Angkatan Darat adalah komponen utama dari kekuatan militer suatu negara yang bertugas melaksanakan operasi tempur di darat. Dalam konteks pertahanan dan keamanan nasional, Angkatan Darat memegang peran krusial sebagai garda terdepan dalam mempertahankan kedaulatan wilayah daratan, melindungi aset strategis, dan menindak segala bentuk ancaman yang berasal dari darat, baik yang bersifat konvensional maupun non-konvensional.
Tugas Angkatan Darat jauh melampaui sekadar peperangan. Secara fundamental, Angkatan Darat bertanggung jawab untuk menyelenggarakan operasi militer perang (OMP) yang meliputi pertahanan wilayah dari invasi, serangan mendadak, atau upaya destabilisasi dari luar maupun dalam negeri. Ini memerlukan kesiapan operasional yang tinggi, mulai dari unit infanteri, kavaleri, artileri, hingga unit pendukung lainnya.
Selain OMP, Angkatan Darat juga mengemban tugas Operasi Militer Selain Perang (OMSP). Dalam konteks OMSP, peranannya meluas ke upaya penanggulangan terorisme, pengamanan wilayah perbatasan yang rawan, operasi pemulihan pasca-bencana alam, dan bahkan turut serta dalam upaya mendukung pembangunan nasional di daerah-daerah terpencil. Kemampuan mobilisasi cepat dan daya tahan di medan yang sulit menjadikan Angkatan Darat unik dalam menjalankan mandat ini.
Sebuah Angkatan Darat modern tersusun atas berbagai cabang utama yang saling terintegrasi. Cabang-cabang tempur seperti Infanteri (pasukan berjalan kaki), Kavaleri (penggunaan kendaraan lapis baja), dan Artileri (dukungan tembakan jarak jauh) membentuk tulang punggung kekuatan serang dan penahan. Mereka didukung oleh kecabangan bantuan tempur seperti Zeni (rekayasa militer), Peralatan, dan Bekang (logistik).
Keberhasilan operasi darat sangat bergantung pada rantai komando yang jelas dan disiplin yang ketat. Setiap prajurit dilatih untuk beroperasi dalam unit kecil hingga besar, memastikan bahwa koordinasi tetap terjaga meski dalam kondisi pertempuran yang paling kacau sekalipun. Pelatihan berkelanjutan, mulai dari menembak mahir hingga operasi gabungan dengan matra lain (Laut dan Udara), adalah bagian integral dari pemeliharaan kesiapan tempur.
Di era peperangan modern, definisi angkatan darat adalah entitas yang semakin bergantung pada teknologi. Teknologi informasi, peperangan siber, dan sistem persenjataan presisi tinggi kini menjadi elemen penting. Namun, tantangan terbesar seringkali tetap berada di ranah non-teknologi, yaitu kemampuan beradaptasi dengan spektrum ancaman yang luas.
Ancaman asimetris, seperti pergerakan kelompok bersenjata ilegal atau ancaman terorisme yang menyusup ke masyarakat sipil, menuntut Angkatan Darat untuk menerapkan pendekatan yang lebih humanis sekaligus tegas. Hal ini mengharuskan prajurit tidak hanya menguasai taktik militer tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang konteks sosial dan budaya di mana mereka bertugas. Keterlibatan dalam operasi perdamaian dunia juga menjadi salah satu wajah modern Angkatan Darat, menunjukkan komitmen pada stabilitas regional dan global.
Angkatan Darat tidak beroperasi dalam isolasi. Dalam sebuah struktur pertahanan negara yang utuh, sinergi antara Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara sangat vital. Operasi gabungan (combined arms operations) dirancang untuk memaksimalkan efek kekuatan masing-masing matra. Misalnya, dukungan udara taktis dari Angkatan Udara sangat penting untuk memecah konsentrasi musuh sebelum pasukan darat melakukan serangan penyelesaian, sementara Angkatan Laut mengamankan jalur suplai maritim. Kunci utama dalam sistem pertahanan terpadu ini adalah interoperabilitas dan komando terpusat yang efektif.