkinkan serangan balik cepat melalui Eropa Tengah jika terjadi konflik besar.
Komponen kedua yang sangat penting adalah Angkatan Udara Soviet (VVS), yang bertugas menyediakan superioritas udara dan dukungan taktis. Meskipun sering kali dianggap tertinggal dalam hal avionik dibandingkan Barat pada periode tertentu, jumlah pesawat tempur dan pembom strategis Soviet sangatlah besar, menjadi penyeimbang kekuatan udara Amerika Serikat. Tak ketinggalan, Armada Laut Merah (Voenno-Morskoy Flot) dikembangkan dengan kecepatan tinggi, fokus pada kapal selam rudal balistik yang menjadi bagian integral dari trias nuklir Soviet.
Trias Nuklir dan Doktrin Strategis
Kekuatan sejati yang menahan Barat bukanlah hanya jumlah tank atau infanteri, melainkan pengembangan senjata pemusnah massal. Angkatan Bersenjata Uni Soviet mengoperasikan Trias Nuklir yang terdiri dari rudal balistik antarbenua (ICBM), rudal yang ditembakkan dari kapal selam (SLBM), dan pembom jarak jauh. Doktrin awal Soviet menekankan pada mobilisasi cepat dan penggunaan senjata konvensional skala besar, namun setelah krisis rudal Kuba, pencegahan nuklir menjadi inti dari strategi mereka, memastikan bahwa konflik apapun akan berujung pada kehancuran bersama (MAD - Mutually Assured Destruction).
Selain kekuatan militer reguler, perlu dicatat peran penting pasukan khusus seperti Spetsnaz, yang bertugas untuk operasi rahasia, sabotase, dan pengintaian di belakang garis musuh. Keberadaan mereka seringkali hanya dibicarakan dalam bisikan di intelijen Barat, tetapi peran mereka dalam latihan dan operasi terbatas sangatlah signifikan bagi keamanan ideologis rezim.
Masa Puncak dan Reformasi Akhir
Pada puncaknya, Angkatan Bersenjata Uni Soviet mencapai jutaan personel aktif, menjadikannya tentara terbesar yang pernah ada dalam sejarah modern berdasarkan jumlah personel aktif. Namun, tantangan ekonomi yang semakin memburuk pada dekade 1980-an mulai menghambat modernisasi dan pemeliharaan armada raksasa ini. Reformasi yang diperkenalkan oleh Mikhail Gorbachev, terutama restrukturisasi doktrin menjadi "Pertahanan yang Cukup", mencoba mengurangi beban ekonomi militer.
Meskipun upaya reformasi dilakukan, masalah struktural, korupsi, dan semangat juang yang menurun di tengah krisis politik domestik menyebabkan penurunan efektivitas. Akhir dari keberadaan Uni Soviet secara otomatis mengakhiri Angkatan Bersenjata Uni Soviet. Warisan kekuatan militer ini terpecah menjadi angkatan bersenjata negara-negara penerus, terutama Federasi Rusia, yang mewarisi sebagian besar persenjataan dan tradisi tempur Soviet. Analisis terhadap organisasi militer ini tetap penting untuk memahami dinamika konflik abad ke-20.